Tahun Baru Islam 2021
Doa Tahun Baru Islam Dibaca pada 1 Muharram 1443 H, Simak Sejarah Tahun Baru Hijriyah
1 Muharram 1443 H akan jatuh pada Selasa (10/8/2021).Simak doa Tahun Baru Islam, yakni doa akhir tahun dan doa awal tahun menuju Tahun Baru Islam.
Penulis: Mariana | Editor: Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID - Inilah doa tahun baru Islam yany diperingati setiap 1 Muharram kalender Hijriyah.
Diketahui, sebentar lagi Tahun Baru Islam 2021 tiba. Berdasarkan kalender hijriah, 1 Muharram 1443 H akan jatuh pada Selasa (10/8/2021)
Tahun Baru Muharram ini memiliki sistem penanggalan berdasarkan pergerakan Bulan yang dimulai pada hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
Simak doa Tahun Baru Islam, yakni doa akhir tahun dan doa awal tahun menuju Tahun Baru Islam.
Baca juga: Twibbon Tahun Baru Islam 2021 alias Tahun Baru Muharram 1443 H, Cocok Jadi Status WA, IG atau FB
Baca juga: Besok 1 Muharram 1443 H, Bacalah Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 2021 Mulai Sore Nanti
Dikutip dari Habib Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitab Maslakul Akhyar, berikut bacaan doa Nabi Muhammad pada Tahun Baru Islam:
1. Doa Akhir Tahun
Doanya:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani ‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.
Ya Allah, apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada-MU, maka sungguh aku mohon ampun kepada-MU, ampunilah aku!
Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada-MU ya Allah, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari MU, wahai Dzat Yang Maha Pemurah! Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau."

2. Doa Awal Tahun
Doanya:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam
Artinya:
"Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau.
Ya Allah! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-MU yang agung dan kedermawanan-MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada-MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!"
* Jadwal Tahun Baru Islam 2021.
Di Indonesia, Tahun Baru Islam 1 Muharram ini ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional.
Dikutip dari setkab.go.id, Hari Libur Nasional Tahun Baru Islam 1443 Hijriyah yang awalnya jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021, diubah menjadi hari Rabu, 11 Agustus 2021.
Itu artinya, Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriyah jatuh pada hari Selasa 10 Agustus 2021.
Lantas, bagaimana sejarah Tahun Baru Islam?
Dikutip dari kalbar.kemenag.go.id, perhitungan Tahun Baru Islam bermula di masa Umar bin Khattab R.a.
Tepatnya 6 tahun pascawafatnya Nabi Muhammad SAW.
Salah satu riwayat menyebutkan yaitu ketika Khalifah mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka.
Beliau lalu bermusyawarah dengan para sahabat.
Singkat kata, mereka pun berijma untuk menjadikan momentum dimana terjadi peristiwa hijrah Nabi sebagai awal mulai perhitungan tahun dalam Islam.
Sebelum mengenal kalender Islam atau kalender Hijriah, masyarakat Arab mengenal tahun dengan menamainya menggunakan peristiwa penting yang terjadi di tahun tersebut.
Misalnya kelahran Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan Tahun Gajah, karena pada tahun tersebut terjadi penyerangan terhadap Kabah oleh pasukan yang menggunakan gajah sebagai kendaraan perangnya.
Sedangkan sistem kalender qomariyah berdasarkan peredaran bulan konon sudah dikenal bangsa Arab sejak lama.
Demikian pula nama bulannya serta jumlah yang 12 bulan dalam setahun.
Bahkan mereka telah menggunakan bulan Muharram sebagai bulan pertamanya dan Dzulhijjah sebagai bulan ke-12 sebelum masa kenabian.
Dengan kata lain nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah bukanlah nama-nama baru, melainkan nama-nama yang telah digunakan sebelumnya dalam sejarah Tahun Baru Islam.
Baca juga: Sambut Tahun Baru Islam 2021, Simak Berbagai Amalan Dianjurkan Selama Muharram 1443 H
Baca juga: Niat Puasa Tasua dan Asyura di Tahun Baru Islam 2021, Berikut Keutamaan Puasa Sunnah Bulan Muharram
Dikutip dari gramedia.com, Muharram adalah bulan yang spesial, dikarenakan bulan pembuka dalam kalender Hijriyah.
Rasulullah SAW bahkan menyebut Muharam sebagai bulan Allah karena keutamaannya.
* Amalan Tahun Baru Islam
Umat Islam memiliki waktu khusus dalam menyambut tahun baru.
Tak hanya perlu memperbanyak salawat dan zikir, terdapat banyak amalan yang bisa dilakukan ketika tahun baru Islam akan masuk.
Shekh Abdul Hamid dalam kitabnya menyebutkan, jika terdapat 10 amalan yang dapat dilakukan saat bulan Muharam yaitu ziarah, asyura, menjenguk orang sakit, silaturahmi, membuat celak mata, mandi, sedekah, memotong kuku, menambah nafkah keluarga serta membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali.
Namun di antara seluruh amalan tersebut, terdapat amalan yang paling dianjurkan yakni puasa sebagaimana Abu Huraira.
“Seorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadan, puasa di bulan apa yang paling utama?’ Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan Muharam.’” (HR Ibnu Majah).
Puasa yang dimaksud ini adalah puasa Tasua serta Asyura yang bisa dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram atau 28 dan 29 Agustus.
Dua jenis puasa tersebut hukumnya sunah, serta dianjurkan untuk dilakukan kepada seorang muslim.
Kendati jika tidak melakukannya tidak mendapat dosa.
Dalam hadis riwayat Muslim ini, terdapat ganjaran yang diberikan terhadap orang yang menjalankan puasa Tasua serta Asyura yakni dihapuskan dosanya selama setahun sebelumnya.

* Keutamaan dan makna Tahun Baru Islam
1. Mengenang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW
Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Madinah merupakan penanda kejayaan Islam.
Agama Islam tersebar semakin luas dan mengalami perkembangan yang pesat.
Nabi Muhammad SAW hijrah atas wahyu dari Allah SWT dan lebih mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Arab yang saat itu tidak terlalu menghendaki agama Islam.
Selain itu, hijrahnya Nabi Muhammad SAW merupakan cikal bakal terbentuknya negara islam yang sangat menjunjung tinggi toleransi sebagaimana tertulis dalam Piagam Madinah.
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung” (QS. Alhasyar: 9)
2. Pengingat akan semangat perjuangan.
Peristiwa hijrah juga merupakan pengingat bagi umat Islam akan semangat perjuangan dan optimisme yang tinggi untuk berhijrah dari hal buruk menuju hal yang baik.
Diharapkan, di tahun yang baru seluruh manusia dan alam semesta mengalami perubahan menuju kebaikan dengan semangat perdamaian.
Saat hijrah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat berjuang melawan kesedihan dan ketakutan karena harus meninggalkan rumah, tanah kelahiran, keluarga, dan harta benda.
Ini pulalah yang menjadi tujuan Allah SWT untuk menurunkan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin.
3. Bulan Muharram merupakan bulan yang paling dihormati.
Bersama tiga bulan lainnya dalam Tahun Hijriah, bulan Muharram menjadi bulan yang paling suci.
Makna dari bulan Muharram adalah 'yang diharamkan' atau 'paling dihormati'.
Pada bulan ini, umat Islam diharamkan berperang, sehingga bulan Muharram memiliki semangat perdamaian kepada alam semesta.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS. Attaubah: 36)
“Ketahuilah bahwa zaman itu akan terus berputar seperti bentuknya. Hari menciptakan Allah Swt pada langit dan bumi itu dalam setahun sebanyak 12 bulan diantaranya ada 4 bulan Haram, 3 yang berturutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram sedangkan bulan Rajab dihimpit antara bulan Jumadi (Jumadil Awwal dan Jumadil Akhir) dan bulan Sya’ban.”( HR. Bukhari-Muslim)
Baca juga: Sambut Tahun Baru Islam 2021, Simak Berbagai Amalan Dianjurkan Selama Muharram 1443 H
Baca juga: Niat Puasa Tasua dan Asyura di Tahun Baru Islam 2021, Berikut Keutamaan Puasa Sunnah Bulan Muharram
4. Signifikansi akhlak mulia.
Dengan datangnya Tahun Baru Islam, umat Islam diajak untuk mengingat kembali pentingnya akhlak mulia yang bersumber dari Alquran.
Yakni, dengan menjauhi larangan Allah SWT dan melaksanakan perintah-Nya.
Tahun Baru Islam juga menjadi pengingat akan puncak kejayaan Islam sebagai rahmatan lil alamin yang membawa kebaikan, kebenaran, serta mengajarkan cinta dan kasih sayang pada manusia dan alam semesta.
5. Introspeksi diri atau muhasabah.
Tahun Baru Islam menandakan umat Islam meninggalkan tahun yang yang lalu dan memasuki tahun baru.
Rasulullah SAW mengajarkan umat Islam untuk menyambut Tahun Baru Islam dengan introspeksi diri, khususnya mengingat amalan dan dosa apa saja yang telah dilakukan.
Dengan ini, diharapkan umat Muslim dapat memperbanyak amal ibadah di tahun selanjutnya dan menghindari dosa di tahun selanjutnya
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)