Rangkaian Hari Pahlawan Nasional 2021, Presiden Anugerahkan 4 Tokoh Gelar Pahlawan Nasional

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bertepatan di Hari Pahlawan Nasional 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah tokoh di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/11/2021).

Ada sebanyak empat tokoh memperoleh penganugerahan tersebut atas jasa mereka dalam perjuangan di berbagai bidang untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.

Keempat tokoh yang telah meninggal dunia itu berasal dari daerah yang berbeda.

Salah satunya Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur. 

Selain itu ada Tombo Lututu dari Sulawesi Tengah, Usmar Ismail dari DKI Jakarta, dan Raden Arya Wangsakara, tokoh Banten.

Baca juga: Pahlawan Balangan Dapat Perhatian, Sosok Musa Selalu Dikenang

Baca juga: Gelar Apel Peringatan Hari Pahlawan 2021, Karutan Rantau Sosialisasi Aplikasi PeduliLindungi

Gelar keempat tokoh diberikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 109/TK/Tahun 2021 yang ditetapkan pada 25 Oktober 2021.

Usmar Ismail

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak perfilman Indonesia karena karya-karyanya yang apik.

Sepanjang kariernya, Usmar Ismail telah membuat lebih dari 30 film. Dapatkan informasi,

Beberapa film produksi Usmar Ismail yang terkenal yakni Pedjuang (1960), Enam Djam di Djogja (1956), Tiga Dara (1956), dan Asrama Dara (1958).

Dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Presiden Jokowi Resmi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 4 Tokoh Ini, Tak hanya itu, film arahan Usmar Ismail berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) yang diproduksi 1950 menjadi film pertama yang secara resmi diproduksi oleh Indonesia.

Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan 2021, Berikut Jejak Sejarah Pertempuran di Surabaya 76 Tahun Silam

Tombulututu

Dikutip dari parigimoutongkab.go.id, Tombolotutu merupakan orang yang terpandang.

Ia adalah seorang raja di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Sebagai raja, Tombolotutu turut menjadi garda terdepan dalam garis perlawanan menghadapi penjajah Belanda kala itu.