Selebrita
Lagi, Gilang Dirga Bahas Soal Lesti Kejora dan Rizky Billar, Ungkit Perihal Iri pada Ibu Baby Leslar
Gilang Dirga kembali membicarakan soal Lesti Kejora dan Rizky Billar. Kali ini, mengungkit soal tudingan iri pada ibu Muhammad Leslar Al Fatih Billar.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Presenter Gilang Dirga kembali membicarakan soal pasangan artis Lesti Kejora dan Rizky Billar.
Kali ini, Gilang Dirga kembali mengungkit soal tudingan iri pada ibu Muhammad Leslar Al Fatih Billar
Hal itu disampaikan dalam kanal YouTube Kiky Saputri Official yang tayang pada Senin (17/1/2022).
Mulanya, Gilang menjelaskan asal usul kata iri yang tujukan kepada dirinya.
Baca juga: Terungkap Alasan Luna Maya Bekukan Sel Telurnya, Pemeran Suzzanna Sebut Tak Usah Dibesar-besarkan
Baca juga: Jerit Tangis Ukkasya Imbas Kelakuan Baim Wong di Depan Zaskia Sungkar & Irwansyah, Serupa Rafathar
Beberapa waktu yang lalu, Gilang sempat mengundang Lesti Kejora untuk menjadi tamu podcast-nya.
Kemudian, Gilang mengatakan dirinya sempat iri kepada Lesti Kejora.
Dari pernyataan itu, banyak warganet yang salah paham kepadanya.
"Waktu itu waktu mereka diundang ke sini gue bilang gini 'gue iri sama lu karena lu bisa gini-gini'," ujar Gilang.
Lantas, Gilang menjelaskan makna dari kalimat yang ia lontarkan kepada Lesti Kejora itu.
Gilang tak pernah memiliki rasa iri kepada Lesti dan Billar.
Baca juga: Venna Melinda Belum Dijenguk Verrell Bramasta, Minta Atta Halilintar Beri Tausiyah ke Sang Anak
Baca juga: Keterkejutan Baim Wong Lihat Rumah Barunya, Ayah Kiano dan Kenzo Syok Dapati Toiletnya
Menurutnya, kalimat tersebut hanyalah sekedar obrolan semata.
"Tapi lu tau kan itu hanya kalimat sekedar obrolan kan? bukan berarti lo sirik gue harus bisa mendapatkan apa yang dia mau," imbuhnya.
Ia juga kembali menegaskan kepada orang-orang yang salah paham dengan obrolannya bersama Lesti.
"Jujur nggak sirik gue nya, cuman itu sekedar obrolan," ujar Gilang.
Kemudian, Gilang menyinggung soal rezeki dari Allah.
Baca juga: Postingan Rano Karno Soal Nasib Oplet Si Doel Kini, Padahal Dulu Diincar Sule dan Andre Taulany
Lesti Kejora memiliki rezeki atas usahanya selama ini.
Sedangkan, setiap orang pasti memiliki rezeki masing-masing.
"Kalau dia mendapatkan apa yang dia mau yasudah itu karena usahanya dia dan rezeki dari Allah, rezeki orang kan segini segini," ujar Gilang.
Tak hanya itu, pernyataan iri yang dilontarkan Gilang juga sekaligus menjadi pembuka obrolannya dengan Lesti kala itu.
"Dan setelah itu terjadi obrolan kan, makanya orang sering salah menerka," ujar Gilang.
Mendengar penjelasan dari Gilang Dirga, Kiki Saputri langsung memberikan tanggapannya.
Kiki menjelaskan, Gilang Dirga juga bukan berarti merebut Lesti dari Rizky Billar.
"Bukan berarti pengen merebut Lesti dari Billar," ujar Kiki.
Pun Gilang Dirga malah melontarkan kalimat candaannya.
"Yang ada merebut Billar dari Lesti," ujar Gilang sambil tertawa.
Simak video selengkapnya: Klik
Baca juga: Keadaan Perut Ria Ricis yang 2 Bulan Jadi Istri Teuku Ryan Disorot, Oki Setiana Dewi Buka Suara
Baca juga: Penampilan Mulan Jameela Bersama Mamah Dedeh Picu Komentar Chintami, Istri Ahmad Dhani: Masya Allah
Iri dalam Islam
Mengutip tulisan, Subhan Nur, Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit Penerangan Agama Islam membahas soal iri.
Berikut tulisan yang tayang pada Maret 2020 itu.
Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW Bersabda: “Tidak diperbolehkan iri hati kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai (ilmu) Al Qur’an oleh Allah, lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya malam dan siang hari.” (HR. Bukhari, Tarmidzi, dan Nasa’i).
Hadis ini menjelaskan penempatan iri hati yang dibolehkan dalam Islam. Dalam hadis ini, iri hati ditempatkan pada dua hal yaitu kegemaran membaca Al-Qur’an dan kegemaran bersedekah.
Pada riwayat lain disebutkan penempatan iri hati yang dibolehkan yaitu kegemaran bersedekah dan kegemaran mengamalkan serta mengajarkan ilmu.
Kalimat “Tidak diperbolehkan iri hati”menunjukkan adanya potensi sifat iri hati pada setiap individu, karena Allah SWT tidak hanya menitipkan karakter yang berpotensi kepada keburukan, namun Dia juga menitipkan karakter kebaikan (Qs. Asy-Syamsu: 8).
Sebagian manusia ada yang menampilkan karakter keburukannya sehingga ia terjerumus dalam kenistaan, dan sebagian lagi menampilkan karakter kebaikannya sehingga ia meraih keuntungan.
Demikian pula sifat iri hati. Di satu sisi, sifat ini bisa melahirkan kebencian, permusuhan, dan konspirasi kejahatan, jika obyek yang dituju bersifat kebendaan atau materil.
