Berita Banjarmasin
Pelanggan Nunggak Bayar, Usaha Toko Bangunan di Banjarmasin Ini Pun Seret
Kewajiban pengembang harus sudah mendirikan bangunan, pasang listrik dan ledeng baru bisa kredit di bank membuat mereka harus utang ke toko bangunan.
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASIN POST.CO.ID, BANJARMASIN - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Peribahasa itu sangat pas ditujukan ke pemilik Toko Bangunan Putra Utama, Jalan Veteran Kilometer 4, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel ).
Bukan hanya omset penjualan menurun hingga 50 persen, pelanggan bisnis perumahan pum menunggak bayarnya.
"Beberapa pelanggan saya, ada beberapa orang berbisnis perumahan. Biasanya mengambil bahan bangunannya ke sini, cuma tidak tunai bayarnya," papar Alfiah, pemilik Toko Putra Utama, kepada Banjarmasinpost.co.id, Kamis (16/7/2020).
Selama ini cukup lancar, mengingat dalam jual beli rumah, sebelumnya tak ada hambatan dalam akad kredit dengan bank, walau lun rumahnya masih dalam tahap dibangun.
• Permintaan Turun, Kini Harga Jahe Merah di Banjarmasin Rp 45 Ribu Perkilogram
• Update Covid-19 di Banjarmasin : Teluk Dalam Tambah Lagi Tujuh Kasus Covid-19
• Maju di Pilwali Banjarmasin 2020, Ibnu Sina Dapat Restu dari Ketum Partai Demokrat AHY
• Kai Api Wafat, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina Terkenang Hal Ini
Namun ada kebijakan akad kredit di bank, yakni bangunannya harus sudah jadi, listrik dan leding sudah terpasang. Bila misalnya listriknya tidak terpasang, tidak bisa akad kredit.
"Perubahan kebijakan ini membuat pengembang yang langganan saya kesulitan akad kredit dan berdampak tak bisa bayar bahan bangunan ke saya. Nilainya, ratusan juta rupiah rupiah," ucapnya.
Alfiah saat membeli bahan bangunan ke distributor secara tunai. "Ini yang membuat kami pengusaha toko bangunan pusing. Omset menurun 50 persen, pelanggan pun ada yang belum bayar," jelasnya.
Untungnya masih ada pelanggan biasa yang bayar secara tunai, sehingga masih bertahan usahanya. "Sangat sayang, usaha saya yang dirintis sejak 15 tahun tiba-tiba tutup," paparnya.
(Banjarmasin post.co.id/Syaiful Anwar)
