Hari Penting Bulan November 2021
Beberapa Hari Penting di Bulan November 2021, Hari Brimob Hingga Hari Korpri
Puluhan hari penting didapati di bulan November 2021. Namun tak ada hari penting tersebut dijadikan hari libur.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Puluhan hari penting didapati di bulan November 2021. Namun tak ada hari penting tersebut dijadikan hari libur.
Paling banyak diingat orang, setiap 10 November diperingati Hari Pahlawan.
Tahun ini Hari Pahlawan 2021 masih pandemi. Tak hanya Hari Pahlawan Nasional, tapi sejumlah momen penting lainnya juga diperingati pada bulan ke-11 Tahun Masehi ini.
Mulai dari Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Hari Pahlawan Nasional hingga Hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI).
Baca juga: Sepekan Jelang 10 November, Simak Tema, Logo dan Twibbon Hari Pahlawan 2021
Baca juga: 35 Twibbon Hari Pahlawan 10 November 2021, Cocok Dipasang di Facebook, Instagram atau WhatsApp
Tahun ini 10 November akan jatuh pada hari Rabu pekan depan.
Momen ini diperingati untuk mengenang pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945.
Saat itu, rakyat Surabaya bersama para pejuang bertempur habis-habisan melawan tentara Inggris. Peristiwa yang terjadi pada 10 November 1945 itu pun dikenang sebagai Hari Pahlawan Nasional.
Simak daftar hari penting bulan November alias bulan ke-11 Tahun Masehi, seperti dilansir dari TribunPontianak.co.id dengan judul Daftar Hari Penting di Bulan November 2021: 18 - 20 November Jadwal Puasa Ayyamul Bidh:
Kalender Masehi
5 November: Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
10 November: Hari Pahlawan Nasional
10 November: Hari Ganefo
11 November: Hari Bangunan Indonesia
Baca juga: Makna 5 Simbol Logo Hari Pahlawan 2021, Bambu Runcing Melambangkan Keberanian
12 November: Hari Ayah Nasional
12 November: Hari Kesehatan Nasional
14 November: Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
14 November: Hari Diabetes internasional
16 November: Hari Toleransi Internasional
19 November: Hari Pria/Laki-laki Internasional
20 November: Hari Anak-anak Sedunia
21 November: Hari Pohon
22 November: Hari Perhubungan Darat
25 November: Hari Guru (PGRI)
28 November: Hari Menanam Pohon Indonesia
28 November: Hari Dongeng Nasional
29 November: Hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)
Baca juga: Gelar Rangkaian HUT ke-50 Korpri, Wabup Tabalong Ajak Hadirkan Kualitas Pelayanan Publik Lebih Baik
Dilansir dari berbagai sumber, Hari Pahlawan Nasional bermula dari aksi Belanda mengibarkan bendera negaranya di Hotel Yamato, Surabaya, 19 September 1945, membuat masyarakat marah.
Sebab, saat itu pemerintah masih gencar-gencarnya menyebarkan dan menyosialisasikan makna kemerdekaan kepada masyarakat Indonesia, termasuk menjelaskan bahwa Bendera Merah Putih sebagai bendera nasional.
Namun bendera Belanda malah berkibar di Hotel Yamato pada malam hari.
Pagi harinya, warga Surabaya yang melihat pengibaran bendera Belanda itu lantas murka. Mereka menilai Belanda tidak menghargai Indonesia, hingga berujung pertempuran.
Adapun penyebab pertempuran 10 November 1945 di Surabaya dilansir berbagai sumber, dipicu tewasnya perwira kerajaan Inggris Jenderal Mallaby.
Saat itu, Tentara Sekutu pimpinan Jenderal Mallaby datang ke Surabaya pada bulan Oktober 1945 untuk melakukan aksi seremonial, berjalan ke berbagai sudut kota untuk melihat situasi.
Tetapi, Jenderal Mallaby tewas pada akhir 30 Oktober 1945 karena mobil yang ia gunakan hangus terbakar. Belum jelas penyebab pasti tewasnya perwira Inggris itu.
Ada yang menyatakan tewasnya Jenderal Mallaby karena ditembak warga Surabaya. Namun sumber lain menyebut akibat granat dari anak buahnya.
Baca juga: KalselPedia - Ini, Pencetus Pembangunan Taman Makam Pahlawan di Kabupaten HSS
Setelah insiden itu, tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi, Inggris menggempur Kota Surabaya dari berbagai penjuru. Inggris mengerahkan semua kekuatan darat, laut, dan udara.
Serangan pertama ini menimbulkan korban yang sangat besar, terutama dari kalangan rakyat biasa.
Serangan yang dilakukan Inggris mengakibatkan banyak korban warga sipil. Sehingga tokoh masyarakat yang bukan dari kalangan militer, KH Hasyim Asyari, sebagai Rois Akbar Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) mendeklarasikan Resolusi Jihad yang mewajibkan seluruh umat Islam melawan tentara sekutu.
Pada peristiwa 10 November 1945, nama Bung Tomo begitu legendaris. Sosok pemuda berani ini muncul sebagai pengobar semangat tempur dengan bersenjata mikrofon.
Suaranya yang membakar semangat lewat mikrofon tersiar melalui pancaran Radio Pemberontakan milik Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI).
Pidato-pidato Bung Tomo juga berhasil mengangkat semangat dan moral arek-arek Suroboyo.
Bukan hanya dengan suara, namun Bung Tomo juga turun langsung menjadi salah satu pemimpin laskar yang kemudian ditarik ke Kementerian Pertahanan.
Pertempuran di Surabaya ini menjadi yang tersulit dan terbesar yang berlangsung selama 3 minggu. Perang ini memakan korban sampai 20 ribu jiwa.
Saat itu pasukan Inggris menginginkan Indonesia menyerah dan menjadi bagian dari negara jajahan Hindia Belanda.
Jumlah korban pihak sekutu yang tewas akibat pertempuran tersebut mencapai 1.500 jiwa.
(Tribunnews.com/Banjarmasinpost.co.id)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/ilustrasi-kalender-masehi.jpg)