KalselPedia

KalselPedia - Maestro Balamut Kalsel Gusti Jamhar Akbar

Jamhar merupakan seniman yang hingga wafat sangat setia memainkan seni bertutur Balamut.

Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/syaiful anwar
Maestro Palamutan Gusti Jamhar Akbar 

Kisah balamut sisipkan pesan moral, kritik, dan saran.

Seni lamut bisa dikatakan bernasib malang karena kini diambang punah.

Satu per satu pelamutan meninggal dunia, sementara proses pewarisan dan regenerasi kesenian itu mandek.
Seni berkisah itu juga semakin ditinggalkan karena generasi muda tak lagi tertarik memainkannya.

Jamhar mengibaratkan lamut sebagai anak tiri yang tersisihkan.

Pada 1982 di Kalsel ada 112 pelamutan.

Baca juga: KalselPedia - Profil Erini Junita Sari Dosen STIEI Banjarmasin, Pernah Petukaran Pelajar Switzerland

Baca juga: KalselPedia - Profil Bupati HSS Drs H Achmad Fikry

Kala itu, Jamhar, yang berusia 40 tahun, termasuk pelamutan muda.

Kini, tak ada organisasi atau lembaga yang peduli kepada lamut, apalagi membina munculnya pelamutan baru.

Lamut semakin meredup seiring masuknya berbagai musik modern.

Anak-anaknya, Gusti Nur Aina, Gusti Ruwaida, Gusti Mahrita, GustiPansurna, Gusti Aminin dan Gusti Mursalin tak ada yang meneruskan bermain Balamut.

Lamut juga digemari warga keturunan Tionghoa di Banjarmasin.

Mereka kerap minta lamut dimainkan saat hendak sembahyang di Pulau Kembang di tengah Sungai Barito di Banjarmasin.

(banjarmasin post.co.id/syaiful anwar)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved