Berita Tanahlaut
TRC BPBD Tala Siap All Out Tangani Karhutla, Begini Pengalaman Getir yang Pernah Dialami
Pekerjaan yang dilakoni berisiko karena nyawa taruhannya, tapi bagi personel TRC BPBD Tala hal itu tak menyurutkan semangat berjibaku memadamkan api
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Meski hujan kadang masih mengguyur, namun hawa panas kemarau kini mulai terasa.
Bahkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah melanda sejumlah daerah di Sumatera, akhir pekan lalu.
Pada hari yang sama di provinsi tetangga, Kalimantan Tengah, api juga berkobar di Jalan Samari 2, Kelurahan Madurejo, Pangkalanbun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
Api melumat hamparan kebun pisang setempat dan sempat merepotkan tim gabungan pemadam kebakaran.
Hal itu menjadi perhatian seluruh daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel), termasuk Kabupaten Tanahlaut (Tala).
"Jangan sampai terjadi bencana asap lagi tahun ini, apalagi kan kita baru saja dihantam bencana banjir parah dan tanah longsor," ucap Yono, warga Kecamatan Tambangulang, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: Dispusip Tanahlaut Helat Lomba Dongeng Pelajar, Begini Animo Warga
Baca juga: Penerangan di Pulau Datu Rusak, Tata Kota Kabupaten Tala Segera ke Lokasi
Ia berharap petugas pemadam kebakaran di Tala mulai bersiaga.
Terlebih sejak beberapa hari terakhir cuaca cenderung kian panas.
Tim Reaksi Cepat (TRC) serta Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tala pun tetap siaga dan tiap saat siap turun ke lapangan jika sewaktu-sewaktu terjadi karhutla.
"Kita selalu siap bergerak ke lapangan meski kalau berdasar prakiraan cuaca, kemarau masih beberapa bulan ke depan," ucap Kepala Pelaksana BPBD Tala H Muh Kusri.
Tiap musim kemarau petugas pemadam kebakaran memang mesti bekerja ekstra.
Tiap saat harus siap keluar masuk hutan dan berjibaku dengan kobaran api.
Baca juga: Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin Bentuk Satgas Pengendalian Karhutla
Baca juga: Dinas Kesehatan Banjarmasin Minta Tambahan Vaksin Covid-19
Hal seperti itu telah menjadi bagian dari kehidupan TRC BPBD Tala maupun petugas pemadam karhutla lainnya.
Mereka selalu siaga bencana kapan pun dan siap blusukan keluar masuk hutan, seperti Alfiannor.
Profesinya sebagai petugas pemadam kebakaran mengharuskannya selalu berurusan dengan api.
Apalagi dirinya adalah komandan Regu Lapangan BPBD Tala.
Ia mengemban misi terdepan dalam penanganan pemadaman karhutla.
Tiap ada karhutla, Alfiannor langsung bergegas menuju lokasi bersama beberapa orang anggotanya.
Beragam pengalaman getir pun kerap ia alami.
Baca juga: Dinas PUPR Kabupaten Balangan Perbaiki Kerusakan Jalan Muara Pitap
Namun semua itu tak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus menyelamatkan hutan dan lahan.
Antara lain pengalaman getir yang ia alami ketik beberapa tahun silam berjibaku memadamkan kobaran api yang melumat semak belukar di wilayah Kecamatan Takisung.
Tepatnya di belakang sekolah menengah kejuruan setempat.
"Saat itu saking konsentrasinya menjinakkan api, saya sampai tak sadar telah terkepung kobaran api yang sangat besar," paparnya.
Meski sangat terkejut melihat sekelilingnya api berkobar, Alfiannor tidak panik.
Perlahan ia mengatur langkah untuk melompat menerobos keluar dari kepungan api.
"Alhamdulillah saya lolos dari api itu. Tapi alat pemadam jadi korban. Setidaknya selang yang rusak terbakar," sebutnya seraya mengatakan hal serupa juga ia alami saat memadamkan karhutla di wilayah Matah, Pelaihari.
Berjibaku dengan api dikatakannya sangat melelahkan.
Meski begitu, dirinya bersama anggota juga tak akan pernah surut ke belakang menghadapi api.
Begadang bahkan hingga harus tidur di sekitar lokasi kebakaran pun rela dilakoni.
Contohnya ketika memadamkan api yang melahap lahan bondong di wilayah Desa Gunungraja Kecamatan Tambangulang dan wilayah Kecamatan Batibati.
Lahan bondong di kawasan itu memang sangat luas dan tiap tahun selalu menjadi langganan kebakaran.
Pemadaman pun tak gampang karena kadang api kembali bermunculan sehingga petugas pemadam mesti sandby di sekitar lokasi.
"Sering hingga larut malam menjinakan api di lahan bondong itu. Ya kadang tidur apa adanya di sekitar lokasi. Untungnya warga cukup care, ada saja yang datang memberi makanan dan minuman," sebut Alfiannor.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
