Covid 19 Dunia

Varian Covid-19 B.1.1.529 Kini Lebih Diwaspadai, Singapura Batasi Perjalanan dari Afrika

Varian covid-19 yang disebut varian B.1.1.529 diyakini sebagai jenis virus corona yang paling berevolusi dan dapat lolos dari vaksin yang ada.

Stocktrek Images/Getty Images
Ilustrasi Virus Corona. Varian Covid-19 B.1.1.529 Kini Lebih Diwaspadai, Singapura Batasi Perjalanan dari Afrika 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pandemi covid-19 di dunia tampaknya masih belum akan selesai. Hal ini menyusul ditemukannya varian baru yang diyakini lebih menular, bahkan dari varian delta yang sebelumnya paling diwaspadai.

Para ilmuwan telah memperingatkan munculnya varian Covid-19 baru dengan jumlah mutasi yang sangat tinggi. Varian covid-19 yang disebut B.1.1.529 diyakini sebagai jenis virus yang paling berevolusi dan dapat lolos dari vaksin yang ada.

Varian B.1.1.529 ini telah ditemukan di Botswana, Afrika Selatan dan Hong Kong. Hal ini membuat negara-negara itu diwaspadai oleh sejumlah negara lain.

Sementara itu mengutip mirror.co.uk, varian B.1.1.529, cabang dari varian lama yang disebut B.1.1, memiliki 32 mutasi spike pada protein spike dan telah ditemukan di Botswana (tempat yang diyakini pertama kali muncul). Selain itu di Afrika Selatan dan Hong Kong.

Baca juga: Covid-19 Dunia Hari Ini Tembus 260.238.014 Kasus, Waspada Varian B.1.1.529 Melonjak di Afrika

Baca juga: COVID-19 Dunia 22 November 2021, Indonesia Peringkat 21 Penambahan Kasus Corona Terbanyak

Hanya 10 kasus varian baru sejauh ini yang terlihat melalui sekuensing genomik. Seperti dilansir Tribunnews.com dengan judul Varian Baru Covid: Botswana B.1.1.529, Memiliki 32 Mutasi, Kebal Vaksin.

Akan tetapi para ahli percaya bahwa identifikasinya di tiga negara menunjukkan penyebarannya bisa lebih luas.

Satu kasus yang diidentifikasi di Hong Kong berasal dari seseorang yang baru saja melakukan perjalanan dari Afrika Selatan, memicu kekhawatiran bahwa lebih banyak infeksi dapat menyebar melalui perjalanan internasional.

Tingginya jumlah mutasi pada varian baru telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas ilmiah, karena sejumlah mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan.

Dr Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College yang menuliskan tweet tentang penemuan itu, menggambarkan kombinasi mutasi varian itu sebagai "mengerikan".

Menggambarkan profil mutasi galur baru sebagai "benar-benar mengerikan". Ia menambahkan bahwa varian itu berpotensi menjadi "lebih buruk daripada hampir semua hal lainnya", termasuk galur Delta yang sekarang dominan, yang memiliki 16 mutasi.

Sejauh ini, tiga kasus telah terdeteksi di Botswana dan enam di Afrika Selatan. Kasus pertama dikumpulkan di Botswana pada 11 November.

Kasus Hong Kong adalah seorang pria berusia 36 tahun yang melakukan perjalanan ke Afrika Selatan pada 23 Oktober dan kembali pada 11 November.

Dia dites negatif saat kembali ke Hong Kong tetapi kemudian dites positif pada 13 November saat menjalani karantina di sebuah hotel.

Suasana di salah satu stasiun di Hong Kong, Februari 2020.
Suasana di salah satu stasiun di Hong Kong, Februari 2020. (Shutterstock/YT Hui)

Di Afrika Selatan, kasus meningkat dari 312 pada Senin menjadi lebih dari 860 pada Selasa, tetapi para ilmuwan percaya terlalu dini untuk mengatakan apakah ada hubungan dengan "varian super" baru.

Varian virus corona baru diidentifikasi setiap saat dan seringkali tidak akan menyebar melampaui segelintir kasus.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved