Berita Banjarbaru

Empat Inovasi dari Kabupaten Kota di Kalimantan Selatan Unjuk Gigi dalam KIPP

Empat inovasi Pelayanan Publik dari kabupaten Kota di Kalsel bersaing dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP)

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Eka Dinayanti
Humas Kemenpan R
penjurian inovasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). 

Ahmad kembali menjelaskan yang menjadi dasar inovasi terbentuk ialah kegagalan pengobatan Tuberculosis atau TB.

Penyebabnya, pasien lupa minum obat yang mengakibatkan putus obat, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan tata kelola pelayanan obat TB.

Inovasi label petunjuk minum obat dengan cara memanfaatkan kotak plastik yang ditempeli label nama hari sebagai kotak pengingat minum obat.

Sesi pertama presentasi dan wawancara diakhiri oleh Kabupaten Tapin dengan terobosan Cabai Hiyung Tapin Mendunia, Pedasnya 17x Lipat.

Bupati Tapin HM Arifin Arpan menceritakan sekitar tahun 2000-an di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan telah berkembang tanaman cabai yang tipe pertumbuhannya mirip dengan cabai rawit pada umumnya.

Tanaman Cabai Rawit Hiyung ini tiap tahunnya hanya muncul di daerah tersebut pada setiap akhir bulan Februari atau awal Maret dan panen pada sekitar akhir bulan Mei atau awal bulan Juni sampai dengan Bulan Desember.

Cabai rawit yang dikembangkan oleh petani tersebut, memiliki tingkat kepedasan yang tinggi dengan kadar capsaicin mencapai 94.500 ppm.

Selain rasanya yang sangat pedas, Cabai Hiyung juga memiliki keunggulan lainnya yaitu mempunyai daya simpan yang cukup lama (10-16 hari pada suhu ruangan).

Pada tahun 2013 tercatat terdapat 330 Kepala Keluarga (KK) yang membudidayakan Cabai Hiyung di Desa Hiyung.

Terjadi peningkatan sebesar 85 persen atau menjadi 420 KK dari total kepala keluarga di Desa Hiyung.

Pada sesi kedua presentasi dibuka dengan inovasi Program Rumah Sejahtera (PRS) dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Bupati Hulu Sungai Selatan Achmad Fikry mengatakan pada tahun 2014 lahir gagasan inovasi PRS dengan target keluarga miskin yang tinggal di rumah tidak layak huni dengan didukung komplementaritas 4 program lainnya, yaitu program beras sejahtera daerah, program jaminan hidup bagi lanjut usia dan anak yatim, program jaminan kesehatan gratis daerah, dan program bantuan modal usaha.

“Inovasi ini berdampak positif terhadap keluarga miskin di Kab. Hulu Sungai Selatan, data tahun 2014 s.d 2018 sudah terbangun rumah layak huni sebanyak 3.457 buah dengan dana Rp 49,28 milyar, belum termasuk melalui pola komunal dalam komunitas dari Kementerian Sosial dan Kementerian Perumahan Rakyat melalui Dinas PPKPLH dan Dinas PUPR sebanyak 3.500 buah,” ucapnya.

Tahap presentasi ditutup dengan inovasi yang juga dari Kab. Hulu Sungai Selatan dengan Strategi Kemitraan Dukun Kampung dan Bidan Cegah Stunting ke Fasilitas Kesehatan (Si Midun Chating Ke Faskes).

Achmad menyampaikan inovasi ini bermula pada tahun 2012 akibat tingginya Angka Kematian Ibu di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berjumlah 12 orang dan masih ada desa yang tidak ada bidan desanya, sedangkan jumlah Dukun Kampung (DK) seimbang dengan jumlah Bidan dan tersebar di setiap kecamatan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved