Wabah Corona

Satu Pasien Omicron Lolos dari Wisma Atlet, Begini Kronologi Menurut Luhut Binsar Pandjaitan

Satu pasien covid-19 yang tertular varian omicron lolos dari pengawasan RSDC Wisma Atlet. Begini kata Menko Luhut Binsar Pandjaitan

ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Pasien COVID-19 berada di salah satu tower di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Jumat (11/9/2020). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Total kasus covid-19 varian omicron telah terdeteksi di Indonesia. Saat ini total kasus omicron di Tanah Air mencapai 46 kasus hingga, Minggu (26/12/2021).

Saat ini sebagian besar telah menjalani karantina di Wisma Atlet dan sebagian lagi di RSPI Sulianti Saroso, kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi. Sebagian besar adalah pelaku perjalanan dari luar Negeri.

Namun belakangan diketahui, satu pasien covid-19 yang tertular varian omicron lolos dari pengawasan RSDC Wisma Atlet.

Hal ini dibenarkan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut, lolosnya pasien tersebut terjadi akibat mendapatkan dispensasi dengan alasan keluarga.

Baca juga: DKI Jakarta Tertinggi Penambahan Kasus Covid-19, Waspada Kasus Omicron Terus Meningkat

Baca juga: Total Omicron di Indonesia Jadi 46 Kasus, Tambah 27 dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri

"Jadi kita melihat begitu kita taruh semua lockdown di Wisma Atlet kelihatan tidak berkembang (kasus Covid-19 Omicron), tapi kita masih tidak tahu apakah dari daerah lain ada yang masuk, yang lolos dari ini, sebab kemarin itu ada satu orang yang lolos dari situ (Wisma Atlet) pergi dengan keluarganya," kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual, Senin (27/12/2021), dilansir dari Kompas.com.

Kendati demikian, Luhut tidak menyebutkan secara rinci identitas pasien yang dimaksud. Hanya, ia menegaskan, pihaknya tak ingin kejadian serupa terulang kembali sehingga pemberian dispensasi karantina akan diperketat.

"Dan ini kita harap tidak terjadi lagi, jadi tidak permintaan-permintaan dispensasi yang tidak ada alasan kuat. Dispensasi bisa diberikan dengan alasan kuat misalnya dokter, kesehatan dan urgent lain dan tapi itu ada prosedur yang harus diikuti juga" ujarnya.

Luhut mengatakan, pemerintah terus meningkat pengawasan dalam proses karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

Baca juga: UPDATE Kasus Omicron di Indonesia hingga 26 Desember 2021, Kini Total 30 Orang Terpapar

Baca juga: Kemenkes Ingatkan Waspada Bepergian ke Luar Negeri, Kini Total Kasus Omicron 19 Kasus

Ia mengatakan, saat ini, durasi karantina tetap 10-14 hari guna mencegah masuknya varian Omicron.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah memperkuat testing dan tracing di Indonesia karena dalam beberapa hari terakhir melihat adanya penurunan.

Luhut mengatakan, hal itu terjadi karena kasus Covid-19 di beberapa daerah sudah menurun bahkan tidak ada penambahan kasus baru.

"Sehingga mereka malas testing, namun demian kami himbau lakukan testing karena banyak OTG (orang tanpa gejala) Omicron dari 46 kasus di atas," ucap dia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya melaporkan, hingga Minggu (26/12/2021), total kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia kini mencapai 46.

Pasien COVID-19 berada di salah satu tower di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Jumat (11/9/2020). Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 berencana membuka Tower lima yang berkapasitas 886 kamar atau sekitar 1.772 tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 tanpa gejala guna melakukan isolasi mandiri. ANTARA FOTO/Ariella Annasya/gp/foc.
Pasien COVID-19 berada di salah satu tower di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Jumat (11/9/2020). (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

Hampir seluruh kasus baru Covid-19 akibat penularan Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, satu orang petugas kebersihan yang diduga tertular dari pelaku perjalanan internasional dan satu tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, terbaru ada tambahan sebanyak 27 kasus baru. Sebagian besar berasal dari pelaku perjalanan internasional, dan satu tenaga kesehatan (nakes). Sehingga total kasus omicron di Indonesia kini 46 kasus.

"Sebanyak 26 kasus merupakan imported case, di antaranya 25 WNI yang baru pulang dari Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, Turki, dan satu orang WNA asal Nigeria," kata Nadia melalui keterangan tertulis, Minggu.

"Sementara satu kasus positif merupakan tenaga kesehatan di RSDC (Rumah Sakit Darurat Covid-19) Wisma Atlet," tuturnya.

Nadia mengatakan, temuan kasus itu berasal dari hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WHO) oleh Badan Litbangkes yang terbit pada 25 Desember 2021.

Ke-27 kasus Omicron itu terdeteksi saat para pelaku perjalanan tiba di Indonesia dan menjalani karantina 10 hari. Beberapa kasus diketahui setelah para pelaku perjalanan menjalani lebih dari 3 hari karantina.

Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat menunda melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Kepada seluruh masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M serta segera ikut vaksinasi Covid-19," kata dia.

Baca juga: Total Kasus Omicron di Indonesia Jadi 19, Kemenkes: 6 Kasus Baru Impor dari Turki

Baca juga: UPDATE Varian Omicron Indonesia: Kini Berjumlah 5 Orang, 2 Pasien Baru dari London

Adapun Kemenkes mengonfirmasi kasus pertama Omicron pada 15 Desember 2021 yang menginfeksi seorang petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet.

Kemudian, pada 17 Desember, ditemukan 2 kasus Omicron dari WNI yang baru menempuh perjalanan dari Inggris dan Amerika Serikat. Dua kasus itu merupakan hasil pemeriksaan terhadap 5 kasus probable.

Lalu pada 22 Desember, Kemenkes kembali mencatat adanya tambahan 2 kasus baru Omicron.

Pada 23 Desember ada tambahan 3 kasus baru yang berasal dari WNI yang baru kembali dari Malaysia dan Kongo.

Selanjutnya, pada tanggal 24 Desember, Kemenkes kembali mengidentifikasi adanya tambahan kasus sebanyak 11 orang yang berasal dari pelaku perjalanan dari Turki, Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi.

Epidemiolog: Transmisi Lokal Kasus Omicron Bisa Terjadi

Sementara itu, Pakar Epidemiologi Masdalina Pane menilai, belum adanya temuan transmisi lokal kasus Covid-19 varian Omicron di Tanah Air membuktikan indikator pengendalian pandemi masih baik.

Namun, Masdalina mengatakan, transmisi lokal bisa saja terjadi jika ada "rembesan" kasus varian Omicron dari pintu-pintu masuk ke Indonesia.

"Apakah ke depan bisa terjadi (transmisi lokal)? Tentu saja bisa, selalu ada rembesan keluar dari pintu masuk. Tapi itu bisa dikendalikan dengan teknik pengendalian epidemiologi yang standar," kata Masdalina saat dihubungi, Senin (27/12/2021) dilansir dari Kompas.com.

Ilutrasi virus corona varian omicron.
Ilutrasi virus corona varian omicron. (kompas.com)

Teknik pengendalian yang dimaksud, antara lain, menutup pintu masuk dari negara-negara dengan kasus yang tinggi. Kemudian, melakukan karantina di pintu masuk, bahkan memperpanjang hari karantina.

Berikutnya, meningkatkan surveilans epidemiologi di berbagai tingkat, memperkuat tindakan pencegahan dengan protokol kesehatan, mempercepat cakupan vaksinasi, dan melakukan upaya pelacakan, pengetesan, pengobatan (tracing, testing, treatment/3T) dengan masif dan disiplin.

Dari sejumlah teknik pengendalian wabah itu, Masdalina berpendapat pemerintah belum maksimal dalam meningkatkan surveilans di berbagai tingkat dan mempercepat vaksinasi Covid-19.

"Tapi mungkin tidak diekspos saja ya. Kalau di-counter pasti jawabannya sudah dilakukan," tuturnya.

Menurut Masdalina, meski vaksinasi bukan kunci utama pengendalian, tapi dapat menekan angka kematian sehingga layanan fasilitas kesehatan pun tetap memadai.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, 98 persen kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron berasal dari pelaku perjalanan internasional. Oleh sebab itu, pemerintah akan memperketat proses karantina pelaku perjalanan internasional.

"Kita harus melidungi 270 juta rakyat kita yang sekarang kondisinya membaik, jadi tolong dipahami bahwa proses karantina dari luar negeri akan kita perketat," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (27/12/2021).

Gejala Varian Omicron

Sementara itu dikutip dari Metro.co.uk, gejala varian Omicron disebutkan "sangat ringan" dan diyakini menunjukkan gejala yang sama seperti varian Covid-19 lainnya.

Berikut ini gejala Omicron yang dikutip dari sumber yang sama dan NDTV:

- Suhu tinggi di bagian dada atau punggung;

- Kelelahan luar biasa;

- Tidak ada penurunan signifikan tingkat saturasi oksigen;

- Tidak mengalami kehilangan rasa atau bau;

- Tenggorokan gatal;

- Sebagian besar pasien pulih tanpa rawat inap.

Walaupun gejalanya digambarkan sangat ringan, varian Omicron ini dapat menular dengan cepat.

Dikutip dari CNBC, Dr Angelique Coetzee selaku Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, menggambarkan gejala Omicron "sangat ringan".

Coetzee mengatakan, pada 18 November 2021 ia mulai melihat pasien yang datang dengan "gejala yang tidak biasa", yang sedikit berbeda dari varian Delta.

"Dimulai dengan seorang pasien lelaki berusia 33 tahun, dan dia berkata bahwa dia sangat lelah selama beberapa hari terakhir."

"Dia juga merasakan sakit dan nyeri di tubuhnya, ditambah sedikit sakit kepala," ujar Coetzee pada BBC, Minggu (28/11/2021).

Coetzee menambahkan, pasien itu tidak mengalami sakit tenggorokan, namun terasa gatal.

Tetapi, ia tidak mengalami gejala batuk dan kehilangan rasa atau bau, gejala yang dikaitkan dengan jenis virus sebelumnya.

Coetzee menguji pasien itu dan hasilnya positif.

Tak hanya itu, empat anggota keluarga si pasien juga dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron.

Di hari itu, ia juga melihat lebih banyak pasien bergejala sama, yang berbeda dari varian Delta.

Sekitar setengah dari pasien Coetzee diketahui tidak divaksinasi.

Hal tersebut mendorongnya memperingatkan komite penasihat vaksin Afrika Selatan, di mana ia juga menjadi anggotanya.

Pasien varian Omicron lain yang Coetzee lihat sejauh ini, juga mengalami apa yang ia gambarkan sebagai gejala "sangat ringan".

(Tribunnews.com/Nadya/Shella Latifa/Kompas.com/Tsarina Maharani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KASUS Omicron di Indonesia Tambah Lagi, Berikut Gejala dan Cara Cegah Penularannya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved