Penanganan Covid 19
PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, Kawasan Level 1 Tambah 5 Daerah Lagi
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) Jawa-Bali kembali diperpanjang selama dua pekan ke depan.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) Jawa-Bali kembali diperpanjang selama dua pekan ke depan.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan persnya, Senin (15/11/2021).
Luhut mengatakan, ada tambahan 5 kabupaten/kota yang masuk dalam Level 1 perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dua pekan mendatang. Selain itu 10 kabupaten/ kota yang masuk dalam PPKM Level 2.
Dengan demikian, secara keseluruhan ada 26 kabupaten/kota yang masuk Level 1 PPKM dan 61 kabupaten/kota yang masuk pada Level 2 PPKM.
Baca juga: BREAKING NEWS: Covid-19 Indonesia 15 November 2021 Tambah 221 Kasus Baru, 11 Orang Meninggal
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia Hari Ini: Tambah 339 Kasus Positif Baru, Kasus Sembuh Tembus 503
Menurut Luhut, dalam asesmen yang akan berlaku dalam dua minggu ke depan, terdapat penambahan kabupaten/kota yang masuk ke dalam Level 2 sebanyak 10 kabupaten/kota dan Level 1 sebanyak 5 Kabupaten/Kota, dilansir dari Kompas.com.
Selain itu, selama dua pekan mendatang ada 41 kabupaten/kota menjalankan PPKM Level 3.
"Terkait detail keputusan ini akan kembali dituangkan dalam Instruksi Mendagri (Inmendagri)," lanjut Luhut.
Meski demikian, Luhut kembali mengingatkan pentingnya kehati-hatian bersama kembali, karena terdapat indikasi peningkatan Rt (angka reproduksi efektif) Covid-19 yang menunjukkan sinyal peningkatan kasus di Jawa-Bali dalam sepekan terakhir.
Hal ini juga dapat terlihat dari beberapa kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.
"Khusus wilayah Jawa-Bali terdapat 29 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu," tutur Luhut.
"Kemudian 34 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu," ungkapnya.
Sinyal Peningkatan Kasus Covid-19 di Jawa-Bali
Menko Marvest, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan, selama sepekan terakhir, ada sejumlah kondisi yang mengindikasikan peningkatan kasus Covid-19 di Jawa-Bali.
Oleh karena itu, Luhut kembali mengingatkan pentingnya kehati-hatian masyarakat.
"Arena terdapat indikasi peningkatan Rt (angka reproduksi efektif) Covid-19 yang menunjukkan sinyal peningkatan kasus di Jawa-Bali dalam sepekan terakhir ini," ujar Luhut, masih dilansir dari Kompas.com.
Hal ini juga dapat terlihat dari beberapa kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.
Menurut Luhut, khusus wilayah Jawa-Bali, terdapat 29 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu.
"Kemudian 34 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu," ujar dia.
Oleh karena itu, Luhut meminta agar kehati-hatian terus dilakukan, terutama untuk menghadapi libur Natal dan tahun baru (nataru).
Sebab, saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 13 November 2021 Tembus 4.250.516, Hari ini Tambah 359 Kasus
Baca juga: BREAKING NEWS: Covid-19 Indonesia Hari Ini Tambah 434 Kasus Baru, Positif Corona Naik dari Kemarin
Bahkan, kondisinya mendekati posisi periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021.
Luhut juga meminta agar seluruh masyaralat tetap berhati-hati mengingat masih terdapat 47 persen mabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan dosis pertama vaksinasi Covid-19 untuk lansianya masih di bawah 50 persen.
"Lalu ada 75 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan vaksinasi dosis kedua-nya masih di bawah 50 persen," kata Luhut.
"Lebih rinci lagi, masih ada 16 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang cakupan vaksinasi umum dan lansia dosis 1 yang masih di bawah 50 persen,” ucap dia. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/sejumlah-pekerja-menggunakan-masker-berjalan-kaki-setelah-meninggalkan-perkantorannya.jpg)