Berita Sampit
VIDEO Kronologis Buaya Tujuh Meter Serang Nenek Bahriah Hingga Lengannya Putus
Kasus serangan buaya dengan panjang diperkirakan mencapai 7 meter terhadap Nenek Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Sa
Penulis: Fathurahman | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Kasus serangan buaya dengan panjang diperkirakan mencapai 7 meter terhadap Nenek Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang terjadi Jumat (1/1/2021) malam pukul 23.30 wib masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga Mentaya hingga, Selasa (5/1/2021).
Suami Korban, sering dipanggil Kai Juhran berumur sekitar 78 tahun menceritakan kronologis hingga istrinya di serang buaya hingga tangan kirinya putus digigit buaya ganas.
Buaya tersebut diduga penghuni Pulau Lepeh dan Pulau Hanaut Kecamatan Mentaya Hilir Sekatan Kotawaringin Timur, Kalteng.
Baca juga: VIDEO 25 Ribu Vaksin Covid-19 Tahap Satu Tiba di Kalsel Langsung Masuk Cool Room
Juhran yang selama ini bekerja sebagai pencari ikan menceritakan kronologis kejadian yang didapat dari anak korban juga istri korban yang masih selamat dari serangan buaya meskipun dia harus merelakan lengan kirinya putus akibat diserang buaya ganas.
Saat BPost mendatangi rumanya, dia didampingi warga yang sempat menolong korban menceritakan, bahwa istrinta saat itu sedang mencuci tangan di jembatan.
Malam itu air sungai sedang pasang sehingga jembatan belakang rumahnya pun ikut terendam air sungai.
Dia menceritakan, saat itu istrinya sedang mencuci tangan di tangga atau jembatan.
Tiba-tiba tangan kirinya diserang buaya, hingga dia tercebur masuk diseret buaya masuk ke dalam air."Istri saya sempat melawan dengan menarik tangannya yang ada dalam mulut buaya, hingga kakinya tersangkut sampai patah," ujarnya menjelaskan kronologis serangan buaya ganas tersebut.
Saat itu korban sempat berteriak minta tolong sehingga warga sekitar berdatangan membantu. Warga korban saat di TKP.
Tak disangka buaya besar tersebut masih ada di sungai bersama nenek bahriah."Pas kebetulan ada anak laki-laki saya ada juga membantu, dia bahkan bercebur ke sungai untuk membantu ibunya yang tangan kirinya sudah putus diserang buaya," ujarnya.
Menurut warga, keberanian anak korban yang terjun menyelamatkan ibunya saat buaya besar masih ada di TKP lah yang membuat korban bisa terselematkan.
"Kami tidak berani turun ke air karena buayanya masih ada tak jauh dari korban, tapi anak korban terjun ke sungai dan mengangkat korban hingga naik ke atas sungai dan membawanya ke ruma sakit, saat itu juga buayanya pergi," ujar salah satu warga.
Keterangan Petugas BKSDA Kalteng Pos di Sampit Muriansyah saat berada di TKP menjelaskan, selama tahun 2020 ada sebanyak sebelas kasus serangan Buaya Muara Sungai Mentaya kepada manusia.
"Kasus tahun 2021 mengawali serangan buaya pertama tahun 2021. Kami imbau warga tidak lagi membuang bangkai binatang ke sungai atau beternak ayam atau bebek di sungai, karena bisa memancing datangnya buaya lainnya," ujarnya. (banjarmasinpost.co.id / faturahman).
