Guru Zuhdi

Kubah Guru Zuhdi Ditutup Sepekan dari Jumat 7 Agustus, Peringatan 100 Hari Disiarkan Live Streaming

Kubah Guru Zuhdi Ditutup Sepekan dari Jumat 7 Agustus 2020 hingga kamis 13 Agustus 2020

Editor: Royan Naimi
banjarmasinpost.co.id
Pengumuman penutupan sementara kubah Guru Zuhdi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Menjelang peringatan 100 hari wafat ulama kharismatik KH Ahmad Zuhdianoor atau Abah Guru Zuhdi, pihak pengelola akan menutup area kubah yang berlokasi di Jalan Belakang Masjid Jami, Banjarmasin Utara, untuk sementara waktu.

Dikutip dari pengumuman resmi pihak pengelola kubah, penutupan akan dilakukan selama sepekan yakni mulai Jumat 7 hingga Kamis 13 Agustus 2020.

Sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang masih melanda, pihak pengelola kubah Abah Guru Zuhdi mengadakan acara peringatan 100 hari wafat Al’alimul Allamah KH Ahmad Zuhdianoor secara terbatas atau hanya khusus untuk undangan.

LIVE Aswaja TV! Siaran Langsung 100 Hari Guru Zuhdi Meninggal via Live Streaming Youtube di Sini

Acara 100 hari wafat Abah Guru Zuhdi akan digelar pada Sabtu 8 Agustus 2020, setelah Sholat Isya, di area kubah. 

Pengumuman penutupan kubah Guru Zuhdi.
Pengumuman penutupan kubah Guru Zuhdi. (banjarmasinpost.co.id)

Sosok KH Zuhdiannor atau Guru Zuhdi yang meninggal dunia sangat lekat di hati umat. Ulama di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan ini wafat pada Ramadhan ke-8 1441 H atau Sabtu (2/5/2020).

KH Zuhdiannor atau akrab disapa Guru Zuhdi adalah seorang ulama yang dicintai jemaahnya dan juga menjadi salah satu yang dihormati dan sering dimintai pendapatnya. Dalam menimba ilmu, ulama kharismatik itu rupanya pernah menjadi murid Guru Sekumpul atau KH Zaini Abdul Ghani.

Selain menjadi murid Guru Sekumpul atau KH Zaini Abdul Ghani, Guru Zuhdi juga aktif dalam kegiatan sosial. Satu di antaranya aktif menjadi Relawan BPK yang sering terjun ke lokasi kebakaran di Kota Banjarmasin.

Melihat dari berbagai sumber, berikut profil dan fakta-fakta terkait Guru Zuhdi Meninggal Dunia.

Bernama lengkap KH Ahmad Zuhdiannor, dia dilahirkan di Banjarmasin pada 10 Februari 1972 dari keluarga yang menekuni ilmu-ilmu agama seperti dikutip dari tulisan di ije7.blogspot.com Sabtu (2/5/2020).

Beliau merupakan putera dari H. Muhammad bin Jafri dan Hj. Zahidah binti KH. Asli.

Ayah beliau dikenal sebagai ulama yang cukup terkenal di Banjarmasin.

Sedangkan kakek beliau dari pihak Ibu, KH. Asli adalah tokoh ulama yang berdomisili di Alabio.

Keduanya nanti terlibat secara penuh dalam pendidikan Zuhdi kecil.

Ulama kharismatik asal Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, KH Ahmad Zuhdiannoor atau akrab disapa Guru Zuhdi, meninggal Sabtu (2/5/2020) pagi.
Ulama kharismatik asal Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, KH Ahmad Zuhdiannoor atau akrab disapa Guru Zuhdi, meninggal Sabtu (2/5/2020) pagi. (HUMAS PEMPROV KALSEL)

Beliau memiliki sembilan orang saudara.

Dua orang di antaranya sudah meninggal, sehingga ada tujuh orang yang masih hidup.

Nama-nama saudara beliau, Hj. Naqiah, Sa’aduddin, Jahratul Mahbubah, As’aduddin, Zulkifli, Najiah, Nashihah, dan Nafisah.

Pendidikan formal yang dijalani KH. Ahmad Zuhdiannor hanya sampai tingkat SD.

Setelah itu, beliau melanjutkan ke Pesantren Al-Falah, selama sekitar dua bulan, namun karena sakit kemudian berhenti.

Kemudian beliau belajar dari kakek beliau sendiri dari pihak ibu, KH. Asli selama satu tahun.

Bidang ilmu yang dipelajari di sana, yaitu Ilmu Tajwid, Fikih, Tashrif, Tauhid, Tasawuf.

Setelah satu tahun di Alabio, kemudian meneruskan mengaji dengan orang tuanya, belajar Tauhid, Fikih, Nahwu, Tasawuf.

Selama di Banjarmasin, beliau juga belajar dengan KH. Abd. Syukur Teluk Tiram, di sana dia belajar tasawuf, fikih, ushul fikih, Arudh.

Setelah meninggal KH. Abd. Syukur kemudian menambah lagi ilmu dengan KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul), dengan beliau belajar beberapa ilmu, terutama akhlak kurang lebih selama tujuh tahun.

Pengaruh Guru Sekumpul terhadap Guru Zuhdi sangat kuat.

Pada banyak hal beliau selalu merujuk kepada figur sang guru ini, seperti dalam hal tarekat, beliau mengikuti Tarekat Sammaniyah.

Bahkan dalam berpakaian pun ketika mengisi pengajian, beliau sangat mirip dengan ulama kharismatik asal Martapura ini, yakni baju putih dengan serban besar di kepala.

KH. Ahmad Zuhdiannor pernah mengajar selama sekitar dua tahun di Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru.

Aktivitas terakhir beilau membuka pengajian di Mesjid Jami pada Malam Ahad, pengajian di rumah Guru Zuhdi pada Malam Sabtu, pengajian di Teluk Dalam, Langgar Darul Iman malam kamis, dan pengajian di Sabilal Muhtadin pada malam Jumat. (aol/*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved