Sumpah Pemuda 2020

TEKS Asli Sumpah Pemuda, Berawal dari Kongres Pemuda 1926-1928, hingga Makna Logo Sumpah Pemuda 2020

Berikut isi teks Sumpah Pemuda dan sejarahnya dilengkapi dengan makna logo Hari Sumpah Pemuda ke-92 Tahun 2020.

Editor: Didik Triomarsidi
kemenpora.go.id
Logo Hari Sumpah Pemuda ke-92 Tahun 2020. 

Mereka berkumpul di Batavia (Jakarta) dan mulai menyatakan sebuah kesepakatan bersama akan pentingnya persatuan pemuda.

Deklarasi pun dilakukan, dan dikenal dengan nama "Sumpah Pemuda".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya.

Rumusan sumpah sudah tertulis dan dibacakan dalam acara itu.

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu pada 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Sumpah Pemuda dimaknai sebagai momentum bersatunya para pemuda, yang kemudian bergerak bersama dan berjuang menuju Indonesia merdeka.

Logo Hari Sumpah Pemuda 2020

Gambar untuk Memperingati hari Sumpah Pemuda 2020
Gambar untuk Memperingati hari Sumpah Pemuda 2020 (Pinterest)

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali secara resmi melaunching logo Hari Sumpah Pemuda ke-92 tahun 2020 yang disiarkan langsung di TVRI, Kamis (1/10/2020).

"Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, saya berpesan agar para pemuda kita bersatu dan bangkit. Kita tidak boleh tercerai-berai."

"Meskipun berbeda, kita harus tetap satu, semangat persatuan harus kita pelihara dengan baik. Tanpa persatuan, kita tidak akan bisa, makanya harus bersatu lalu kita bangkit," kata Menpora, dikutip dari kemenpora.go.id.

Menpora mengatakan, semangat persatuan sudah mutlak dan tidak bisa ditawar lagi.

Seberat apapun masalah, lanjutnya, bersatu akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik.

Semangat bergotong royong harus juga dikedepankan dalam menghadapi masalah, termasuk dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri.

"Semangat persatuan tidak bisa ditawar lagi, harus bersatu dan bergotong royong."

"Saya kira kita harus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan para pemuda kita, bagaimana kita harus bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19."

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved