Selebrita
Nasib Petisi Blacklist Ayu Ting Ting Kini, Bukti Upaya Haters Usir Putri Ayah Ozak dari TV Sia-sia
Nasib Petisi Boikot atau petisi blacklist Ayu Ting Ting. Niatan haters usir anak Abdul Rozak sia-sia. Ini nasib sahabat Wendy Cagur dan Ivan Gunawan.
Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Petisi Boikot atau petisi blacklist pedangdut Ayu Ting Ting sempat heboh. Niatan petisi itu untuk mengusir putri Abdul Rozak dari dunia pertelevisian.
Seiring berjalannya waktu, rupanya petisi blacklist untuk mantan istri Enji Baskoro itu menghilang seperti ditelan bumi.
Diketahui, kasus Ayu Ting Ting menjadi perhatian masyarakat usai merembetnya insiden penggerebekan rumah KD, salah seorang warganet yang diduga melontarkan ujaran kebencian kepada keluarganya.
Petisi boikot Ayu Ting Ting pun muncul, tetapi sampai saat ini petisi tersebut belum juga memenuhi target tanda tangan 150 ribu orang.
Baca juga: Intip Rumah Sahrul Gunawan yang Bisa Jadi Istana Ayu Ting Ting, Bandingkan Hunian Ivan Gunawan
Baca juga: Foto Pernikahan Celine Evangelista dan Marshel Bikin Heboh, Rupanya Istri Stefan William Lakukan Ini
Petisi ini dibuat oleh Putri Maharani, Juni 2021. Tindakan ini dikarenakan sikap Ayu Ting Ting yang dianggap kurang pantas.
"Pada acara Pas Sore. Terlihat waktu acara tersebut live di Trans 7, Ayu Ting Ting menendang salah satu talent (Andika Kangen Band)," demikian keterangan di petisi tersebut.
Lantas bagaimana kabar petisi blacklist itu?
Terpantau hingga Kamis (7/10/2021), petisi boikot Ayu Ting Ting ini masih ditandatangani oleh 134 ribu lebih.
Awalnya, jika petisi ini mencapai target 150 ribu tanda tangan, maka akan menjadi salah satu petisi paling banyak ditanda tangani di Change.org.

Baca juga: Teriakan BCL Saat Ariel NOAH Bicara Soal Perasaan, Video Bunga Citra Lestari Viral di TikTok
Baca juga: Pertengkaran Azriel dengan Ashanty Hingga Mau Kabur dari Rumah Diungkit, Kisahkan Kenangan Ini
Selain petisi memboikot Ayu Ting Ting, muncul tandingannya yang mendukung pelantun "Alamat Palsu" tersebut.
Petisi Save Ayu Ting Ting itu awalnya dibuat Rusman Agnes pada 3 Agustus 2021.
Isinya merujuk kasus pembully-an yang diterima Ayu Ting Ting dari Kartika Damayanti alias KD.
"Korban (keluarga Ayu Ting Ting) melaporkan ke pihak berwajib. Akan tetapi korban dikatakan tidak punya hati karena sudah melabrak dan mempermalukan si pembully dengan cara membawa aparat negara ke rumahnya," tulis Rusman Agnes.
Sampai Kamis (7/10/2021), petisi ini mandek di posisi 25,5 ribu lebih dari target 35 ribu.

Sementara, sahabat Wendy Cagur dan Ivan Gunawan itu juga sempat menanggapi petisi boikot ini.
Ayu Ting Ting mempertanyakan motivasi sebagian orang memboikotnya.
Bintang sinetron Ayu Anak Depok City merasa selama ini tak pernah mengusik hidup orang.
“Ini yang kemarin gue hancur banget ya ini, gue stres, ada saja masalah gue lagi banyak pekerjaan kayak begini,” ujar penyanyi kelahiran Depok, 20 Juni 1992.
“Segala ada petisilah, boikotlah. Gue bingung gitu. Gue kadang berpikirnya begitu, sedihnya begitu, ya Allah salah gue ini apa? Gue nyari duit buat keluarga. Gue enggak pernah mengusik hidup orang,” imbuhnya.
Ini disampaikan ibunda Bilqis Khumairah Razak dalam video Ayu Ting Ting Curhat Buka-bukaan ke Ivan Gunawan (Intimate) di kanal YouTube Qiss You TV, Selasa (31/8/2021).
