Berita Tanahlaut
VIDEO Bangunan Pasar Rakyat di Kota Pelahari Tak Pernah Ditempati
Hanya ada satu pedagang di Pasar Rakyat Pelaihari dan lainnya kosong, di Jalan Kemakmuran, Kota Pelaihari, Kabupaten Tala, Provinsi Kalsel.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Sekitar dua tahun silam dibangun, aset milik Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), ini tak kunjung termanfaatkan secara memadai.
Itulah puluhan los di bangunan Pasar Rakyat di lingkungan Pasar Besar, Jalan Kemakmuran, Kota Pelaihari, Kabupaten Tala.
Pantauan di lokasi, Minggu (7/3/2021), hanya beberapa yang menempati lapak. Selebihnya, kosong. Fasilitas tersebut banyak yang terbengkalai dan diselimuti debu.
Seorang pedagang, seakan setia menempati los di bagian belakang, yaitu Rasmi, warga Karangjawa, Pelaihari.
Baca juga: Kafilah Mulai Ditempa Songsong MTQ Tingkat Provinsi, Tala Obsesi Peringkat Enam
Baca juga: Beredar Foto Bupati Tala Bersendal Jepit Naik Motor Sendirian, Kesederhaannya Banjir Pujian
Dia berjualan gorengan dan minuman, teh dan kopi serta mi rebus di Pasar Rakyat Pelaihari ini.
"Sunyi. Apalagi setelah banjir ini, tambah sepi. Itu yang agak di depan kemarinkan jualan nasi kuning, sekarang tutup," ucap Rasm kepada Banjarmasinpost.co.id.
Ia mengaku tetap bertahan karena tak punya tempat lain untuk berjualan. Sementara itu dirinya tak punya keterampilan lain.
Penghasilannya sehari rata-rata hanya sekitar Rp 50.000. Kalau ramai dapat Rp 100.000.
Baca juga: Kejiwaan Normal, Penjarah Celengan Masjid An Noor Jorong Tala Dipulangkan ke Tapin
Baca juga: Diduga Pura-pura Gila Congkel Celengan Masjid di Tala, Warga Tapin Hari ini Dibawa ke RSJ
Ia berjualan sejak waktu subuh sekitar pukul 04.00 Wita hingga sekitar pukul 11.00 Wita.
Ibu dua anak ini sengaja mulai buka waktu subuh karena tempat berjualannya berdekatan dengan los pasar sayur yang buka sejak subuh. Karena itu, tak berjualan hingga sore.
Ia menuturkan, dibanding sebelumnya, penghasilan saat ini teramat sedikit. Dulu, berjualan di lokasi yang sama ketika belum dibangun los yang permanen.
"Dulu, tempat ini becek. Sekarang bagus, tapi malah sepi. Tapi dulu, meski tempatnya sederhana, namun jualan ramai saja. Habis saja dua kilo tepung, kalau bikin kue untuk-untuk," sebutnya.
Baca juga: Empati pada Janda Miskin Sepuluh Anak di Tanahlaut, Polisi Tambangulang Salurkan Sembako
Baca juga: Percepat Pemulihan Pascabencana, Warga Tanahlaut Harapkan Sebelum Idul Fitri Perbaikan Tuntas
Ia berharap pemerintah membenahi los. Setidaknya, menghilangkan pembatas antarlos karena menyebabkan menghalangi pandangan pengunjung.
"Kalau bisa, dilebarkan. Misal, dua los dijadikan satu. Soalnya, ukuran los yang ada sempit, cuma sekitar 2x2 meter," sebut pedagang lainnya.
Masih adanya pedagang yang berjualan di kanan kiri bahu jalan menuju pasar setempat, serta di halaman Bajuin Plaza, turut berpengaruh.
Pasalnya, pembeli akhirnya terhenti di luar karena semua barang yang dicari telah didapatkan.
(Banjarmasinpost.co.id/Roy)