Berita Banjarbaru
Korea Selatan Menjadi Investor dengan Nilai Tertinggi di Kalsel
Korea Selatan menjadi negara dengan nilai investasi terbesar di Kalsel mencapai Rp 1,3 triliun dari 15 proyek yang sedang berjalan.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Negara asing yang punya andil dalam investasi di Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan ketiga adalah Korea Selatan.
Dilihat berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Korea Selatan menjadi negara dengan nilai investasi terbesar di Kalsel Rp 1,3 triliun, dari 15 proyek yang sedang berjalan.
"Tapi kalau dari jumlah proyek, Singapura menjadi yang terbanyak dengan total 74 proyek senilai Rp 462 miliar," kata Kepala DPMPTSP Provinsi Kalsel Nafarin, Rabu (18/11/2020).
Selain Korsel dan Singapura, urutan negara penyumbang investasi besar berikutnya adalah Australia, Virgin Island, Thailand, serta Jepang.
"Kalau Singapura itu rata rata investasinya di industri karet kayu, makanan, perdagangan dan pertambangan. Kalau Thailand itu pertambangan," kata dia.
Kemudian, Nafarin menyebut, secara sejak Januari sampai September 2020 sudah ada 1.368 investor yang masuk ke Kalsel.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kalsel: Pasien Positif Bertambah 52 Orang, Terbanyak dari Banjarmasin
Baca juga: Ditsamapta Polda Kalsel Gelar Razia APD, Petugas Keluarkan 48 Teguran Tertulis
Baca juga: VIDEO Surat Suara Pilkada Kalsel 2020 Mulai Didistribusikan
Baca juga: Debat Publik Kedua Pilgub Kalsel Disiarkan Langsung Hari ini, KPU Imbau Masyarakat Bijak Berkomentar
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kalsel Akan Terima Tunjangan Transportasi Rp 17 Juta Per Bulan
"Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Karena saat itu hanya ada 401 perusahaan yang berinvestasi di Kalsel," kata Kepala DPMTSP Kalsel Nafarin.
Dia mengungkapkan, dari 1.368 perusahaan yang menanamkan modalnya di Kalsel saat ini, paling banyak beroperasi di Banjarmasin. Dengan jumlah 269 proyek.
"Rinciannya, PMA (Penanaman Modal Asing) sebanyak 43 proyek dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), 226 proyek. Dengan total investasi, Rp 339 miliar," ungkapnya.
Sedangkan, jika dilihat dari nilai investasinya, dia menyebut, terbanyak terdapat di Kabupaten Tabalong. "Investasi di Tabalong mencapai Rp 1,6 triliun, dari 15 proyek PMA dan 60 proyek PMDN," sebutnya.
Disinggung mengenai sektornya, Nafarin menyampaikan, perusahaan yang berinvestasi di Kalsel didominasi dari sektor pertambangan. "Nilai investasi dari sektor ini menjadi yang tertinggi mencapai Rp 1,5 triliun," ucapnya.
Lanjutnya, namun untuk jumlah proyeknya paling banyak terdapat di sektor perdagangan dan reparasi. Hingga triwulan III tahun 2020, di sektor ini ada 390 proyek. "Rinciannya, PMA sebanyak 22 dan PMDN ada 368," ujarnya.
Sementara itu, meski jumlah investor naik signifikan dibandingkan tahun lalu. Namun, realisisasi investasi hingga kini belum tercapai secara optimal.
Nafarin menjelaskan, total realisasi investasi dari triwulan I sampai dengan triwulan III 2020 hanya Rp 5,7 triliun. Menurun jauh jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
"Tahun lalu di triwulan III, realisasi investasi kita sudah tercapai Rp 11,1 triliun. Jadi, tahun ini turun Rp 7,6 triliun," jelasnya.
Penurunan nilai investasi menurutnya dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga mereda.
(Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)