“Di TV gue juga enggak pernah menyenggol orang. Enggak pernah bergaul. Teman gue bisa diukur, lo Ruben, Wendy, lo Ruben, Wendy,” Ayu Ting Ting menyambung.
Dalam kondisi stres, ia masih bisa bersyukur karena dikuatkan para sahabat. Ivan Gunawan dan Ruben Onsu getol membela Ayu Ting Ting saat diserang warganet +62 di medsos.
“Gue misalnya lo disakiti, gue pasti sakit. Karena gue sayang. Kalau lo merasa gitu juga enggak?” ungkap Ayu Ting Ting kepada Ivan Gunawan. Hal yang sama dilakukan sang desainer.
“Kita pasti membelalah yang namanya teman karena kita tahu cerita sebenarnya Ay. Ya sayanglah, masa enggak dijaga itu salah satu bentuk pembelaan gue ke lo,” kata Ivan.
Meski kena petisi, Ayu Ting Ting kini malah kian eksis di dunia televisi. Sejumlah acara dibawakannya, mulai acara talkshow, komedi situasi hingga ajang pencarian bakat.
Baca juga: Syuting Ikatan Cinta, Tindakan Arya Saloka pada Amanda Manopo Agar Tak Kepanasan Tuai Perhatian
Baca juga: Selain King Kobra Garaga, Panji Petualang Juga Punya Ular Piton yang Aksinya Bikin Galuh Ketakutan
Perhatikan Hal Ini Sebelum Tandatangani Petisi Online
Perkembangan dunia digital memengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk cara orang menyikapi sebuah peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Salah satunya dengan kemunculan platform petisi online. Platform tersebut memudahkan seseorang atau kelompok dalam mendapatkan dukungan agar pemerintah mengambil tindakan terhadap suatu hal.
Contohnya ketika kasus perundungan yang menimpa seorang remaja perempuan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Munculnya tagar #JusticeForAudrey turut disertai petisi agar pemerintah mengawal peristiwa ini dan meminta keadilan agar para pelaku mendapatkan hukuman yang sesuai.
Dalam waktu hitungan jam, petisi tersebut telah ditandatangani jutaan orang.
Fenomena ini pun bukan pertama kalinya. Sering kita lihat tautan yang dibagikan untuk menandatangani petisi.
Lantas, bagaimana cara menyikapi munculnya platform petisi online?
Menurut sosiolog Daisy Indira Yasmine, M.Si, petisi itu sebenarnya bagus karena merupakan bentuk keterlibatan warga negara terhadap isu-isu masyarakat.
Namun harus diperhatikan pula tindak lanjut terhadap petisi.
“Asal mekanisme pengajuan petisi cukup teliti dan hati-hati, itu juga menurut saya enggak ada masalah. Tapi yang terpenting harus cross check informasinya dulu,” terang Daisy, Senin 15 April 2019.
Dirinya menuturkan, sebelum memberikan tanda tangan secara online, masyarakat harus benar-benar memerhatikan ulasan di petisi.
Ulasan yang baik harus mengandung rincian informasi tentang kronologis peristiwa yang diangkat. Bahkan lebih bagus jika ada sumber-sumber informasi dalam ulasan tersebut sehingga bisa ditelusuri.
Kemudian masyarakat perlu memiliki ruang untuk konfirmasi terhadap beberapa data dan memastikannya benar atau tidak.
“Jangan sampai ada hoaks malah jadi petisi, itu ‘kan bahaya. Kontrol itu yang bisa dibuat secara sistemik, mungkin perbaikan metode mengajukan petisi sehingga bisa membantu untuk menyaring apa saja informasi yang penting untuk mempetisikan atau tidak,” tutur Daisy.
Selain itu, masyarakat juga perlu memiliki self defense dengan memiliki pengetahuan seputar petisi sebelum menandatanganinya.
Cara yang bisa dilakukan adalah mencari tahu informasinya melalui berita di media, situs pemerintah, atau bahkan bertanya langsung kepada orang yang terlibat dalam petisi tersebut.
“Di zaman informasi ini enggak boleh jadi orang yang gampang percaya, harus jadi orang yang kritis,” pungkas Daisy.
Baca juga: Senasib Anang, Atta Halililintar Ternyata Juga Takut pada Aurel Hermansyah Ketika Sedang Marah
Baca juga: Aksi Kiano Seusai Shalat Berjamaah Bareng Baim Wong Curi Perhatian, Beri Paula Setangkai Bunga
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli)