Breaking News

Berita Banjar

Makam Pahlawan Dipenuhi Rumput, Dinas Sosial Banjar Tempatkan Dua Petugas Khusus

Taman Makam Pahlawan (TMP) Bumi Mas di Desa Karang Intan, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dipenuhi rump

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Edi Nugroho
banjarmasinpost.co.id/ mukhtar wahid
Inilah TMP Bumi Mas di Desa Karang Intan, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalsel 

Editor: Edi Nugroho

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Taman Makam Pahlawan (TMP) Bumi Mas di Desa Karang Intan, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dipenuhi rumput.

Hal itu terpantau saat reporter Banjarmasinpost.co.id, berziarah di TMP Bumi Mas tersebut, Jumat (23/4/2021).

Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengelolaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Banjar, Uhibul Huda mengaku ada dua petugas khusus ditempatkan Dinas Sosial Kabupaten Banjar merawat TMP Bumi Mas tersebut.

Baca juga: Tepis Keterangan Dinas Sosial, Mantan Ketua Tagana HST Benarkan Sebagian Logistik Bantuan Dicuri

Baca juga: Tepis Keterangan Dinas Sosial, Mantan Ketua Tagana HST Benarkan Sebagian Logistik Bantuan Dicuri

Baca juga: Tepis Keterangan Dinas Sosial, Mantan Ketua Tagana HST Benarkan Sebagian Logistik Bantuan Dicuri

Menurut Uhibul Huda, lima pusara makam pahlawan di TMP Bumi Mas, adalah pejuang kemerdekaan yang berjasa bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Lima pejuang yang wafat itu adalah Santung, Kampiun, Antung, Paiman dan Supardi.

Murtado, warga Desa Karang Intan mengatakan kisah pejuang kemerdekaan yang dimakam di TMP itu ada 9 orang. Dua selamat dari sergapan centeng kolonial Belanda, sisanya tewas ditembak militer Belanda.

"Belakangan lima yang bersedia dipindah makamnya ke TMP Bumi Mas, dua pahlawan lainnya ahli warisnya tak berkenan dipindahkan," katanya.

Mustada mengatakan 9 pahlawan yang tewas itu adalah warga Desa yang bertetangga dengan Karang Intan. Karang Intan pada 1945 hingga 1949 itu adalah tempat persembunyian gerilyawan.

Itu karena sering dijadikan tempat bermusyawarah para pejuang menyusun gerakan perlawanan terhadap militer Belanda kala itu, membonceng sebagai Nica. kisahnya. (banjarmasinpost.co.id/ mukhtar wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved