Desa Panjaratan Tanahlaut

Kalselpedia-Desa Panjaratan, Tanahlaut Penghasil Atap Nipah, Perajin Turun Temurun Sejak Dulu

Atap nipah merupakan atap yang terbuat dari daun tumbuhan nipah. Sejak masa lalu, kehidupan penduduk Kalimantan Selatan (Kalsel) sangat dekat dengan a

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasinpost.co.id/idda royani
Wisatawan menaiki kapal susur sungai di kawasan Wisata Hutan Bekantan di Panjaratan 

Editor: Edi Nugroho

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI -Atap nipah merupakan atap yang terbuat dari daun tumbuhan nipah. Sejak masa lalu, kehidupan penduduk Kalimantan Selatan (Kalsel) sangat dekat dengan atap tradisional ini.

Umumnya rumah penduduk di Banua ini pada masa silam beratap daun nipah. Pada klaster sosial yang lebih tinggi, biasanya rumah beratap kayu ulin.

Bisa dibilang tumbuhan nipah berlimpah di Kalsel terutama di daerah perairan. Pasalnya habitat tumbuhan ini memang berada di kawasan rawa, terutama rawa di sekitar tepian sungai.

Karena itu penduduk yang bermukim di kawasan rawa sungai, dulu cukup banyak yang menekuni aktivitas sebagai perajin atap daun nipah.

Baca juga: Kalselpedia-Sebagian Rumah di Desa Panjaratan, Tanahlaut Warga Berdiri di Atas Rawa

Baca juga: VIDEO Panjaratan, Permukiman Kawasan Rawa di Pinggiran Pelaihari yang Miliki Pesona Memikat

Di Kalsel, perajin nipah tersebar di berbagai daerah. Di antaranya di Kabupaten Tanahlaut (Tala), daerah agraris berjarak 65 kilometer dari Banjarmasin, ibu kota Kalsel.

Ada beberapa tempat di daerah berjuluk Bumi Tuntung Pandang ini yang sebagian penduduknya menggeluti profesi sebagai perajin daun nipah. Salah satunya di Desa Panjaratan, Kecamatan Pelaihari.

Panjaratan merupakan kampung kecil yang berada di pinggiran wilayah Pelaihari. Sebagian besar warga setempat petani padi, sebagian lainnya nelayan air tawar dan berdagang.

Rawiyah, salah satu perajin atap nipah di Panjaratan, yang hingga masa senjanya tetap setia dengan profesi itu. Hampir tiap hari ia menganyam daun nipah meski fisiknya tak sekuat dulu lagi.

Alasannya teramat sederhana, aktivitas itu telah berlangsung secara turun temurun dari kekuarga. Bagi perempuan lanjut usia ini, panipahan (orang yang menggeluti profesi membikin atap nipah) telah menjadi bagian dari kehidupannya.

Karena itu di sela aktivitasnya yang lain, dirinya tetap setia dengan dunia anyam-anyaman nipah itu. Meski sekarang serapan atau permintaan sepi seiring kian variatifnya produk atap modern.(Banjarmasinpost.co.id/idda royani).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved