Wasi Tuha Pusaka Kalimantan
Wasi Tuha, Pamornya Memancar dari Hasil Tempaan Material Besi Tunggal atau Campuran
Wasi tuha, begitulah panggilan masyarakat banua Kalimantan Selatan kepada besi tua atau benda pusaka dari bilah besi
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Wasi tuha, begitulah panggilan Masyarakat Kalimantan Selatan kepada besi tua atau benda pusaka.
Umumnya bagi pencinta seni, berbagai macam jenis senjata tajam yang terbuat dari bilah besi, memiliki cerita dan keunikan masing-masing.
Seiring berkembangnya zaman, muncul berbagai nama, jenis dan ragam dari besi tersebut.
Ada yang namanya besi tunggal, dan ada juga yang namanya besi campuran. Kemudian besi dibedakan lagi dengan sejumlah jenis pamor.
Pamor sendiri merupakan berkas atau guratan terang pada bilah besi yang muncul akibat pencampuran dua atau lebih material logam berbeda.
Pamor terjadi akibat pemanasan, pelipatan, dan penempaan yang berulang-ulang dalam proses perundagian.
"Pamor bisa disusun dari hasil penggabungan beberapa jenis besi, selain itu juga ada besi tunggal tampa di campur yang memiliki pamor secara alami," kata Pria yang akrab di sapa Haji Adi. Jumat (04/09/2020).
Ada ratusan jumlah pamor yang ada hingga saat ini, jumlah tersebut kemungkinan terus bertambah, sebab pamor merupakan sebuah bentuk dari kreativitas.
(banjarmasinpost.co.id/ Muhammad Rahmadi)