Angkutan Sawit Rusak Jalan Kota
Melintasi Jalan dalam Kota Sampit, Setiap Hari Ratusan Truk CPO di Kotim Beroperasi
Setiap hari ratusan truk beroperasi melintasi jalan dalam kota Sampit dari perkebunan menuju pelabuhan
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Sejak tahun 2003 Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mulai masuk investasi perkebunan besar Swasta (PBS) kelapa sawit yang menanamkan investasinya.
Kotawaringin Timur saat itu baru melakukan pemekaran wilayah yang awalnya Katingan dan Seruyan masih bergabung, kemudian membentuk kabupaten sendiri hingga saat ini dua kabupaten tersebut sudah mampu mandiri.
Sejak itu juga investasi perkebunan masuk dan mulai berinvestasi menanam sawit.
Jumlah perusahaan yang masuk pun cukup banyak dan menyebar hampir di seluruh kecamatan Kotim.
Baca juga: Kotim Belum Miliki Jalan Khusus, Angkutan Sawit Masuk Jalan dalam Kota Sampit
Baca juga: Awalnya untuk Dilintasi Truk Sawit, Hampir Dua Tahun Jalan Lingkar Selatan Kotim Belum Diperbaiki
Baca juga: Sejak Angkutan Sawit Masuk Jalan Kota Sampit, Sering Terjadi Kecelakaan karena Sopir Ugal-ugalan
Sepuluh tahun berjalan, hingga saat ini, sudah 18 tahun, kebun sawit yang ditanam mulai menuai hasil, produksi hasil kebun ini booming, dan mulai dilakukan ekspor CPO.
Sayangnya belum dipersiapkan secara matang untuk jalan khsuus ratusan truk pengangkutnya.
Sedikitnya dua ratus truk pengangkut hasil kebun sawit setiap hari melintasi jalan kota untuk pengapalan dari kebun ke Pelabuhan CPO Bagendang.
Namun hal itu banyak menimbulkan masalah karena belum ada jalan khusus angkutan tersebut.
"Kami menghendaki paling tidak jalan Lingkar Selatan Diperbaiki agar jadi alternatif truk tidak lagi masuk jalan dalam kota.," ujar M Gumarang Ketua Forum Kerjasama Asosiasi Jasa Konstruksi (Forjasi) Kotim.
banjarmasinpost.co.id / faturahman