Erupsi Semeru

Korban Luka Bakar Erupsi Semeru Mencapai 38 Orang, Pemantauan Bencana Dianggap Kurang

Update data korban erupsi Semeru terus bertambah hingga kini terdata mengalami luka bakar mencapai 38 orang.

Editor: M.Risman Noor
TRIBUNJATIM.COM/TONY Hermawan
Gunung Semeru meletus, Sabtu (4/12/2021). Laporan sementara dampak erupsi Gunung Semeru adalah jembatan piket nol terputus. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Update data korban erupsi Semeru terus bertambah hingga kini terdata mengalami luka bakar mencapai 38 orang.

Jumlah ini dimungkin bisa terus bertambah dan terakhir dinyatakan meninggal dunia akibat erupsi semerus sebanyak satu orang.

Seorang janda, Mak Um (50) tewas akibat terkena Awan Panas Guguran (APG) Semeru.

Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada Sabtu (4/12/2021).

Rupanya, banyaknya korban berjatuhan karena kesiapan pemerintah mengantisipasi bencana alam masih sangat kurang. Keberadaan Early Warning System (EWS) selama ini tidak ada di Desa Curah Kobokan. Padahal alat itu penting untuk mendeteksi peringatan dini bencana.

Baca juga: Daerah Terdampak Erupsi Semeru, Besuk Kobokan Terkenda Dampak Paling Parah

Baca juga: Postingan Yuni Shara Kala Gunung Semeru Meletus, Arie Untung dan Melanie Subono Tulis Doa Ini

"Alarm (EWS) gak ada, hanya sismometer di daerah Dusun Kamar A. Itu untuk memantau pergerakan air dari atas agar bisa disampaikan ke penambang di bawah," kata Joko Sambang, Kepala Bidang kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang.

Disebutkan Joko, sebelum bencana itu menghantam alat seismoter itu membaca getaran kenaikan debit air mencapai 24 amak. Sementara aktivitas vulkanik Gunung Semeru secara visual tidak terlihat. Sebab, ketika itu Gunung Semeru tertutup kabut tebal.

"Info detail yang saya dapat sebelum kejadian, Gunung Semeru tertutup kabut. Tapi dari kamera CCTV pos pantau (Gunung
Sawur) terlihat kepulan namun tidak terekam getaran," ujarnya.

Dilansir dari tribunnews.com dengan judul erupsi tak terpantau karena tertutup kabut, tak ada alat deteksi dini di lereng gunung semeru, ,minimnya, peringatan serta edukasi soal bahaya lava panas juga diduga menjadi penyebab korban selamatkan diri. Ternyata saat APG mulai turun ke lereng gunung sebagaian warga malah menyaksikan fenomena itu di lokasi pertambangan.

"Waktu APG turun banyak yang lihat di sungai, mungkin mereka tidak membayangkan sebesar itu. Memang biasanya waktu banjir orang-orang lihat terus divideo," pungkasnya.

Gunung Semeru meletus pada Sabtu (4/12/2021).

Dampak abu vulkanik terasa di beberapa daerah sekitar Gunung Semeru.

Besuk Kobokan salah satu daerah yang paling terdampak dari erupsi gunung semeru.

Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, getaran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

Data itu berdasarkan pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Sejumlah warga jadi korban erupsi Gunung Semeru terlihat berlumur lumpur. 


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejumlah Warga Mengalami Luka Bakar Akibat Lahar Panas Gunung Semeru, 1 Orang Meninggal, https://www.tribunnews.com/regional/2021/12/04/sejumlah-warga-mengalami-luka-bakar-akibat-lahar-panas-gunung-semeru-1-orang-meninggal?page=all.

Editor: Hasanudin Aco
Sejumlah warga jadi korban erupsi Gunung Semeru terlihat berlumur lumpur. Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejumlah Warga Mengalami Luka Bakar Akibat Lahar Panas Gunung Semeru, 1 Orang Meninggal, https://www.tribunnews.com/regional/2021/12/04/sejumlah-warga-mengalami-luka-bakar-akibat-lahar-panas-gunung-semeru-1-orang-meninggal?page=all. Editor: Hasanudin Aco (TRIBUNJATIM.COM/TONY Hermawan)

Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.

Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Budi Santosa melaporkan kondisi terkini setelah peristiwa letusan gunung Semeru.

Berdasarkan data sementara BPBD, tiga desa di dua kecamatan yang terdampak erupsi Semeru.

