Berita HSS
Kisah Dokter Internship RSHHB Sembuh dari Covid-19, Berpikir Positif Jadi Kunci Kesembuhan
Norsaidatun Nafizah. Dokter intership asal Tabalong yang bertugas di RS H Hasan Basry Kandangan ini pernah dinyatakan positif terpapar covid-19
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Siapa yang tak sedih dan khawatir saat dinyatakan terkonfirmasi positif terpapar virus covid-19.
Selain harus menjalani pengobatan cukup lama, juga harus siap-siap diisolasi dari keluarga, Saudara, orangtua, serta kerabat dekat lainnya.
Belum lagi, stigma negatif masyarakat. Menganggap penyakit yang menggoncang dunia ini sebagai aib.
Kondisi itu sempat dirasakan Norsaidatun Nafizah. Dokter intership asal Tabalong yang bertugas di RS H Hasan Basry Kandangan ini pernah dinyatakan positif terpapar covid-19. Bahkan, tanpa gejala, yang tentu saja membuatnya kaget dan sedih.
• Update Covid-19 Kapuas, Pasien Sembuh Terus Bertambah, Totalnya 121 Orang
• VIDEO Ketua DPRD Kabupaten Tabalong Lepas Pasien Covid-19 yang Sembuh
• Lagi, 20 Pasien Covid-19 Kabupaten Tabalong Sembuh, Total Sudah 68 Orang
“Soalnya merasa tak merasakan adanya keluhan dengan gejala mengarah terserang virus tersebut,”tutur Nafizah.
Justru karena tanpa gejala itu bisa menularkan ke orang lain, dia mengkhawatirkan lingkungan keluarganya tertular. Termasuk teman-temannya.
“Down pasti ada, mengerikan karena berpotensi menularkan,”ungkapnya.
Nafizah pun mengaku merasakan adanya pengucilan. Namun, lebih banyak yang peduli dan memberi support.
Dukungan orang sekitar itupun menjadi penyemangat bagi dia.
Nafizah yakin, apa yang dialaminya, semua atas izin Allah yang Maha Kuasa.
“Allah memilih siapapun orang yang dikehendakinya. Jadi mengucilkan orang yang terpapar covid itu sangat keliru. Bayangkan saja jika kalian juga mengalami hal itu. Apakah mau diperlakukan seperti itu. Jika Allah berkehendak, taka da yang bisa menolaknya,”ungkapnya.
Bagaimana awal terpapar covid=19? Nafizah mengatakan, secara tak sengaja, saat mau bertugas sebagai dokter internship di RSHHB Kandangan, dia harus mengikuti prosedur. Sebelum ditugaskan, Mei lalu, harus melakukan rafid test dan Swab. Hasil Rafid tes non reaktif.
Dua minggu kemudian, dari enam orang dokter internship yang di-swab hanya dia yang positif. Selanjutnya, Nafizah diisolasi di rumah sakit Kandangan, karena saat itu mau tugas di Kandangan.
Satu minggu pengobatan, berikutnya menunggu hasil evauasi. Selama 24 hari perawatan, Nafizah berupaya tetap semangat, dan berpikir positif.