Berita Pendidikan

E-sports Bakal Masuk Kurikulum SMP dan SMA? Begini Kata Kemendikbud Ristek

Olahraga elektronik atau electronic sports alias e-sports kini kian familiar di kalangan pemuda Indonesia.

Dok Team Evos Esport/Kemenparekraf.go.id
Ilustrasi tim esport. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Olahraga elektronik atau electronic sports alias e-sports kini kian familiar di kalangan pemuda Indonesia. Bahkan e-sports telah menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON).

Seperti dalam PON XX di Papua belum lama ini. Tim Kalimantan Barat berhasil mendapatkan medali emas dari game Mobile Legends di ajang Ekshibisi E-sports PON XX Papua 2021.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa cabang olahraga e-sport bakal masuk ke dalam kurikulum sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Informasi itu disampaikan oleh Ketua Bidang Humas dan Komunikasi Pengurus Besar E-sports Indonesia (PBEsI) Ashadi Ang pada sebuah diskusi virtual bertajuk "Membangun Jenjang Karier Atlet E-sports & Prestasi Bangsa" pada Rabu (24/11/2021).

"E-sports juga masuk di kurikulum sekolah kejuruan," imbuh Ashadi.

Untuk masuk ke kurikulum, pihaknya akan bekerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenpora.

Baca juga: Kunci Jawaban Soal Biologi Kelas 12 SMA, Belajar Proses dan Sejarah Evolusi Manusia

Baca juga: Kunci Jawaban Kelas 6 SD Mata Pelajaran IPA, Faktor Penyebab Perubahan Benda

Terkait hal itu, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomo mengatakan, klaim tersebut bukan berasal dari institusinya.

Menurut dia, Kemendikbud Ristek memang saat ini sedang membangun kurikulum baru yang lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan siswa.

"Ini yang disebut Mas Menteri kemarin di acara perayaan Hari Guru Nasional sebagai kurikulum yang lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan siswa," kata Anindito melalui akun Twitter-nya @ninoaditomo, Jumat (26/11/2021).

Anindito telah memberikan izin kepada Kompas.com untuk mengutip unggahannya tersebut.

Untuk menghasilkan kurikulum yang fleksibel, Kemendikbud Ristek mengikuti prinsip desain less is more. Artinya, kerangka kurikulum Kemendikbud Ristek mengacu hal-hal yang esensial.

"Tujuannya adalah memberi ruang yang besar bagi sekolah untuk merancang kurikulumnya sendiri," jelas dia dilansir dari Kompas.com.

Anindito menjelaskan, bagian penting dari hal esensial itu adalah "Profil Pelajar Pancasila", yaitu sekumpulan karakter dan kecakapan yang menjadi tujuan pembelajaran semua mata pelajaran serta kegiatan ko-kurikuler.

Salah satu kecakapan tersebut adalah nalar kritis yang mencakup kemampuan mencari, menganalisis, serta mengevaluasi informasi dan gagasan.

Tim Kalimantan Barat raih medali emas dari game Mobile Legends di ajang Ekshibisi E-sports PON XX Papua 2021.
Tim Kalimantan Barat raih medali emas dari game Mobile Legends di ajang Ekshibisi E-sports PON XX Papua 2021. (PBESI)

"Nalar kritis adalah kecakapan yang esensial di tengah banjir informasi di dunia digital yang sering mencampurkan antara fakta, opini, dan misinformasi," ujar Anindito.

"Dengan kata lain, yang esensial terkait urusan digital adalah literasinya, bukan konten seperti e-sports," tambah dia.

Baca juga: Intip Sosok Rob Clinton Kardinal yang Lamar Chelsea Islan, Politikus yang Miliki Tim e-Sport

Baca juga: Daftar Harga OPPO Series A, Kenali Spesifikasi Gadget Terbaru OPPO A95

Ini bukan berarti sekolah tidak boleh membahas e-sports, tetapi kerangka kurikulum memberi ruang bagi sekolah untuk mengembangkan materi dan metode pembelajarannya, sesuai dengan misi sekolah, konteks lokal, dan kebutuhan belajar siswa.

Menurut dia, sekolah bisa saja menggunakan konten spesifik seperti e-sports sebagai bagian dari kurikulum mereka.

Namun yang paling penting adalah materi tersebut digunakan untuk mengembangkan kecapakan esensial seperti nalar kritis, kreativitas, dan gotong royong. 

Industri Gaming Indonesia Terus Tumbuh

Sementara itu, dilansir dari Kemenparekraf.go.id, industri gaming di Indonesia terus tumbuh.

Menurut data dari Indonesia Esports Premier League (IESPL), Indonesia menempati peringkat 12 sebagai pasar gaming dunia, dengan total pemain game aktif mencapai 62,1 juta orang.