Dilansir dari TribunJogja.com dengan judul UPDATE Daerah Terdampak Erupsi Gunung Semeru dan Radius Bahaya yang Harus Dihindari,  di Kecamatan Pronojiwo, ada dua desa yang terdampak yaitu Desa Supiturang dan Desa Curah Kobokan.

Baca juga: Erupsi Semeru, Penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh dan Juanda Tetap Normal

Sementara, Kecamatan Candipuro melaporkan adanya satu desa yang terdampak yaitu desa Sumberwuluh.

Hingga saat ini, BPBD Jatim masih terus melakukan pendataan terkait pengungsi dan dampak kerusakan.

Pihak BPBD Jatim juga sedang menuju lokasi untuk melakukan proses evakuasi.

"Agen Bencana Provinsi Jatim dan TRC PB BPBD Kabupaten Lumajang menuju lokasi untuk assesment dan melakukan evakuasi warga di sekitar Gunung Semeru," kata Budi kepada Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).

Ia mengimbau agar masyarakat menjauhi daerah sekitar sungai yang berhulu di Gunng Semeru.

Gunung Semeru meletus, warga panik. Dua kecamatan di Lumajang gelap gulita tertutup debu
Gunung Semeru meletus, warga panik. Dua kecamatan di Lumajang gelap gulita tertutup debu (Twitter BNPB)

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) yang diawali dengan laharan pukul 13.30 WIB.

Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani.

"Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021 pukul 13:30 WIB, diawali dengan laharan. Tercatat di seismogram Amplitudo maksimum 25 mm durasi masih berlangsung," kara Andiani saat dikonfirmasi, Sabtu.

Ia menjelaskan, guguran awan panas mengarah ke daerah Besuk Kobokan.

Kendati demikian, Andiani menyebutkan, status Semeru masih berada pada Waspada Level II sejak 2012.

Radius yang harus dihindari

Laporan magma Indonesia, Badan Geologi, Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), visual letusan Gunung Semeru tidak teramati.

Namun diketahui bahwa erupsi Gunung Semeru ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 5160 detik.

Baca juga: Update Gunung Semeru Meletus Hari Ini, Ada Sopir Alami Luka Bakar, Seorang Meninggal Dunia

Sampai hari ini, berdasarkan laporan kebencanaan geologi memasukkan Gunung Semeru kedalam kategori gunung api berstatus level II atau waspada erupsi. Secara meteorologi, Gunung Semeru berada pada cuaca berawan, mendung, dan hujan.

Angin bertiup lemah ke arah barat dengan suhu udara 22-26 derajat Celsius.

Sehingga, ada banyak hal yang perlu diperhatikan masyarakat dan tidak boleh dilakukan sampai status Gunung Semeru kembali normal, setelah gunung api tersebut mengalami erupsi hari ini, di antaranya sebagai berikut.

Gunung Semeru meletus, warga panik. Dua kecamatan di Lumajang gelap gulita tertutup debu (Twitter BNPB)

1. Jauhi kawah radius 1 km

Masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru.

gunung semeru di jawa timur luncurkan awan panas dan lava pijar.
gunung semeru di jawa timur luncurkan awan panas dan lava pijar. (BNPB)

2. Jauhi bukaan kawah radius 5 km

Warga sekitar gunung juga diminta untuk menjaga diri untuk menjauhi area dalam jarak 5 kilometer arah bukaan kawah Gunung Semeru di sektor tenggara atau selatan. Masyarakat juga diimbau waspada terhadap dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi hari ini, yakni berupa awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Radius dan jarak yang direkomendasikan ini akan dievalusi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," tulis Yuda Prinardita Putra A.Md dari Semeru Volcano Observatory dalam keterangan resmi Magma Indonesia.

3. Jangan beraktivitas di tempat rawan

Masyarakat diminta untuk menjauhi dan tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas, karena saat ini suhunya masih tinggi.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Ini Daftar Gunung Api Berstatus Waspada dan Siaga di Indonesia

4. Waspadai luncuran awan panas

Perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

5. Waspada ancaman lahar

Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Sebelum Gunung Semeru erupsi, status gunung api ini sudah dinyatakan termasuk gunung api level Waspada hari ini.

Berdasarkan hasil analisis visual sebelumnya, asap kawah tidak teramati di Gunung Semeru ini. Saat Gunung Semeru erupsi, terjadi guguran lava dengan jarak luncur 500-800 meter, dengan pusat guguran lava 500 meter di bawah kawah Gunung Semeru.

Detik-detik Gunung Semeru meletus hari ini, tampak direkam oleh masyarakat setempat. Dalam sejumlah video Gunung Semeru meletus, tampak juga kepanikan warga sekitar. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved