Berita HST
Warga Korban Banjir di Kota Barabai Mulai Diserang Penyakit Gatal
Tak ada lagi pengobatan gratis untuk korban banjir di Kota Barabai, Kabupaten HST, Provinsi Kalsel.
Penulis: Hanani | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Dampak kesehatan pasca Banjir Bandang mulai dirasakan warga Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan.
Warga terserang penyakit kulit dan merasakan gatal-gatal di badan, pinggang dan kaki.
Menurut warga, gejala Penyakit Gatal tersebut sudah dirasakah sejak mulai melakukan bersih-bersih rumah, atau sekitar lima hari sejak air surut.
“Gatal-gatalnya menimbulkan ruam merah, jika digaruk keluar air dan gatalnya itu menyebar ke seluruh badan,” ungkap Juni, warga Jalan SMP Kompleks Kodim kepada Banjarmasinpost.co.id, Sabtu (6/2/2021).
• Suaminya Tewas Disapu Banjir Bandang di HST, Salimah Terharu Anaknya Dapat Tawaran Kerja
• Pemkab HST Perpanjang Tanggap Darurat, Wabup Bersyukur Banyak yang Support
Selain di badan, penyakit gatal juga menyerang bagian pinggang dan kaki. "Teman saya yang tinggal di Munti Raya, kakinya balancat,” imbuhnya.
Gatal-gatal juga dialami warga Desa Rasau, Kecamatan Barabai. Seperti yang diungkapkan Mama Ridhan, mengalami gatal yang jika digaruk meninggalkan bekas luka.
Warga pun mengaku melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat di apotek dan toko-toko obat.
“Sebelumnya memang ada pengobatan gratis di Posko Induk Stadion Mandingin. Tapi di rumah sampai sekarang masih sibuk bersih-bersih,” katanya.
• Luluhlantak Diterjang Banjir, Pasar Hantakan HST Satu-satunya Pasar yang Belum Pulih Pasca Banjir
• Banjir di Barabai HST Pernah Terjadi Tahun 1928, Berlangsung Sekitar 30 Jam
Juni, penderita gatal lainnya juga mengaku tak sempat datang ke Posko di Mandingin karena fokus memulihkan kondisi rumah agar kembali bisa layak huni. “Obatnya beli sendiri, baik obat minum maupun salep,” katanya.
Selama dua pekan pascabanjir, hingga kini aktivitas bersih-besih rumah dan memulihkan tempat tinggal keluarga, masih terus dilakukan warga Barabai.
(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)
