Berita Tanahlaut

Diskopdag Tala Sebut Lonjakan Harga Elpiji tak Murni Terdampak Bencana Alam, tapi Ada Faktor Lain

Bencana alam di Tanahlaut bukan satu-satunya penyebab melonjaknya harga gas elpiji 3 kg hingga mencapai Rp 50 ribu

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Wabup Tala Abdi Rahman (tengah kaus putih) memimpin rapat lanjutan merumuskan langkah strategis mengatasi lonjakan harga elpiji melon, Jumat siang kemarin di kediaman dinasnya 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Bencana alam ekstrem yang mendera Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), pertengahan Januari 2021 lalu memang turut memicu naiknya harga sejumlah barang.

Hal itu imbas dari tersendatnya akses keluar masuk dari dan ke Kota Pelaihari (ibu kota Tala).

Ini menyusul runtuhnya kanan kiri oprit jembatan Tabanio 1 di Pabahanan dan kerap macetnya lalu lintas jalur alternatif Atilam-Kunyit.

Kelas jalan jalur alternatif sepanjang sekitar empat kilometer itu juga rendah sehingga armada bertonase besar dilarang melintas.

Yayasan BOS Pindahkan Tiga Orangutan Hasil Rehabilitasi ke Pulau Badak Kecil Pulang Pisau Kalteng

Terpapar Longsor Gunung Keramaian Tanahlaut, Kebun Pisang Asra Musnah

Termasuk armada mobil tangki gas elpiji.

Namun hal itu oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Perdagangan (Diskopdag) Tala dinyatakan bukan penyebab utama di balik lonjakan harga liquified petroleum gas (LPG) kemasan tiga kilogram di Tala belakangan ini yang menembus hingga Rp 50 ribu.

"Hambatan mengenai akses jalan memang itu juga menjadi masalah. Tapi, itu bukan satu-satunya penyebab melambungnya harga elpiji tiga kilogram," sebut Kepala Diskopdag Tala H Syahrian Nurdin, Minggu (7/2/2021).

Pejabat eselon II di Bumi Tuntung Pandang ini mengatakan selama ini, sebelum terjadinya bencana alam, harga elpiji subsidi di Tala juga kerap melambung.

Guru Ngaji Selingkuhi Istri Tetangga Lalu Bunuh Suami, Ngaku Dendam Anak Dilecehkan Anak Korban

"Faktanya demikian. Jadi, ini memang ada sesuatu yang terjadi dan sekarang mesti segera di-clear-kan," tandas Syahrian.

Apalagi, lanjutnya, pasokan gas elpiji di Tala selama ini (sebelum bencana alam), juga normal.

Namun harga elpiji melon kerap menanjak hingga dua kali lipat lebih, jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang hanya Rp 19 ribu.

Kondisi itu dikarenakan elpiji subsidi kerap begitu cepat ludes (habis) di pangkalan.

AMALAN Rajab 1442 Hijriyah, Qadha Ramadhan, Ayyamul Bidh, Senin Kamis & Istighfar Pagi Sore 70 Kali

Namun kemudian tersebar di kios-kios eceran dengan harga yang mahal.

Harga di tingkat pangkalan pun sebagian juga tak sesuai HET.

Ia mengharapkan kalangan agen dan pangkalan elpiji bersubsidi peduli kepada masyarakat Tala.

Mereka diminta melakukan pendistribusian secara baik sehingga harga terkendali.

Apalagi sekarang sebagian warga Tala terdampak bencana alam (banjir dan tanah longsor) yang secara langsung mengempaskan ekonomi warga.

(Banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved