Tukang Pijit Fenomenal di Batola
Tidak Pasang Plang Nama Jasa Pijat, Asra dari Kabupaten Batola Tetap Diserbu Pelanggan
Tukang urut atau pijat Asra tidak pasang plang nama di depan rumahnya di Desa Badandan, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Batola, karena merasa tidak pantas
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Sejak 2003 melayani jasa urut atau pijat di rumah, Asra (65) tidak pernah memasang plang nama atau pun kontak yang bisa dihubungi.
Tukang Urut atau Tukang Pijat ini tinggal di Jalan Ade Irma Suryani (AIS) Nasution, Desa Badandan, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Bagi warga yang ingin memakai jasa pijat dari bapak berusia 65 tahun ini harus datang ke kediamannya atau menghubungi melalui anaknya.
Meskipun demikian, warga yang memakai jasa pijatnya masih banyak dan perlahan selalu bertambah.
Mereka yang datang minta dipijit hanya mengandalkan info dari mulut ke mulut, beruntung mendapat kontak anaknya yang bisa dihubungi.
Baca juga: Selalu Melayani Pasien di Ruang Terbuka, Ini Alasan Asra Tukang Pijit di Batola
Mengenai Asra tidak memasang plang nama di depan rumah, memiliki alasan tersendiri.
"Plang petunjuk jasa pijat saya kira tidak perlu karena hanya orang-orang yang benar-benar bisa dan mengerti memijat yang layak menggunakan itu," Akunya.
Dia mengaku tidak pernah mengenyam pembelajaran tentang memijiat. Bahkan SD saja tidak lulus. Maka dari itu, menurutnya tidak pantas.
Ia pun memastikan, jika ada plang nama terpampang di depan rumahnya, maka akan ia lepas.
"Kalau ada yang pasang, paling lama setengah jam. Pokoknya, jika saya tahu, akan dilepas," kelakarnya.
Baca juga: Mengenal Asra, Tukang Pijat di Kabupaten Batola dengan Berbagai Cerita Unik
Baca juga: Terampil Memijat Berbagai Keluhan, Asra dari Kabupaten Batola Akui Berawal dari Mimpi
Hal tersebut juga ia maksudkan agar tidak ada anggapan orang yang berlebihan, sehingga bisa memberatkan orang yang perlu pertolongan.
Dari pengalamannya, meski tanpa papan nama, selalu ada warga yang datang untuk dipijat. Bahkan beberapa di antaranya menjelang tengah malam, tetap melayani selagi bisa.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)