Gempa Sulawesi Barat

Teriakan Korban Gempa Bersahutan Saat Tenda Pengungsi Beterbangan, Angin Kencang Landa Majene

Akibat musibah itu, ratusan tenda pengungsi gempa di Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, porak poranda.

(KOMPAS.com/SUDDIN SYAMSUDDIN)
Pascagempa, Majene dilanda angin kencang. 

Dari pantauan Kompas.com, posko induk yang berada di halaman sekolah SMK Kota Tinggi juga terendam lumpur. Hujan yang sering turun membuat sebagian tanah yang ditempati warga menjadi lembek.

Dari data BPBD Majene, ada sekitar 17 ribu warga yang mengungsi akibat gempa besar yang mulai terjadi pada Kamis (14/1/2021) lalu.

* Korban Meninggal Dunia Gempa Majene Jadi 73 Orang, 27.850 Warga Mengungsi

Sementara itu update data dari BNPB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Majene, Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021) sore bertambah.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, saat ini total jumlah korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut mencapai 73 orang.

"Korban meninggal gempa bumi di Kabupaten Majene 9 orang, Kabupaten Mamuju 64 orang. Jadi total 73 orang meninggal dunia. Ini akan kami update lagi," ujar Raditya dalam konferensi pers BNPB secara daring, Minggu.

Saat ini, dari informasi terakhir yang diterima BNPB terdapat 27.850 pengungsi korban gempa di wilayah tersebut.

Sementara itu, dari kondisi mutakhir di lokasi dilaporkan bahwa jalur darat dari arah Mamuju menuju Kabupaten Majene belum dapat dilalui karena jembatan kuning yang masih rusak.

Selain itu, masih terdapat longsoran yang menutup jalan sehingga masih belum bisa dilalui.

Khusus di Kabupaten Mamuju, kata dia, terdapat 3 rumah sakit yang saat ini aktif untuk pelayanan kedaruratan.

Ketiga rumah sakit itu adalah RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju.

"Pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak untuk sementara dievakuasi di RS Lapangan," kata dia.

Di lokasi juga diketahui saat ini stok alat perlindungan diri (APD) sudah menipis.

Meskipun demikian klaster kesehatan untuk pelayanan kesehatan kepada pengungsi sudah aktif.

"Logistik memang menjadi tantangan. Tapi kami komunikasi dengan Provinsi Sulawesi Barat bahwa masih dalam proses dan kondusif. Jadi belum ada kendala yang disampaikan pemerintah daerah," ucap dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved