Selebrita
Penyebab Inul Daratista Minder Berteman dengan Ashanty Cs Terungkap, Sentil Soal Gaya Hidup
Inul Daratista ngaku minder berteman dengan sejumlah artis, termasuk Ashanty. Istri Adam Suseno ungkap pada Melaney Ricardo. Sentil gaya hidup mewah.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Meski dikenal sebagai artis yang tajir, pedangdut Inul Daratista ternyata minder berteman dengan sejumlah artis, termasuk Ashanty.
Bahkan, istri Adam Suseno itu merasa tidak percaya diri kala bergaul. Ini dirasakannya kala di acara Ashanty beberapa waktu lalu.
Fakta ini dikutip Tribun Style (grup Banjarmasinpost.co.id) dari kanal YouTube Melaney Ricardo, Rabu, 3 November 2021.
"Ada rasa minder juga, 'wah dia pakai ini kita nggak pakai ini, bagaimana nasib saya', sumpah aku ini nggak sehebat kalian (teman artis lain). Aku ini siapa, makanya kalau aku mau pesta manggil nih desainer padahal baju itu serumah bagus-bagus," ujar Inul Daratista.
Baca juga: Lamar Celine Evangelista yang Baru Cerai dari Stefan William, Rulyabii Margana Buat Pengakuan Ini
Baca juga: Lihat Tubuh Ivan Gunawan Kini, Ayu Ting Ting Langsung Minta Kepastian: Bu Mantu Lo Udah Kurus Nih
Pelantun 'Buaya Buntung' itu masih sering khawatir soal penampilannya yang dirasa tak sehebat selebriti lainnya.
Padahal, jika berbicara soal kekayaan, Inul tak kalah kaya daripada selebriti lainnya.
"Aku masih nggak percaya diri ketika ketemu diva ini, sosialita ini. Kok mereka bajunya menter-menter ya, aku punyanya ini aja," tutur Inul lagi.
Sebagai bukti jika dirinya tak percaya diri, Inul Daratista pun bercerita saat diundang ke acara Ashanty dengan dresscode putih.
Sangking tak percaya diri dengan apa yang dia punya, Inul sampai membeli baju baru.
Padahal jika menilik di lemari Inul, dia sudah punya banyak baju warna putih di rumahnya.
Baca juga: Tagihan Listrik Rumah Jennifer Jill Terungkap, Istri Ajun Perwira Langsung Ambil Tindakan Berhemat
Baca juga: Aktor Sinetron BHSI Ini Nekat Rayu Haico VDV Sambil Sentil Rangga Azof, Intip Profil Antonio Blanco
"Diundang sama mbak Ashanty aku beli (baju), saking nggak percaya dirinya," bebernya.
Maka dari itu, Inul memutuskan untuk enggan bergaul dengan rekan artis lain, termasuk dengan Ashanty dan teman-temannya.
"Aku nggak mau bergaul sama mereka karena aku merasa aku ini masih belum seperti mereka," pungkas Inul.
Simak video selengkapnya: Klik
Baca juga: Benda Penangkal Bala di Rumah Ria Ricis Terungkap, Teuku Ryan Syok Calon Istri Nyaris Kena Guna-guna
Baca juga: Isi Chat WA Terakhir Hanna Kirana Sebelum Meninggal Dunia Dibocorkan Ilyas Bachtiar, Keluhkan Ini
Apa Salahnya Pamer Gaya Hidup Glamor?
Terkait hidup mewah yang diperlihatkan selebritas, Riana Sahrani yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara pernah membuat tulisan yang dikutip Kompas.com.
Banyak kritik dilontarkan pada para selebritas dan YouTuber yang mengumbar gaya hidup glamor.
Beberapa artis yang dikritik pun meradang dan mengatakan bahwa sah-sah saja mereka menunjukkan kekayaan dan kesuksesan mereka saat ini, toh yang mencari uang dan bekerja keras kan mereka sendiri, bukan orang lain.
Sanggahan mereka ini tentu saja tidak ada salahnya, benar malah! Jadi, apakah yang melihat konten mereka ini yang salah? Apakah ini salah masyarakat luas yang mengidolakan mereka?
Para selebritas atau YouTuber ini tentu saja tidak akan menjadi selebritas sukses apabila tidak ada masyarakat yang menonton konten mereka.
Tentunya para penonton ini berharga sekali kan? Karena dengan adanya para penonton yang men-subscribe dan like, serta menjadi follower, tentunya akan meningkatkan pundi-pundi kekayaan mereka.
Maka, menjadi miris apabila para pembuat konten glamor ini menyalahkan penontonnya sendiri yang justru berjasa untuk mereka.
Menurut saya, kita sebagai pembuat konten dan juga penonton harus mengevaluasi diri, mawas diri mengenai kejadian ini.
Pertama, untuk para pembuat konten, sebaiknya buatlah konten yang memang berguna, bermanfaat untuk orang banyak.
