Wisata Pantai Batakan Tanahlaut

Wisata Pantai Batakan Tanahlaut, Menyeberang ke Pulau Datu Berziarah ke Makam Datu Pamulutan

Pulau kecil yang ada makam ulama ini berlokasi di Desa Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan.

Penulis: Salmah | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/salmah
Makam Datu yang ada di Pulau kecil ini dulu masuk di wilayah Batakan sekarang adanya pemekaran masuk ke wilayah Desa Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pulau Datu menjadi salah satu objek wisata religi di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Pulau kecil yang ada makam ulama ini berlokasi di Desa Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan.

Makam Datu Pamulutan, makam murid beliau dan makam dua tokoh masyarakat setempat.

Itulah yang diziarahi para pengunjung Pulau Datu yang berjarak sekitar 2 Km dari Pantai Tanjung Dewa.

Konon, sebutan Datu Pamulutan disematkan karena ulama yang bernama asli Sultan Hamidinsyah atau nama samaran saat berdakwah M Thaher itu semasa hidup kebiasaannya menangkap burung dengan pulut (semacam getah).

Wisata Pantai Batakan Tanahlaut, Kini Ada Pantai Baru Tak Jauh dari Pantai Lama

Wisata Pantai Batakan Tanahlaut, Rasakan Sensasi Naik Banana Boat

Sultan Hamidinsyah atau Datu Pamulutan berasal dari Desa Batang Banyu Mangapan, Martapura, Kabupaten Banjar.

Ia punya adik Sultan Ribuansyah yang juga penyebar dakwah Islam.

Datu Pamulutan punya murid setia yaitu H Syamsudin atau bernama asli Bamasara yang juga dimakamkan dekat makam sang guru.

Selain itu ada makam H Abdussamad dan H Jafri, dua bersaudara yang juga ulama setempat.

Datu Pamulutan adalah tokoh perjuangan yang mengkoordinir masyarakat Tanjung Dewa mengusir kedatangan bangsa penjajah.

Beliau wafat pada 1817 M. Sedangkan muridnya wafat pada 1825 M.

Semasa hidup, Datu Pamulutan pernah berpesan bahwa jika ia meninggal agar dimakamkan di Desa Tanjung Dewa.

Kemudian beliau menggaris tanah dengan ibu jari kaki dengan maksud membatasi tanah dari hal-hal najis.

Saat wafat di Martapura, sesuai pesan maka jenazah Datu Pamulutan dibawa ke Desa Tanjung Dewa melalui jalur air, sebab jalur darat masih terbilang sulit.

Jenazah dibawa dengan perahu menyusur sungai dan menyisir pantai hingga tiba di Tanjung Dewa untuk dimakamkan.

Dan lama-kelamaan kawasan daratan tempat bermakamnya itu terpisah dengan Desa Tanjung Dewa hingga menjadi pulau kecil.

Dari Pantai Batakan maupun Pantai Tanjung Dewa kita bisa menumpang perahu untuk berziarah ke pulau Datu.

(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved