Berita Tanahlaut
Elpiji Melon Eceren di Tala Masih Mahal, Pedagang Gorengan ini Gundah karena Harus Begini
Penuturan beberapa warga di sejumlah tempat di Tala, Rabu (14/10/2020), harga LPG subsidi atau familiar disebut elpiji melon itu masih mahal
Penulis: Idda Royani | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Meski operasi pasar liquid petroleum gas (LPG) subsidi kemasan tiga kilogram gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten Tanahlaut (Tala), namun hingga kini harga di tingkat eceran masih cukup tinggi.
Penuturan beberapa warga di sejumlah tempat di Tala, Rabu (14/10/2020), harga LPG subsidi atau familiar disebut elpiji melon itu masih mahal pada perdagangan eceran.
"Masih mahal harganya di warung-warung. Kemarin saya beli Rp 35 ribu. Pernah juga dapat Rp 28 ribu tapi cuma sekali," ucap Asmi, warga Pelaihari.
Baca juga: Gejala Sakit Rizky Billar dan Kondisi Terkini Diungkap, Perlakuan Lesti Kejora Disorot Fans Leslar
Baca juga: Cerita Prabowo dan Fadli Zon, Satu Partai Tapi Beda Pendapat Soal UU Cipta Kerja
Baca juga: CARA Cek Nama Kamu Dapat BLT, di www.kemnaker.go.id, Bsu.bpjamsostek.id & Bsu.kemnaker.go.id
Pedagang makanan ini mengaku pusing oleh mahalnya harga elpiji melon tersebut.
Apalagi dirinya berjualan masakan dan gorengan sehingga intensitas memasak cukup tinggi.
Kebutuhan gas elpiji pun tinggi pula.
"Gak ada waktunya buat ikut ngantre di pangkalan. Ya terpaksa beli eceran. Mau gimana lagi. Di pangkalan kadang juga mahal, ada yang hingga Rp 25 ribu," sebutnya.
Senada diutarakan Rahma.
Warga Kecamatan Batibati ini mengaku gundah ketika sangat memerlukan gas, namun harga eceran cukup mahal.
"Masa iya sih kemarin itu dibilangin orang warung harganya Rp 40 ribu, bahkan ada yang bilang Rp 45 ribu. Terpaksa muter ke sana kemari nyari yang agak miring, alhamdulillah dapet yang Rp 35 ribu," ucapnya.
Ia juga mengaku kerap membutuhkan gas elpiji melon.
Pasalnya dirinya juga berjualan kue yang mesti digoreng.
Apalagi belakangan ini ordernya menanjak.