Bukan sesuatu yang membuat rakyat jelata sebagai penonton menjadi meneteskan air liur, karena membayangkan bagaimana bahagianya mereka apabila dalam posisi para selebritas ini. Hmmm...
Ada teori psikologi yang cukup dapat menggambarkan kondisi ini, yaitu teori imitasi dari Albert Bandura.
Jadi, menurut teori imitasi ini, biasanya anak-anak mencontoh apa saja yang dilakukan orang tuanya.
Hal ini tidak hanya terjadi pada anak manusia, tetapi juga pada anak binatang atau hewan.
Wajar saja apabila anak-anak mengidolakan dan menirukan tingkah polah orang tuanya, baik dari ucapan maupun perilaku. Apalagi bila yang mencontohkan adalah tokoh idola mereka.
Begitu juga apabila yang menjadi follower para selebritas ini adalah anak-anak dan remaja, yang umumnya masih mencari identitas (menurut teori psikologi dari Erik Erikson).
Para orang dewasa juga masih dapat terjadi, terutama apabila mereka belum selesai dengan permasalahan identitas dan berkiblat pada para idola mereka.
Apakah para pembuat konten tega menjerumuskan para follower mereka, demi ketenaran dan materi?
Ini semua tergantung pada para pembuat konten itu sendiri. Saya tidak bisa memastikan satu-per satu, kecuali saya membuat penelitian tersendiri mengenai hal ini, atau mungkin dengan mewawancarai para selebritas atau pesohor tersebut.
Baca juga: Andre Taulany dan Wendy Cagur Ketar-ketir, Efek Kiky Saputri Roasting Muhaimin Iskandar
Baca juga: Tontonan Rizky Billar Bikin Lesti Kejora Ucap Istighfar, Terjadi Kala Karantina di Hotel
Film dan lagu
Di sisi lain, kita saat ini juga diramaikan dengan berita viral mengenai sebuah sinetron Indonesia mengenai poligami, yang dibintangi oleh anak berusia 15 tahun.
Tentunya ini bukanlah contoh yang baik untuk masyarakat luas. Apabila pembuat sinetron berkilah bahwa film tersebut tidak akan membawa dampak serius bagi masyarakat, maka hal ini menurut saya salah besar.
Sudah banyak kejadian, di mana film atau lagu membuat orang terinspirasi untuk melakukan hal yang tidak pantas. Sebagai contoh film "The Town" justru menginspirasi orang-orang tertentu untuk merampok.
Lagu "Gloomy Sunday" juga dipercaya sebagai lagu pengantar orang melakukan bunuh diri, terutama di Hungaria, sebelum perang dunia kedua.
Masih banyak contoh film dan lagu lainnya.
Kita memang tidak dapat mengontrol hal apa yang akan membuat kerusakan dan mana yang tidak.
Namun, setidaknya kita dapat berhati-hati dalam membuat alur cerita yang cenderung dapat diinterpretasi negatif oleh masyarakat secara umum.
Kedua, masyarakat penonton atau follower selebritas juga diharapkan dapat memilah-milah mana tayangan atau konten yang bermanfaat, dan mana yang tidak. Maka dari itu, bekal mental dan moral yang cukup kuat diperlukan dalam hal ini.
Bagi orang tua yang masih mempunyai anak kecil dan remaja, sebaiknya sering-sering berdiskusi mengenai tayangan dan tontonan yang sedang digandrungi anak-anak mereka.
Kritik terhadap anak tidak akan membantu, malah membuat mereka semakin penasaran dengan tayangan tersebut.
Dengan berdiskusi, kita dapat tetap memantau apa yang ditonton anak, serta bagaimana interpretasi mereka terhadap tayangan tersebut.
Imbauan kepada para pembuat konten juga penting, agar setidaknya membuat tayangan yang juga membuat penonton tergugah untuk bekerja keras, disiplin, dan jujur. Misalnya, dengan menceritakan kisah mereka sebelum sukses.
Kita juga sebagai penonton dapat memilih film atau konten yang berkualitas, yang memacu kita untuk selalu berpikiran positif dan berusaha dalam mencapai apa yang kita idam-idamkan.
Pengawasan secara konsisten dari masyarakat dan pemerintah juga diperlukan, sehingga tontonan menjadi tetap berkualitas dan bermanfaat.
Siapa lagi yang akan menjaga mental dan moral kita, kalau bukan kita bersama.
Baca juga: Ciuman Arya Saloka di Kening Amanda Manopo Bikin Fans Heboh, Sentil Momen Episode Awal Ikatan Cinta
Baca juga: Jatah Uang Bulanan Sarwendah dari Ruben Onsu Bertambah, Bandingkan Syahrini dan Nagita Raffi Ahmad
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Gaya Hidup Ashanty Cs Kelewat Mewah, Inul Daratista Mengaku Minder Berteman dengan Mereka: Gak Pede