Eksotisme Air Terjun Bajuin Tanahlaut
Sempat Meredup, Dispar Berobsesi Kembalikan Kejayaan Pamor Era 1980-an
Pembenahan fisik dan pembinaan warga yang dilakukan Dinas Pariwisata Tala membuat pamor objek wisata Air Terjun Bajuin kembali meningkat.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Air Terjun Bajuin (ATB) di Desa Sungaibakar, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), mulai dijadikan objek wisata sejak tahun 1980-an.
Kala itu, sektor kepariwisataan masih ditangani oleh Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Tala.
Tahun 1987, terbit SHM (sertifikat hak milik) oleh Badan Pertanahan Nasional melalui Kementerian Pariwisata untuk ATB sebagai legalitas peuntukan kegiatan pariwisata. Luasannya, 20 hektare.
Pada era 1980-1995, ATB menjadi detinasi wisata favorit di Kalimantan Selatan. Sejak 1995 hingga 2018 terjadi penurunan kunjungan secara signifikan. Penyebabnya, lantaran kurangnya perawatan fasilitas.
• Udara Sejuk di Air Terjun Bajuin Kalsel Berpagar Pegunungan Menghijau
• Objek Wisata Air Terjun Bajuin Kabupaten Tala Dipoles, Banyak Spot Swafoto Ciamik
"Selain itu juga akibat adanya oknum yang melakukan tindakan-tindakan tak terpuji, sehingga orang menjadi takut berkunjung," papar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tala, Ismail Fahmi, kepada Banjarmasinpost.co.id, Senin (13/7/2020).
Tindakan tak terpuji tersebut menyebabkan terdegradasinya kepercayaan pengunjung terhadap ATB.
Hal tersebut berimplikasi langsung terhadap jumlah pengunjung. Karena itu pihaknya kemudian melakukan pengembangan pariwisata dengan menitikberatkan pada partisipasi masyarakat.
Seiring adanya pembenahan fisik dan pembinaan warga sekitar yang dilakukan Dinas Pariwisata Tala, pamor ATB mulai kembali menggema. Kunjungan wisatawan pun mulai meningkat.
• Tulisan Menggelitik Bikin Baper Pengunjung Air Terjun Bajuin Kabupaten Tala
• Uji Nyali Pembalap Kampung di Lokasi Wisata Air Terjun Bajuin Kabupaten Tala
Data kunjungan kurun waktu tiga tahun terakhir di Dispar Tala, pada tahun 2017 jumlah pengunjung hanya 4.529 orang. Lalu, pada 2018 naik sedikirt yakni 3.875 orang dan pada 2019 sebanyak 3.618 orang. "Nah, sekarang per 5 Juli 2020 sudah sebanyak 3.865 orang," beber Fahmi.
Ditambahkannya, ATB prospektif dan strategis untuk dikembangkan. Ada beberapa alasan rasional, yakni ATB telah punya brand karena pernah menjadi primadona tujuan wisata di Kalsel.
Lalu, mempunyai potensi alam yang potensial untuk dikembangkan termasuk untuk wisatawan mancanegara.
Jarak yang cukup dekat dengan ibu kota kabupaten yang hanya sekitar sebelas kilometer juga menjadi keistimewaan tersendiri karena mudah dan cepat dijangkau.
Bersama aparat desa, pihaknya melakukan komunikasi intens dengan masyarakat sekitar secara formal maupun nonformal.
Langkah pertama yang dilakukan, yakni membentuk pokdarwis, lalu intens berdiskusi dengan masyarakat dibantu oleh pokdarwis dan kepala desa setempat.
