Gunung Semeru Meletus
Rumah Warga Hanya Tampak Atap, 5 Kecamatan Terdampak Abu Vulkanik Semeru
Berikut ini kondisi terkini dan daftar 5 kecamatan terdampak abu vulkanik Gunung Semeru.
BANJARMASINPOST.CO.ID, LUMAJANG - Tanda-tanda erupsi Gunung Semeru kembali dirasakan warga Dusun Curah Kobokan dan Dusun Kajar Kuning, Desa Supiturang, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021) pukul 09.54 WIB.
Kondisi tersebut membuat warga langsung panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Berikut ini kondisi terkini dan daftar 5 kecamatan terdampak abu vulkanik Gunung Semeru.
Seperti diketahui, Gunung Semeru yang terletak di Lumajang, Jawa Timur itu memuntahkan awan panas hingga dua kali lava pijar pada Sabtu (3/12/2021) sore.
Dampak erupsi Gunung Semeru itu membuat sejumlah daerah di Kabupaten Malang terdampak abu vulkanik.
Baca juga: Sampaikan Duka Semeru, Airlangga Hartarto Instuksikan Jajaran Golkar Bantu Bencana Gunung Semeru
Baca juga: BNPB: 13 Warga Meninggal Dunia Akibat Letusan Gunung Semeru, Sudah 2 Teridentifikasi
Selain itu, akses jembatan yang menghubungkan Lumajang-Malang juga terputus.
Kondisi terkini, Jembatan Gladak Perak Piket Nol, penghubung Lumajang-Kabupaten Malang, ambruk akibat diterjang material erupsi Gunung Semeru, kemarin, Sabtu (4/12/2021).
Tebing yang berada dekat dengan jembatan juga longsor.
Saat peristiwa itu terjadi sejumlah pengendara motor dan mobil tancap gas menyelamatkan diri.
Namun, pasca ambruknya Jembatan Gladak Perak, sebanyak tujuh kendaraan ditemukan teronggok di pinggir jalan.
Kendaraan tersebut ditemukan tak jauh dari bibir jembatan Gladak Perak sisi utara.
"Rincian kendaraan kami belum mengetahui pasti. Yang jelas terdiri dari motor dan mobil," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Joko Sambang, Minggu (5/12/2021). dilansir dari Surya.co.id.
Joko menyebut, hingga kini pihaknya masih mencari informasi siapa pemilik tujuh kendaraan tersebut.

Selain itu, dia juga belum bisa memastikan kondisi pemilik kendaraan, apakah berlari menyelamatkan diri hingga berhasil dievakuasi ke pengungsian atau turut menjadi korban erupsi Gunung Semeru.
"Sampai saat ini belum terdata pemilik tujuh kendaraan itu. Semoga selamat dan berada di pengungsian," ungkapnya.
Sementara, dikhawatirkan pula ada pengendara mobil dan motor melintas ketika Jembatan Gladak Perak ambruk.
Sebab, kemungkinan, lalu lalang warga cukup padat melintasi jembatan itu untuk menyelamatkan diri dengan kendaraan.
"Belum diketahui pasti apakah ada kendaraan yang melintas saat jembatan ambruk. Kami akan meninjau lokasi pagi ini," pungkasnya.
Baca juga: Postingan Yuni Shara Kala Gunung Semeru Meletus, Arie Untung dan Melanie Subono Tulis Doa Ini
Baca juga: Erupsi Semeru, Penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh dan Juanda Tetap Normal
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang meminta kepada warga agar waspada dan tidak panik terkait erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021) kemarin.
Dampak erupsi Gunung Semeru itu membuat sejumlah daerah di Kabupaten Malang terdampak abu vulkanik.
Abu vulkanik bercampur hujan itu melanda Kecamatan Ampelgading, Wajak, Tirtoyudo, Dampit, hingga Turen. Sejumlah rumah warga pun tidak tampak utuh lagi, lantaran terkubur abu vulkanik. Sebagian hanya terlihat atap rumah.

"Kami mengimbau warga agar tidak panik dan tetap memonitor perkembangan melalui WAG, Radio dan tetap mematuhi imbauan yang disampaikan PVMBG dan Pemerintah," tulis laporan dari BPBD Kabupaten Malang, Sabtu Malang.
BPBD Kota Malang mencatat, guguran awan panas gunung Semeru terjadi sekitar pukul 15.20 WIB.
Awan panas itu mengarah ke Besuk Kobokan Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Lontaran abu vulkanik mengarah ke barat daya Kabupaten Malang pada lapisan 24.000 ft dengan kecepatan 40-50 KM/Jam.
"Laporan abu vulkanik bercampur dengan air hujan di wilayah kabupaten malang ini masuk pukul 17.20 WIB. Laporan ini kami dapatkan dari relawan," ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan.
Sampai malam ini, visual Gunung Semeru masih tertutupi kabut disertai hujan intensitas sedang dan aktivitas APG masih terus berlangsung.
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Ini Daftar Gunung Api Berstatus Waspada dan Siaga di Indonesia
BPBD Kabupaten Malang tetap memonitor dan melakukan koordinasi dengan Pos Gunung Semeru dan Relawan tentang perkembangan guguran awan panas Gunung Semeru.
"Kami akan terus melakukan monitoring dan mengupdate situasi dan kondisi dampak dari erupsi Semeru ini," ujarnya.
Sementara itu, Alvin warga Tanggung, Turen, Kabupaten Malang membenarkan, bawah abu vulkanik bercampur hujan turun di daerah Turun sekitar pukul 17:00 WIB.
"Sebelum Maghrib tadi ada abu campur air hujan. Tapi tipis. Hampir tidak terlihat," ucapnya.
Adanya abu vulkanik ini kata Alvin juga tidak berpengaruh terhadap aktivitas warga.
"Aktivitas warga tetap seperti biasa. Kebetulan tadi hujan, jadi abu cepat hilang," tandasnya.
Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB.
Baca juga: Update Gunung Semeru Meletus Hari Ini, Ada Sopir Alami Luka Bakar, Seorang Meninggal Dunia
Dikutip dari laman website bnpb.go.id, kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.
Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Sebagai respons cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan. (Tribunnews.com/Surya.co.id)