Sifat iri hati semacam ini disebut hasad, yaitu mengharapkan nikmat Allah pada seseorang dengan mengharapkan hilangnya nikmat itu dari orang tersebut.
Di sisi lain, iri hati dapat melahirkan motivasi dan semangat dalam melakukan kebajikan, jika obyek yang dituju adalah amalan kebaikan seperti yang dijelaskan dalam hadis.
Sifat iri hati semacam ini disebut al-ghibthah, yaitu mengharapkan nikmat Allah pada diri seseorang tanpa mengharapkan hilangnya nikmat itu dari orang tersebut.
Baca juga: Jawaban Zaskia Sungkar Soal Irwansyah Poligami Bikin Maia Estianty Kaget, Ibu Ukkasya: Takdir
Iri Hati yang Dibolehkan
Kalimat “kecuali terhadap dua orang” menunjukkan arah obyek iri hati yang dibolehkan oleh Rasulullah SAW sehingga hukum asal keharaman iri hati terhadap orang lain dapat berubah menjadi boleh bahkan dianjurkan.
Status awal iri hati yang bisa menghancurkan karakter dan moralitas berubah menjadi energi positif untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat.
Perubahan orientasi sifat iri hati ini dapat terwujud dengan merubah orientasi hidup dari meraih kesenangan kepada ketenangan, dari menuruti hawa nafsu kepada menuruti nurani hati, dan dari materil oriented kepada akhirat oriented.
Kalimat “Orang yang dikaruniai (ilmu) Al Qur’an oleh Allah, lalu ia membacanya malam dan siang hari”menunjukkan hakekat ilmu berasal dari Allah SWT, bukan semata-mata akal pikiran manusia. Dia memberikan pengetahuan Al-Qur’an kepada orang yang Dia kehendaki, karena ilmu Al-Qur’an adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan oleh orang yang berbuat maksiat.
Iri hati terhadap orang ini, karena ia mampu memanfaatkan anugerah Al-Qur’an dengan membaca, mengajarkan, mengkaji, dan mengamalkan isi kandungan Al Qur’an setiap saat. Sehingga seakan-akan tidak ada jarak antara dirinya dengan Al-Qur’an.
Demikian pula kalimat “orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya malam dan siang hari”menunjukkan hakekat harta bersumber dari Allah SWT.
Dia melapangkan atau menyempitkan rezeki kepada orang yang Dia kehendaki.
Siapa yang Allah lapangkan rezeki maka bersyukurlah, dan siapa yang Allah sempitkan rezeki maka bersabarlah.
Dianjurkan iri hati terhadap orang seperti ini, karena ia memandang kekayaan bukanlah semata-mata hasil jerih payahnya, tetapi semata-mata kebaikan Allah SWT.
Sehingga orang tersebut gemar mensyukuri nikmat dengan berinfak setiap saat sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT:
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Qs. Al-Baqarah: 274).
Pertanyaannya, mengapa Rasulullah SAW hanya membolehkan iri hati terhadap kedua kelompok orang ini? Menurut hemat kami, redaksi hadis ini memberikan motivasi untuk gemar membaca Al Qur’an dan bersedekah, karena kedua ibadah ini merupakan ibadah yang amat mudah ditinggalkan.
Banyak sekali umat Islam yang buta aksara Al-Qur’an atau tidak mahir membaca Al Qur’an, namun mereka membiarkan diri larut dalam buta aksara Al Qur’an. Mereka enggan belajar kepada guru ngaji Al-Qur’an dengan alasan kesibukan atau malu karena usia.
Demikian pula, banyak umat Islam yang diberikan keluasan rezeki, namun sulit bersedekah. Ada yang beralasan karena banyak kebutuhan, atau berbohong tidak ada uang, atau faktor kesombongan seperti Qarun yang mengatakan kekayaannya diraih semata-mata ilmunya sendiri.
Sifat iri hati dalam kebaikan menjadi ciri khas para sahabat yang selalu termotivasi dalam kebaikan. Tak jarang, setiap kali Rasulullah SAW melelang kebaikan, para sahabat berlomba-lomba saling berebutan untuk menjadi pemenangnya.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan dari Anas bin Malik bahwa ada seorang lelaki Anshar yang datang menemui Rasulullah SAW untuk meminta sesuatu. Nabi bertanya kepadanya, “Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu?” Lelaki itu menjawab, “Ada. Dua potong kain, satu kain untuk dipakai dan satu potong lagi untuk alas duduk, serta cangkir untuk meminum air.” Nabi berkata, “Kalau begitu, bawalah kedua barang itu kepadaku.” Lelaki itu pun datang membawa kedua potong kainnya. Lalu Nabi melelang, “Siapa yang mau membeli barang ini?” Salah seorang sahabat menjawab, “Saya mau membelinya dengan harga satu dirham.” Nabi bertanya lagi,“Ada yang mau membelinya dengan harga lebih mahal?”. Nabi menawarkannya hingga dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat berkata, “Aku mau membelinya dengan harga dua dirham.” Maka Nabi memberikan dua potong kain itu kepadanya dan beliau mengambil uang dua dirham itu dan memberikannya kepada lelaki Anshar tersebut (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa`i, dan at-Tirmidzi).
Baca juga: Jatidiri Ferry Irawan yang Mau Nikahi Venna Melinda Tersentil, Calon Ayah Tiri Vania Diberi Ruang
Baca juga: Satu Pemicu Ayah Ozak Restui Ivan Gunawan dan Ayu Ting Ting Terbongkar, Sentil Perubahan Tubuh Igun
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sempat Disebut Iri dengan Lesti Kejora, Gilang Dirga: Itu Hanya Kalimat Sekedar Obrolan