Berita Banjarmasin
Pemuda HSU ini Masuk 100 Besar dan Ikuti Desiminasi Kurikulum SKPP Bawaslu RI
Bahriannor, peserta desiminasi kurikulum SKPP merupakan perwakilan dari alumnus 100 besar nasional SKPP daring
Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Desiminasi kurikulum Sekolah Kader Pengawas Partsipatif (SKPP) tingkat menengah yang diselenggarakan di Hotel Mercure Banjarmasin pada tanggal 28-30 Agustus 2020 bertujuan untuk uji coba penerapan dan pengkajian kurikulum/modul SKPP untuk Kabupaten/Kota.
Diharapkan, peserta SKPP pada tahun depan mampu menjadi pengawas partsipatif penggerak masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan pemilu secara partisipatif di daerah masing-masing.
Selain Kalimantan Selatan ada tiga provinsi lain di Indonesia yang juga dipercaya oleh Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) sebagai tempat desiminasi kurikulum SKPP yaitu Sumatera Barat, Bali, dan Maluku Utara.
Rencananya desiminasi kurikulum SKPP ini akan dilaksanakan salama tiga tahap yakni 14-16 Agustus 2020, kemudian 28-30 Agustus 2020 dan 18-20 September 2020 dengan melibatkan 20 pemilih pemuda dan pemilih muda dengan ketentuan terdiri dari 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan serta 10 peserta dari SKPP daring 2020.
• Beredar Stiker Gambar Ibnu-Arifin, Bawaslu Banjarmasin Rekomendasikan Temuan ke KASN
• Bawaslu Kotabaru Belum Tindak Pemasangan Baliho Peserta Pilkada
• Gelar Rakor Pengawasan Partisipatif, Ini yang Diharapkan Bawaslu Tala
Selain itu pemuda aktif dari lembaga organisasi yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Dewan Eksekutif Mahasiswa, dan Lembaga Perlindungan Anak kota Banjarmasin.
Bahriannor, peserta desiminasi kurikulum SKPP merupakan perwakilan dari alumnus 100 besar nasional SKPP daring.
Pria yang berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) ini telah mengikuti SKPP daring selama tiga bulan dan masuk 100 terbaik peserta SKPP daring di tingkat nasional.
Ia pun berharap desiminasi kurikulum ini tidak hanya perbaikan modul dan kurikulum untuk SKPP tahun depan namun untuk lebih menggali lagi wawasan tentang pengawasan partisipatif pemilu.
“Awalnya saya ikut SKPP daring di HSU dan kemudian mendapat undangan untuk mengikuti desiminasi kurikulum SKPP Bawaslu RI di Banjarmasin. Banyak pengetahuan baru yang saya peroleh, selain itu sharing dari teman-teman juga menambah keyakinan saya akan pentingnya pengawas partisipatif masyarakat pada pemilu nanti,” ujarnya.
Usut punya usut, ternyata Rian sapaan akrab Bahriannor, awalnya belum tertarik ikut SKPP daring tapi malah ingin mendaftar Panwascam namun persyaratannya belum terpenuhi.
“Iya, kemarin mau daftar panwascam di Danau Panggang (kecamatan) tapi karena umur belum 25 tahun jadi tidak bisa, akhirnya saya ikut SKPP daring, harapannya bisa mencari ilmu sebanyak-banyaknya tentang kepengawasan dan kita tidak tahu juga rezeki kita lima tahun ke depan, yang penting usaha dulu” tambah pria kelahiran 30 Juni ini.
• Ahmad Zulfadhli Resmi Jadi Anggota Bawaslu HST, Dilantik Secara Virtual oleh Ketua Bawaslu RI
Ketika ditanya bagaimana perasaannya setelah mengetahui masuk 100 besar, peserta SKPP terbaik se Indonesia, Rian menjawab bangga dan berharap SKPP tahun depan pesertanya semakin banyak lagi.
“Alhamdulillah, tentu bangga namun sekali lagi ini hanya peringkat sebagai bentuk apresiasi Bawaslu RI, lebih dari itu saya senang sekali karena bisa memperoleh materi seputar pengawasan dan pemilu, lebih-lebih saya bukan lulusan dari FISIP atau hukum namun keguruan yang notabenenya hampir tidak ada menyinggung pelajaran kepemiluan selama saya kuliah” tutup sarjana muda lulusan ULM ini.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)