BRI Lokal Bricerita
BRI Lokal Bricerita - Kisah Perjalanan Izay, Tukang Cat yang Sukses Berwirausaha
Warga Desa Jelapat 2, RT 02, Kecamatan Mekarsari l, Kabupaten Batola, Provinsi Kalsel, yaitu Fahrujaini sukses usaha setelah menjadi mitra BRI.
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Kedua tangannya terlihat cekatan mengelap dan menyiram body mobil putih di halaman rumah. Sesekali ia menyikat bagian roda yang terlihat masih kotor.
"Mobil ini merupakan hasil jerih parah dari usaha sekitar 10 tahun terakhir," ungkap Fahrujaini spontan saat ditemui di kediamannya, Sabtu (4/12/2021).
Warga Desa Jelapat 2 RT 02, Kecamatan Mekarsari l, Kabupaten Barito Kuala ( Batola ), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), ini merupakan wiraswasta yang terbilang sukses dengan beberapa bidang usaha yang dijalankan.
Di depan rumahnya, terdapat outlet handphone dengan Izay Ponsel. Tepat di seberangnya berdiri toko ATK Loveta dan berjarak sekitar 30 meter dari keduanya terdapat Pangkalan LPG 3 kg dengan plang Ijay.
Kepemilikan atas seluruh usaha ini merupakan orang yang sama, yaitu Fahrujaini atau lebih dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan Izay.

Menilik cerita Izay dalam merintis usahanya tidaklah gampang. Dia merupakan tipikal giat dalam bekerja, namun tidak menafikan keberkahan dalam hasil.
Karena itu, dia selalu mengutamakan kejujuran dalam menjalankan usaha. Tujuannya tidak lain agar kepercayaan orang tidak pudar, baik pada dirinya maupun usaha yang ia jalankan.
"Sebelum terjun ke usaha ini, saya sempat jadi tukang cat saat kuliah, jadi guru honorer, wartawan, checker di tambang, hingga jadi guru ngaji," tutur alumnus IAIN Antasari Banjarmasin tersebut.
Beragam pengalaman menarik dan menggelitik pun ia temui saat beralih-alih profesi mencari penghasilan. Seperti saat menerima jasa sebagai tukang cat, pernah terkejut bahwa pemilik rumah adalah dosennya sendiri.
"Saat jadi wartawan pernah antre di SPBU dan diserobot oknum. Hanya dengan mengeluarkan id card jurnalis, oknum tersebut terpaksa mundur dan masuk baris antrean. Seketika itu pula warga yang sama-sama antre memberikan tepuk tangan," cerita Izay kepada Banjarmasinpost.
Titik balik ikhtiar Izay pun bermula sekitar tahun 2012. Di tengah minimnya modal dalam memulai usaha, memberanikan diri menjadi nasabah Bank BRI.

Kemudian, melakukan peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 5 juta, dengan BPKB sepeda motor sebagai jaminan.
Modal berharga ini pun ia putar untuk membeli aksesories handphone yang dijual di kios kecil, tepat di depan rumah.
"Awalnya ya cuman jual aksesori. Ada kedekatan dengan agen handphone di Banjarmasin yang masih terbilang teman, saya dititipi puluhan handphone untuk dipasarkan," imbuh Izay.
Secara tidak langsung, momentum ini pun bisa dia manfaatkan menjadi pelung besar dalam menarik pelanggan, entah itu permintaan seputar aksesoris maupun handphone berbagai tipe yang mulai booming.
