Selebrita

Celotehan Arsila Bungalia Sirkiani Terekam, Aksi Putri Sirajuddin Mahmud Picu Reaksi Zaskia Gotik  

Arsila Bungalia Sirkiani mulai bicara membuat sang ibu Zaskia Gotik bergembira, istri Sirajuddin Mahmud ini mengambarkan hal ini di instagram

Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Irfani Rahman
instagram@zaskia_gotix
Zaskia Gotik dan keluarga 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penyanyi dangdut Zaskia Gotik sedang bergembira, pasalnya Arsila Bungalia Sirkiani, putri kecilnya dengan Sirajuddin Mahmud Sabang sudah mulai bisa bicara.

Di usianya yang baru memasuki 1 tahun, Arsila tunjukkan perkembangan. Sang bayi kini sedikit demi sedikit bisa berbicara meski belum begitu terdengar jelas.

Ini jadi hal menyenangkan untuk Zaskia Gotik sang pedangdut asal Bekasi, Jawa Barat tersebut.

Momen Arsila mengucapkan kata 'Sayang' di depan Zaskia Gotik terekam kamera hand phone.

Lantas video ditayangkan melalui instagram story @zaskia_gotix, Jumat (19/11/2021).

Terlihat Gotik sedang menghabiskan waktu bersama sang buah hati.

Baca juga: Luna Maya Jadi Ketua RT & Blusukan Para Artis Ikut Heboh, Ashanty Sampai Bilang Keceh Amat Neng

Baca juga: Ini Penyebab Teuku Wisnu Hijrah, Suami Shireen Sungkar: Mati Tak Menunggu Kita Tua dan Sakit

Ia rebahan di atas kasur lantai sambil menemani Arsila bermain.

Terdengar Arsila menyebut kata 'Sayang' secara samar.

"Dia ngomong sayang aduh nak sayangnya Bunda, " terang Zaskia Gotik dalam caption, dikutip Banjarmasinpost.co.id, Jumat (19/11/2021).

Mendengar celotehan lucu sang bayi, Gotik pun tertawa.

Umur berapa bayi bisa mulai bicara?

Pada waktu bayi baru lahir biasanya ia lebih banyak menangis sebagai cara mengekspresikan emosi yang ia rasakan.

Seiring perkembangan serta pertumbuhan bayi, ia akan mulai mengeluarkan ocehan-ocehan seperti ingin menyampaikan sesuatu setelah berusia 2-3 bulan pertama.

Perkembangan bahasa bayi akan terus berlanjut hingga bayi bisa bicara kata pertamanya, misalnya “mama” atau “papa” yakni sekitar usia 9-12 bulan.

Mulai sejak itulah bayi akan lebih sering mengoceh guna menggambarkan apa yang ia lihat, dengar, rasakan, pikirkan dan inginkan.
Berikut beberapa tahapan atau fase bicara pada bayi:

Tahapan 1: Tangisan

Bayi telah menangis bahkan sejak lahir. Ketika baru lahir, tangisan bayi menandakan bahwa paru-parunya terisi oleh udara. Ternyata, tangisan merupakan salah satu respon dari bayi terhadap lingkungan luarnya. Ada berbagai macam pula jenis tangisan bayi, yaitu:

Menangis biasa

Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa tangisan merupakan cara bayi untuk memberitahukan pengasuhnya bahwa ia lapar.

Ciri tangisan ini adalah ada pola yang biasanya terdiri dari suara tangis itu sendiri, jeda beberapa saat, dan bunyi siulan pendek. Tangisan biasa juga biasanya terdengar lebih nyaring daripada tangisan lainnya.

Menangis karena marah

Saat bayi menangis karena marah, suara tangisan akan terdengar seperti saat ada udara yang dipaksa masuk ke tenggorokan.

Menangis karena sakit

Biasanya suara tangisan bayi terdengar sangat keras dan ada kalanya bayi menahan napas. Untuk itu, jangan dibiarkan jika si kecil mengalami tangisan yang satu ini.

Tahapan 2: Ocehan

Bayi biasanya mulai mengoceh pada usia sekitar 1-2 bulan. Tahap perkembangan bahasa bayi yang satu ini memperlihatkan bahwa suara dari ocehannya terbentuk dari suara udara yang diolah di tenggorokan.

Perlu diketahui apabila bayi biasanya mengoceh ketika merasa senang saat berada di sisi pengasuhnya. Menariknya, di masa ini bayi sudah mulai belajar bahasa melalui mengenali kata-kata yang ia dengar dari orang sekitarnya

Tahapan 3: Celotehan (babbling)

Celoteh merupakan hasil penyempurnaan dari ocehan. Celoteh sendiri adalah hasil penggabungan huruf mati dan huruf hidup, seperti “da”, “ma”, “uh”, dan “na” (Pujaningsih, 2010). Bayi bisa mulai berceloteh ketika berada pada usia pertengahan satu tahun.

Seperti di perkembangan usia 4 bulan ke atas bayi mulai bicara dengan meniru apa yang didengarnya. Di usia ini juga, si kecil belajar untuk mengucapkan kata-kata dengan vokal yang sama, seperti “bababa”, atau “yayaya”.

Pada bayi tunarungu yang dilahirkan dari keluarga tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat, bayi akan cenderung melakukan celotehan dengan tangan dan jarinya (Bloom, 1998).

Perkembangan bahasa bayi ini juga akan muncul dalam waktu yang sama dengan bayi lainnya yang menggunakan suara dalam berceloteh, yaitu pada usia pertengahan satu tahun.

Upaya bayi untuk bicara terdengar masih asal dan belum masuk akal, tapi ia akan tetap mengulanginya berkali-kali. Hal ini karena ia sedang bereksperimen menggunakan lidah, langit-langit mulut, serta pita suaranya.

Tahapan 4: Munculnya kata pertama

Sebelum bisa berbicara lancar, bayi sebenarnya telah memahami kata-kata yang belum bisa mereka ucapkan (Pan & Uccelli, 2009). Seperti halnya ketika bayi sudah mampu mengetahui namanya sendiri pada perkembangan bayi usia 5 bulan.

Memasuki usia 7 bulan, ucapan bayi mulai terdengar masuk akal. Pasalnya, ia sedang berusaha mencoba nada dan pola bicara seperti apa yang diucapkan orang-orang terdekatnya, walaupun masih belum tepat.

Selain itu, ada kemungkinan bayi pun mulai mengerti namanya sendiri dan merespon panggilan orang lain.

Kemampuan bicaranya juga akan semakin baik karena si kecil tidak hanya sekadar bicara saja. Melainkan berusaha mengaitkan suatu makna dengan dirinya secara bertahap.

Contohnya, Anda akan mendengar kata pertamanya yang mudah diucapkan tapi mengandung makna, yakni “mama” atau “papa”. Perkembangan bahasa bayi ini kemungkinan akan terjadi pada usia 8 bulan hingga usia 11 bulan.

Selanjutnya, akan terus muncul kata-kata menarik dengan pengucapan yang mudah dari si kecil. Proses ini akan berlanjut seterusnya seiring dengan bantuan orang di sekitarnya yang mengajaknya bicara.

Pentingnya orangtua bicara dengan bahasa bayi
Selama satu tahun sejak si kecil lahir, pasti ada banyak sekali hal-hal baru yang ia coba pelajari, salah satunya adalah cara berkomunikasi.

Saat sang buah hati tersenyum, tertawa, atau sekedar berceracau memanggil Anda dengan sebutan ‘mama’ atau ‘bubu’, itu adalah caranya sendiri untuk mengajak Anda mengobrol.

Melalui baby talk atau bahasa bayi tersebut, si kecil berharap Anda akan menjawab ceracauannya kembali dengan tersenyum, bernyanyi, atau membacakan buku. Berkomunikasi dengan sang buah hati adalah fase penting pada masa-masa awal ia lahir.

Anda sebaiknya memusatkan perhatian pada perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa si kecil karena hal tersebut berhubungan dengan banyak hal.

Beberapa manfaat cara melatih bayi bicara mulai dari perkembangan kemampuan membaca, menulis, serta ikatan batin dengan si kecil kelak di kemudian hari.

(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved