Antasari Corner
TMMD 110, Pariangan Sekian Lama Menjadi Kampung Terisolir
Kegiatan TMMD ke 110 Kampung Pariangan Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel dibuka Bupati HSS dihadiri Danrem 101/Antasari
Penulis: R Hari Tri Widodo | Editor: Royan Naimi
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - TMMD merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemda dan Komponen Bangsa lainnya, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dan desa dengan membangun dan merehab sarana dan prasarana wilayah dan fasilitas sosial/umum.
Kegiatan TMMD ke 110 Kampung Pariangan Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan resmi dibuka oleh Bupati Kabupaten HSS yang dihadiri oleh Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah bersama dengan unsur Forkopimda Kab. HSS dan juga para tokoh agama serta tokoh masyarakat, yang dibuka pada Selasa (2/3/2021) yang lalu.
Kampung Pariangan merupakan salah satu kampung yang masuk ke desa Batu Bini Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan.
Kampung Pariangan mempunyai luas wilayah 203,93 Km², jumlah penduduk 2.057 jiwa terdiri dari laki-laki 1.047 jiwa perempuan 1.010 jiwa.
Penduduk mayoritas suku Banjar berjumlah 2.050 jiwa dan suku Jawa 19 jiwa.
Mata pencaharian masyarakat mayoritas sebagai petani. Latar belakang pendidikan SD 20 persen, SMA 30 perseb, PT 10 persen.
Secara geografi luas wilayah kampung Pariangan desa Batu Bini seluas 1.545 Ha yang terbagi dalam 5 RT dan 2 RW dengan batas wilayah sebelah utara desa Madang.
Sebelah selatan berbatasan dengan desa kampong Malilingan timur dengan Kecamatan Loksado dan untuk sebelah barat berbatasan dengan Desa Durian Rabung.
Adapun sasaran TMMD ke 110 yang dilaksanakan Kodim 1003/Kandangan adalah sasaran fisik dan nonfisik.
Sasaran fisik berupa peningkatan jalan sepanjang 1.300 meter dengan lebar 6 meter sebagai jalan pendekat yang menghubungkan dua desa yaitu kampung Pariangan dengan Desa Malilingin.
Jalan yang semula merupakan jalan setapak akan dibuka dan menjadi jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 4.
Sasaran fisik lainnya pembuatan jembatan gelagar baja ukuran 5 m x 6 m.
Jembatan yang semula bersifat sementara akan diubah menjadi jembatan permanen, sasaran fisik tambahan pembuatan teras musala, tempat wudhu dan gudang musala.
Terdapat juga bedah 2 buah rumah milik masyarakat setempat agar memenuhi syarat kesehatan dengan ukuran 4 m x 6 m atas usul masyarakat dan juga pemerintah daerah, yakni milik Bapak Aran (59), pekerjaan petani dan ibu Manasiah (74) pekerjaan petani.
Sedangkan untuk sasaran non fisik penyuluhan wawasan kebangsaan, penyuluhan pertanian, penyuluhan perikanan, sosialisasi penanggulangan bencana alam, membangun desa pariwisata, Posyandu, Posbindu, stunting, sosialisasi tatib lalu lintas, sosialisasi sinergi, Promosi, literisasi masyarakat desa perairan dan pesisir, penyuluhan KB kesehatan dan dampak pernikahan dini serta kegiatan Bakti Sosial.
