Lifestyle
Baca Buku Karya Buya Hamka, Ketua BEM FISIP ULM Tersadar Tentang Pentingnya Kitab Suci Alquran
Fajril mengatakan buku berjudul Islam : Revolusi dan Ideologi karya Buya Hamka itu menyadarkannya tentang pentingnya kitab suci Al Quran.
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Dua buku ini paling disukai oleh Fajril Ismatullah Baboho. Judulnya, Islam : Revolusi dan Ideologi.
Kemudian satu lagi berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Menurut Fajril yang juga Ketua BEM FISIP Universitas Lambung Mangkurat tersebut, buku berjudul Islam : Revolusi dan Ideologi karya Buya Hamka itu menyadarkannya tentang pentingnya kitab suci Al Quran.
"Dari buku itu, aku sadar bahwa Al Quran adalah pedoman kehidupan, ayatnya hadir untuk petunjuk kehidupan sehari-hari. Apapun laku hidup dalam keseharian, semuanya ada ayat pedomannya, dan paling penting pedoman dalam Al Quran adalah landasan berfikir manusia," beber Fajril.
• Pilih Beli Buku Orisinil, Mahasiswa ULM Ini Sebut Buku Reflika Tidak Beri Apapun ke Penulis
• Buku Biografi Maestro Lagu Banjar Anang Ardiansyah Dibedah
Kemudian buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adam ada latar belakang pribadi.
Menurutnya, sebelum menemukan buku ini, ia sudah hidup menyepi dari ketenaran publik, diam dan khusyuk dengan buku-buku milikya. Namun pada sebuah halaman buku ini ia mendapat cerita tentang Bung Karno.
"Bung Karno memegang kata-kata seorang filsuf dari India yaitu Swami Vivekananda yaitu jangan jadikan kepalamu sebuah perpustakaan," ungkap pemuda kelahran Pendreh, 17 Agustus 1998 ini.
Fajril yang juga Menjabat Ketua Bidang PTKP HMI Komsat FISIP ULM dan Founder Forum Intelektual Dayak Nasional Kalsel, tercenung setelah membaca itu.
• Dispersip Kalsel Bedah Buku Jalan Tengah, Apa yang Diungkapkan Dari Karya Rektor UIN Banjarmasin Ini
Ya, kalimat itu singkat, namun begitu menampar dirinya saat itu yang menyepi dari hiruk-pikuk dan diam dengan kekhusyukan buku-buku.
"Nabi Muhammad SAW adalah manusia idolaku. Setelah beliau, idola saya berikutnya adalah Bung Karno. Maksud dari kalimat jangan menjadikan kepala sebagai perpustakaan, bahwa kita harus melakukan gerakan nyata, maka inilah yang harus aku ikuti dan teladani untuk menjadi orang besar," tandas Fajril yang pernah Juara 2 pada Kejuaraan Daerah Pencak Silat Kalteng 2016. (banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
Dulu Recehan, Kini Tanaman Hias Miana Bikin Hoki, Ternyata Berkhasiat untuk Obat Wasir |
![]() |
---|
MENGUAK Sifat Menusia dari Golongan Darah A O B AB, Ternyata Darah O yang Menjadi Idola |
![]() |
---|
FDJ Banjarmasin Sylvia Tabrizz Mantap Berhijab, Lepas Dunia Hiburan Tergerak Dengar Kata Sang Anak |
![]() |
---|
Tren Olahraga di Rumah Selama Pandemi, Berikut Cara dan Triknya Agar Efisien |
![]() |
---|
Arloji Ular Mewah Bertahtakan Berlian dari Bvlgari, Harganya Mencapai Rp 2 Miliar |
![]() |
---|