Berita Banjarbaru
Kepala DTPH Kalsel Syamsir Rahman Memastikan Stok Beras Aman Terjaga
Kepala DTPH Kalsel sebut keperluan beras masyarakat setahunnya hanya 400.000 ton, sedangkan produksi 1,7 ton.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Produksi beras di Provinsi Kalimantan Selatan hingga September 2020 sudah mencapai 1,3 juta ton. Jika sampai akhir tahun, targetnya adalah 1,7 ton.
Apabila target produksi sebanyak 1,7 ton tercapai, maka beras Kalsel pada 2020 ini akan surplus hingga ratusan ribu ton.
Karena itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, memastikan kalau stok beras terjaga aman.
"Karena keperluan beras masyarakat Kalsel setahunnya hanya 400.000 ton. Sedangkan produksi 1,7 ton. Kalau memang ada yang dijual ke provinsi lain, kita masih surplus sekitar 700.000 sampai 800.000 ton," urainya.
Supaya target tercapai, menurut Kepala DPTH Kalsel, pemerintah sedianya akan menjaga produksi padi dengan cara membantu para petani agar tidak sampai gagal panen.
"Bantuan yang kami berikan, salah satunya adalah menjaga kondisi tanaman mereka supaya tidak diserang hama," tuturnya.
Baca juga: VIDEO Sawah Terendam, Petani di HSU Panen di Atas Perahu
Baca juga: Tak Ada Alat Pengering, Stok Padi di Penggilingan Padi Terbesar di HSS Terancam Membusuk
Baca juga: Padi Petani di Martapura Timur Terendam, Plt Kadis TPH Sebut Tidak Terima Laporan Gagal Panen
Baca juga: VIDEO Sawah Terendam, Petani Keramat Baru Kabupaten Banjar Terpaksa Cepat Panen
Baca juga: Pemberdayaan Hak Atas Tanah, Kelompok Tani Sumber Makmur Banjarbaru Diimbau Tidak Jual Tanahnya
Penjagaan tanaman juga dilakukan, melalui gerakan pengendalian hama melalui UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
"Gerakan sudah dilakukan hampir di semua kabupaten. Petugas di lapangan siap membantu para petani, dalam pencegahan hama dan pemblokiran area padi yang terserang hama," ujarnya.
Menurutnya, hama harus dikendalikan secara dini sebelum panen. Kalau tidak, maka akan banyak tanaman padi yang gagal panen. Kemudian berdampak pada produksi padi.
"Kalau ada hama, maka yang dilakukan petugas adalah penyemprotan. Baik dengan herbisida maupun insektisida," bebernya.
Di samping mengawal produksi padi, Syamsir mengatakan, pihaknya juga berupaya menjaga ketersediaan beras di Banua supaya tidak sampai bocor ke provinsi lain.
"Kita harus memperhatikan stok pangan, terutama sekali beras dan gabah. Karena kita tidak tahu Covid-19 berakhirnya kapan," katanya.
Sebab dari hitungan mereka, hampir tiap tahun beras Kalsel yang dijual ke provinsi lain mencapai 400.000 hingga 500.000 ton. "Paling banyak ke Kaltim dan Kalteng," beber Syamsir.
(Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)
