Covid 19 Dunia
Update Covid-19 Dunia 10 Desember 2021: Total Infeksi 268.683.955 Kasus
Update covid-19 dunia. Total infeksi virus corona di dunia mencapai 268.683.955 kasus
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pandemi covid-19 masih belum berakhir. Terbukti tambahan kasus harian masih terus terjadi.
Penyebaran virus corona pun masih terjadi di penjuru dunia. Ditambah lagi munculnya varian baru virus corona omicron di kawasan Afrika dan kini menyebar di sejumlah negara.
Dilansir dari Worldometers, berikut ini update covid-19 dunia mulai data infeksi, kasus sembuh, dan meninggal dunia pada Jumat (10/12/2021) seperti diberitakan Kompas.com.
Total infeksi virus corona di dunia mencapai 268.683.955 kasus, sejak ditemukan pertama kali penyebarannya di Kota Wuhan, China. Sementara itu total pasien sembuh mencapai 241.696.965 kasus dan total pasien yang meninggal 5.301.738 kasus.
Baca juga: Terdampak Isu Varian Baru Covid-19 Omicron, Harga Emas di Pasaran Banjarmasin Mulai Naik
Baca juga: Ketahanan Covid-19 Dunia, Peringkat Indonesia Hanya Setingkat Lebih Tinggi dari Filipina
Sementara itu, mutasi baru varian Omicron disebut dapat mengubah arah pandemi Covid-19, meskipun dampak pastinya masih sulit untuk diketahui.
Saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia masih berusaha keras menentukan seberapa menular dan mematikan mutasi virus ini.
“Fitur tertentu dari Omicron termasuk penyebaran global dan sejumlah besar mutasi menujukkan itu bisa berdampak besar pada perjalanan pandemi,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari CNN Internasional, Jumat (10/12/2021).
Menurut WHO, perubahan genetik pada virus mempengaruhi virulensinya. Ini bisa jauh lebih menular dibandingkan jenis sebelumnya.
Meskipun, bukti awal dari Afrika Selatan kemungkinan menunjukkan varian baru ini lebih ringan daripada strain Delta, tetapi masih terlalu dini menyimpulkan hal tersebut.
“Terlalu dini untuk mengatakannya, saya hanya ingin berhati-hati terhadap kesimpulan apa pun tentang tingkat keparahan Omicron,” ujar pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove.

Kendati demikian, pasien rentan yang lebih tua dan tidak divaksinasi atau memiliki kondisi kesehatan mendasar (komorbid) memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terkena penyakit parah.
Sejauh ini, varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan telah ditemukan di setidaknya 57 negara di dunia.
Kasus-kasus baru di seluruh dunia merangkak naik selama seminggu terakhir, dengan lebih dari 4 juta kasus baru yang dikonfirmasi dilaporkan di seluruh dunia,
Kematian global meningkat sebesar 10 persen selama minggu lalu, dengan lebih dari 52.500 kematian baru dilaporkan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Dunia 6 Desember 2021: Tembus 266 Juta Kasus, Indonesia Urutan ke-14
Para ilmuwan Afrika Selatan merilis sebuh studi kecil mengenai efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.
Ditemukan, varian ini secara signifikan mengurangi perlindungan antiodi yang dihasilkan oleh vaksin Pfizer dan BioNTech.
Namun, ilmuwan mencatat, orang-orang yang pulih dari virus dan menerima suntikan booster kemungkinan akan mempunyai lebih banyak perlindungan dari penyakit parah.
Namun, sekali lagi masih terlalu dini menyimpulkan terkait kemanjuran vaksin terhadap varian baru ini.
“Sistem kekebalan jauh lebih kompleks. Ada sel T, ada sel B memori, jadi yang benar-benar dibutuhkan sekarang adalah upaya penelitian yang terkoordinasi dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan,” kata Kepala Ilmuwan WHO Dr. Soumya Swaminathan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Dunia 3 Desember 2021: Varian Omicron Masuk Singapura, Bagaimana Indonesia?
Omicron 4 Kali Lebih Menular dari Delta
Sebuah studi ilmuwan Jepang menemukan varian B.1.1.529 atau Omicron 4,2 kali lebih menular pada tahap awal daripada Delta.
Seorang Profesor Ilmu Kesehatan dan Lingkungan Universitas Kyoto yang berspesialisasi dalam pemodelan matematika penyakit menular Hiroshi Nishiura, melakukan analisis data genom yang tersedia hingga 26 November di Afrika Selatan di Provinsi Gauteng.
“Varian Omicron menularkan lebih banyak dan lolos dari kekebalan yang dibangun secara alami dan melalui vaksin," ujar Nishiura dikutip dari Bloomberg.
Kekhawatiran yang muncul secara global yakni omicron dapat memberikan pukulan yang lebih besar kepada dunia dibandingkan Delta.
WHO telah memeringatkan, varian ini dapat memicu lonjakan dengan konsekuensi parah.
Namun, lonjakan kasus di Afrika Selatan setelah munculnya varian belum membuat rumah sakit kewalahan, menyebabkan beberapa optimisme bahwa varian ini hanya dapat menyebabkan sebagian besar penyakit ringan.
Di minggu ini, Pfizer Inc. dan BioNTech SE juga mengatakan bahwa dosis booster vaksin dari dua produsen ini dapat memperkuat perlindungan terhadap strain tersebut.
Baca juga: Data Kasus Covid-19 Dunia 1 Desember 2021, Berikut Daftar 20 Tertinggi Kasus Corona Global
Ratusan peneliti di seluruh dunia berlomba untuk memahami varian baru, yang merupakan jenis yang paling berbeda di antara lima varian lain yang menjadi perhatian WHO sejak pandemi dimulai.
Sementara itu, kasus di Afrika Selatan meningkat pesat hingga hampir 20.000 per hari sejak negara itu pertama kali melaporkan penemuan Omicron dua minggu lalu.
Jumlah kasus di negara ini tetap rendah pada minggu-minggu sebelumnya, meskipun hanya 26 persen dari populasi yang divaksinasi penuh. (*)