Secara keseluruhan industri gaming tanah air dicatat telah menghasilkan pendapatan sebesar 1,04 miliar dolar AS pada 2019 atau masa sebelum pandemi Covid-19.

Melihat data tersebut artinya terjadi peningkatan industri gaming yang pada akhirnya juga meningkatnya kepopuleran esport di Indonesia.

Esport diyakini memiliki potensi dan peluang prestasi, sekaligus mendorong industri kreatif.

Bahkan menurut sumber data yang sama, pencapaian tim-tim esport profesional di Indonesia telah membuka lapangan pekerjaan dengan total lebih dari Rp15 triliun dalam perputaran ekonomi.

Saat ini banyak tim esport populer yang langganan mengukir prestasi bahkan hingga tingkat dunia, antara lain:

EVOS Esports

EVOS Esports merupakan salah satu tim esport terbaik yang telah langganan juara dalam berbagai macam event nasional maupun internasional. Dibentuk pada 2016, EVOS memiliki beberapa divisi tim esport di antaranya: Mobile Legends, Battleground Mobile, Free Fire, Realm of Valor, hingga League of Legends Wild Rift.

Prestasi dari EVOS adalah juara Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) season 7 (2021), dan MPL season 4 (2019). Selain itu, EVOS juga pernah berhasil mendapatkan juara dunia Mobile Legends M1 World Championship (2019), juara 1 Free Fire World Cup (2019) dan masih banyak lagi.

Baru-baru ini EVOS Divine menjadi salah satu tim esport yang mewakili Indonesia dalam final Free Fire World Series 2021 Singapore (FFWS 2021 SG).

Ilustrasi tim esport
Ilustrasi tim esport (Dok Team Evos Esport/Kemenparekraf.go.id)

ONIC Esport

Meskipun baru berdiri 2018, ONIC Esport dikenal sebagai tim esport Mobile Legends yang tak terkalahkan pada awal musim 2019.

Selain Mobile Legends, ONIC juga memiliki beberapa tim esport lainnya antara lain: PUBG Mobile, Free Fire, dan Valorant.

ONIC pernah menyabet juara 1 Mobile Legends: Bang Bang Southeast Asia Cup (MSC) 2019. Bahkan ONIC juga berhasil menyabet gelar juara Mobile Legends Mytel International Championship (2020), dan juga menjuarai Mobile Legends: Bang Bang All Star 2019.

Rex Regum Qeon (RRQ)

Dibentuk 2013, kala itu RRQ merupakan tim esport yang berisikan para pemain Dota terbaik.

Seiring berjalannya waktu RRQ mulai berekspansi ke berbagai game lainnya seperti Point Blank dan Mobile Legends Bang Bang. Hingga saat ini, secara keseluruhan RRQ memiliki enam divisi esport, yaitu Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, Valorant, FIFA, dan League of Legends: Wild Rift.

Selain menjadi tim esport terbaik ketiga di dunia versi Total Cross Platform Action (2020), RRQ telah berhasil meraih ratusan penghargaan. Salah satunya berhasil memenangkan 4 penghargaan dalam ajang Mobile Legends Bang Bang All Star Awards 2020.

Bigetron Esport

Bigetron termasuk salah satu tim esport terbaik yang berhasil mengharumkan nama Indonesia.

Meskipun hanya memiliki tiga tim, yaitu PUBG Mobile, Mobile Legends Bang Bang, dan Free Fire, namun Bigetron berhasil mendapatkan beberapa penghargaan yang mengagumkan.

Bigetron berhasil menjadi tim profesional PUBG Mobile terbaik di Indonesia berkat menjuarai PUBG Mobile World League (PMPL) 2020, dan meraih juara 3 pada MPL season 6.

Baca juga: Esport Semakin Populer, Putut Maulana Bangga Tim Asal Indonesia Menang di Tingkat Internasional

Baca juga: Bermula dari Hoby Main Game MotoGP Sejak 2013, Kini Nama Putut Maula Mendunia di Ajang Esport MotoGP

BOOM Esport

Satu lagi tim esport Indonesia terbaik adalah BOOM Esport. Tim yang berdiri pada 2016 ini awalnya fokus pada DOTA2, namun akhirnya melebarkan sayap pada Mobile Legends, Free Fire, CS:GO, League of Legends, PUBG Mobile, Hearthstone, League of Legends: Wild Rift, dan

Valorant.

Memiliki lebih dari 100 achievement, jangan heran kalau BOOM termasuk salah satu tim terfavorit Indonesia pada 2021. Baru-baru ini BOOM berhasil menjuarai ESL SEA Championship 2020, peringkat ke-4 dalam turnamen StarLadder DOTA 2 (2020), dan masih banyak lagi. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved