Covid 19 Indonesia

UPDATE Covid-19 Indonesia 2 Oktober 2021, Tambah 1.414 Pasien Positif dan 89 Orang Meninggal

Update covid-19 Indonesia terbaru 2 Oktober 2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bertambah 1.414 pasien.

Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri
Wabah Corona Kalsel, ASN di Batola yang mengikuti vaksinasi beberapa waktu lalu. UPDATE Covid-19 Indonesia 2 Oktober 2021, Tambah 1.414 Pasien Positif dan 89 Orang Meninggal 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kasus covid-19 Indonesia masih dalam tren penurunan. Namun, setiap hari masih ada saja yang terkonfirmasi positif covid-19.

Update covid-19 Indonesia terbaru 2 Oktober 2021, berdasarkan data dari laman Covid19.go.id pukul 17.40 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bertambah 1.414 pasien.

Dengan demikian, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 4.218.142 terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret tahun lalu.

Sementara itu, ada pula penambahan pasien sembuh sebanyak 2.380 orang, sehingga total pasien covid-19 yang sembuh pada hari ini menjadi 4.042.215 di seluruh Indonesia.

Baca juga: Sebaran Covid-19 Indonesia Hari Ini: Jateng Tertinggi 308 Kasus Positif Baru, Kalsel Rangking 20

Baca juga: Update Covid-19 Kotabaru: Sembuh 6, Positif 3, Total Tepapar 3.066

Sedangkan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir tercatat sebanyak 89 orang. Total ada 142.115 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga hari ini.

Berdasarkan data pada Jumat (1/10/2021), pasien positif bertambah 1.624 orang. Artinya penambahan kasus pada hari ini relatif turun. Seperti dilansir dari Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 2 Oktober 2021: Tambah 1.414 Kasus, Total 4.218.142 Positif.

Suasana vaksinasi covid-19 massal yang digelar Polres Tala di halaman Stadion Pertasi Kencana, Pelaihari, Rabu (22_9).
Suasana vaksinasi covid-19 massal yang digelar Polres Tala di halaman Stadion Pertasi Kencana, Pelaihari, Rabu (22_9). (banjarmasinpost.co.id/roy)

Pandemi Covid-19 Gelombang Ketiga Mengancam Indonesia

Masyarakat Indonesia diimbau tetap waspada dengan penularan Covid-19. Indonesia dinilai berhasil melewati serangan pandemi Covid-19 gelombang kedua mulai September 2021.

Namun, pandemi corona belum akan berakhir bahkan ada ancaman pandemi Covid-19 gelombang ketiga.

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Minggu (19/9) ada tambahan 2.234 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.190.763 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 6.186 orang sehingga menjadi sebanyak 3.989.326 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 145 orang menjadi sebanyak 140.468 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 60.969 kasus. Jumlah ini turun 4.097 kasus dari sehari sebelumnya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memperingatkan gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang berpotensi terjadi di Indonesia. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sejumlah negara tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga tersebut.

Tiga gelombang pandemi Covid-19 dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga. Sementara, RI baru mengalami dua gelombang pandemi Covid-19.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021), dilansir dari kontan.co.id.

Baca juga: Mengenal Molnupiravir, Obat Oral yang Diusulkan untuk Obat Covid-19 dari Merck Amerika Serikat

Baca juga: Data Sebaran Kasus Covid-19 di 34 Provinsi 1 Oktober 2021, DKI Jakarta Naik Peringkat 1

Menurut Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman, pandemi Covid-19 gelombang ketiga sangat mungkin terjadi, sebab mayoritas masyarakat Indonesia belum mempunyai imunitas untuk melawan virus atau tingkat vaksinasi yang masih cukup rendah. “Dalam artian imunitas itu dari vaksin, vaksinasi dosis penuh, apapun vaksinnya. Ini kan 80 persenan (masyarakat) masih rawan karena belum mendapat vaksin,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/9/2021).

Tak hanya virus corona varian Delta, tetapi juga varian Alpha maupun varian lain yang dapat membuat kondisi rentan dan mendorong potensi terjadinya pandemi Covid-19 gelombang ketiga. Dicky menuturkan, adanya varian-varian baru Covid-19 juga sangat rawan memunculkan kembali gelombang ketiga.

“Ini yang harus dipahami dan tidak ada negara yang meskipun vaksinasinya sudah lebih dari 60 persen bisa menghindari gelombang ketiga, sulit,” ujar dia.

