Seabad PK Ojong
Seabad P.K. Ojong (1920 - 2020), Inilah Rangkaian Program yang Digelar Kompas Gramedia
Seabad P.K. Ojong (1920 - 2020) , Inilah Rangkaian Program yang Digelar Kompas Gramedia
6. Acara puncak Talk Show "Seabad P.K. Ojong" di KompasTV bersama Redaktur Senior
Harian Kompas Rikard Bagun dan Didi Kwartanada, Sejarawan sekaligus voxpop dari
kalangan milenial, Sabtu, 25 Juli 2020, pukul 21.00-22.00 WIB.

Semasa hidupnya, P.K. Ojong turut menaruh perhatian pada pendidikan, lingkungan, kualitas pangan, budaya, dan kepedulian sosial. Ia mencatatkan sejumlah peran penting sebagai seorang guru sekolah dasar, salah satu pendiri Universitas Tarumanagara, penggagas penghijauan Jakarta era Gubernur Ali Sadikin, kolektor karya seni, hingga menyokong pendirian Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
“P.K. Ojong adalah wartawan, cendekiawan, sekaligus guru bagi kita semua. Kisah hidupnya yang sarat teladan kerja keras, bertanggung jawab, peduli terhadap sesama serta karyawan, serta berintegritas patut diketahui dan terus dihidupi lintas generasi. Zaman dan bentuk boleh berubah, namun prinsip tetap sama,” ujar Lilik Oetama CEO Kompas Gramedia.
Selain promo dan acara-acara di atas, publik juga dapat turut menikmati rangkaian konten serta kuis spesial “Seabad P.K. Ojong” di Instagram @KompasGramedia.
***
Info lebih lanjut seputar “Seabad P.K. Ojong” hubungi:
Nathania Corporate Communication KG 0819 0549 8423 nathaniamulia11@gmail.com
Tentang P.K. Ojong
Seabad lalu, 25 juli 1920 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, lahirlah Auw Jong Peng Koen. Kita mengenalnya kemudian sebagai Petrus Kanisius Ojong. Lulus dari sekolah pendidikan guru di Jatinegara, ia mengajar di sekolah bruderan di Jalan Mangga Besar Raya, Batavia.
Tahun 1946 P.K.Ojong memulai karier sebagai wartawan di surat kabar harian Keng Po dan mingguan Star Weekly. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1951.
Pada tahun itu pula ia diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Star Weekly sampai majalah itu diberangus penguasa masa itu pada oktober 1961.
Tahun 1963, bersama Jakob Oetama, ia mendirikan majalah bulanan Intisari, yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia. Karakter pemimpin yang jujur, sederhana, teliti, dan pekerja keras melekat kuat
pada sosok P.K. Ojong. Menurutnya, hasil kerja yang baik hanya dapat dicapai dengan sikap yang disiplin, dapat dipercaya, dan kerja sama. Teladan itu masih terus diwarisi oleh seluruh lapisan karyawan Kompas Gramedia hingga kini, sebagai pedoman dalam bekerja dan menjalankan roda bisnis perusahaan.