Bumi Saijaan
Cabai Rawit dan Bayam, Pendorong Inflasi Tertinggi Awal Tahun 2021 di Kotabaru
inflasi di bulan Januari 2021, dimana komoditas yang memberikan pendorong andil tertinggi adalah cabai rawit (0,36%), bayam (0,11%)
Penulis: Herliansyah | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Inflasi yang terjadi di Kotabaru bulan Januari 2021 sebesar 0,25 persen dibandingkan pada bulan Januari 2020 sebesar 0,68 persen, ada penurunan sebesar 0,43 persen.
Hal itu disampaikan langsung oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru H Akhmad Rivai belum lama tadi.
Menurut dia, terjadinya inflasi di bulan Januari 2021, dimana komoditas yang memberikan pendorong andil tertinggi adalah cabai rawit (0,36%), bayam (0,11%), telur ayam ras (0,05%), kacang panjang (0,05%), dan terong (0,05%).
Sementara komoditas penahan inflasi adalah angkutan udara (-0,34%), bawang merah (-0,17), ikan kembung (-010), ikan bandeng (-0,04), dan ikan layang (-0,02).
Dibandingkan pada bulan yang sama, lanjut Rivai, terjadinya inflasi pada Januari 2020, komoditas yang memberikan andil terbesar pendorong inflasi yaitu bayam, ikan tongkol, ikan selangat, udang basah, dan angkutan udara.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi atau penahan inflasi yaitu ayam ras, labu parang dan terong.
Dikatakannya bulan Januari 2021 terjadinya inflasi di Kotabaru seperti cabai rawit, disebabkan pasokan terbatas dari luar daerah, sehingga mengalami kenaikan harga hingga mencapai Rp 120.000 per kg.
Demikian juga telur ayam ras yang disebabkan terjadinya bencana banjir di wilayah Kalimantan Selatan, membuat pasokan secara umum yang berasal dari Kabupaten Tanahlaut terbatas masuk ke Kotabaru.
"Kabupaten Kotabaru sebagai kota penghitung inflasi Provinsi Kalimantan Selatan, selain Kabupaten Tabalong dan Kota Banjarmasin telah berupaya melakukan langkah-langkah untuk menjaga gejolak harga dan ketersediaan stok pangan," katanya.
Khususnya telur ayam ras, antara lain mendorong pengusaha lokal untuk melakukan usaha peternakan ayam petelur, saat ini lebih dari 6.000 ekor telah produksi telur rata-rata setiap harinya mencapai 5.000 telur. (AOL/*)