Dicky menjelaskan, potensi pandemi Covid-19 gelombang ketiga bersifat dinamis. “Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desemberpun gelombangnya menurun juga, merendah, nggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” tutur dia.

Orang-orang mengantre untuk menerima dosis vaksin virus corona Covid-19 Sinovac di sebuah pusat perbelanjaan di Banda Aceh pada 17 Juli 2021.
Orang-orang mengantre untuk menerima dosis vaksin virus corona Covid-19 Sinovac di sebuah pusat perbelanjaan di Banda Aceh pada 17 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Ia memaparkan, ini disebabkan adanya intervensi yang dilakukan seperti PPKM yang diperpanjang lebih diperkuat. “Prediksi-prediksi ini tidak statis, dinamis banget. Artinya semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil,” tambah dia.

Sementara saat ini, Dicky mengatakan, dalam prediksi terakhir sesuai dengan perkembangan situasi terkini, pandemi Covid-19 gelombang ketiga mundur ke Desember.

Dicky menilai, jika terjadi pandemi Covid-19 gelombang ketiga, diharapkan tidak akan sebesar gelombang sebelumnya. “Kecuali kalau ada varian yang jauh lebih hebat atau setidaknya seperti varian Delta, itu bisa sama (gelombang infeksinya),” tutur dia.

Terkait antisipasi pandemi Covid-19 gelombang ketiga, lanjut Dicky, dapat dilakukan dengan memperketat pintu-pintu masuk di Indonesia. Selain itu juga dilakukan karantina yang memadai, setidaknya selama 7 hari bagi pendatang yang telah divaksinasi secara penuh dan PCR negatif.

Sedangkan dilakukan karantina selama 14 hari bagi pendatang yang belum divaksinasi dengan PCR negatif. Sementara antisipasi di dalam negeri dapat dilakukan dengan 3T (testing, tracing, tracking, menerapkan protokol kesehatan (5M), percepatan vaksinasi, dan pembatasan kegiatan masyarakat. “PPKM berlevel tetap dilakukan. Harapannya PPKM yang diterapkan level 1 dan level 2. Artinya semua berupaya agar level pandemi kita terkendali atau membaik. (Tentunya) dengan peran semua pihak,” papar Dicky.

Dicky menyampaikan, meskipun positivity rate rendah, tapi testing, tracing, dan tracking yang dilakukan rendah. Hal ini menjadi satu hal yang perlu diwaspadai. “Karena berarti kemampuan kita mendeteksi kasus-kasus di masyarakat menjadi tinggi. Sudah dicapai (nilai standar) dari WHO, itu tidak dijamin,” kata dia.

Kecukupan testing, jelas Dicky, mengikuti ekskalasi pandemi. “Misalnya ada terkonfirmasi 1.000 kasus positif, harus ada tracing minimal 1.000 x 15 (orang), itu minimal. Karea WHO juga menyarankan (tracing ke) 30 orang. Nah ini harus dilakukan,” ujarnya.

Dicky menegaskan, seharusnya juga dilakukan penelusuran lebih lanjut dalam bentuk tracking, seperti kontak kasus level 2 atau level 3. “Saat ini belum (dilakukan), dan menempatkan posisi Indonesia sangat rawan terjadi (gelombang ketiga),” jelas dia.

Baca juga: Covid-19 Indonesia Per 24 September 2021, Jawa Tengah Tertinggi Penambahan Covid-19

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 27 September 2021, Hari Ini Tambah Kasus Positif Covid-19 1.390

Pengawasan orang yang telah divaksin

Dicky menambahkan, untuk mencegah varian baru harus ditingkatkan pengawasan terhadap genom-genom virus. Hal ini sangat penting untuk mendeteksi keberadaan varian baru dan potensi, tren, atau progres penyebaran dari jenis virus baru.

Adapun kasus-kasus orang yang telah divaksinasi tapi terpapar virus juga harus menjadi perhatian, dengan dilakukan pemeriksaan genom. Dicky menegaskan, adanya peningkatan status yang lebih baik tidak dapat dijadikan dasar untuk melakukan apapun. “Pandemi masih belum selesai, ini yang harus disadari masyarakat,” papar dia.

Pandemi Covid-19 belum berakhir. Pandemi Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi jika kita lengah menjalankan protokol kesehatan.

(Kontan.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved