Berita Banjarmasin
Alat Tangkap Ikan Cantrang Masih Ditemukan di Kalsel Anggota DPRD Kalsel ini Ungkap Asalnya
Keluhan masih adanya nelayan yang menggunakan alat tangkap ikan cantrang masih disuarakan nelayan Kalsel.
Penulis: Milna Sari | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Keluhan masih adanya nelayan yang menggunakan alat tangkap ikan cantrang masih disuarakan nelayan Kalsel.
Terlebih nelayan dari luar daerah atau nelayan Andon.
Terang Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Suriatinah kapal dengan alat tangkap cantrang masih berkeliaran di perairan Kalsel khususnya oleh nelayan Andon.
"Kita harap pemerintah tak pilih kasih dengan nelayan kita, nelayan Kalsel tidak boleh pakai cantrang tapi nelayan dari luar masih memakai, ini bagaimana pengawasannya," ujarnya, Sabtu (30/1/2021).
• Isi Saldo ATM Lesti Kejora Akhirnya Terungkap, Ini 7 Sumber Uang Pacar Rizky Billar
• Puluhan Plat Tercecer Dipajang Warga di Mandastana Batola
• Status Resmi WhatsApp Sempat Dikabarkan Bisa Curi Rekening Bank, Begini Fakta Sebenarnya
Gesekan yang terjadi antara nelayan luar daerah dengan nelayan lokal di perairan Kalimantan Selatan juga dibenarkan anggota komisi dua DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi.
Sebutnya gesekan ini menjadi pekerjaan rumah yang harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Perseteruan ini bukan tanpa alasan, namun karena masuknya nelayan luar daerah ke perairan dengan menggunakan kapal besar hingga meresahkan nelayan lokal.
Paman Yani sapaan akrabnya mengatakan pihaknya telah beberapa kali menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama para nelayan serta stakeholder terkait.
"Kelompok nelayan ini menyuarakan terkait permasalahan dengan nelayan luar yang sering menggunakan alat tangkap cantrang," katanya.
Paman Yani bahkan menyebut dengan alat tangkap cantrang yang tidak ramah lingkungan ini, mempunyai bahaya yang sangat besar, karena merusak ekosistem laut.
"Saya sering menyebut, jangan sampai nelayan luar 'merampok' kekayaan alam laut Kalsel. Karena sudah ada perairan Kalsel yang dulunya zona hijau menjadi zona merah akibat kerusakan lingkungan," jelasnya.
Paman Yani pun menegaskan, sebagai wakil rakyat yang mempunyai sebagian besar konstituen masyarakat pesisir dengan mata pencaharian di kelautan, akan terus melakukan dua hal untuk membantu masyarakat yakni terus bersuara dan terus berdoa.
"Sebagai wakil rakyat, saya mempunyai komitmen untuk terus bersuara. Karena bungkam terhadap ketidakadilan adalah sebuah pengkhianatan," tegasnya.
Banjarmasinpost.co.id/Milna