Selebrita

Agnez Monika Beberkan Ada Hilman Hariwijaya Pada Karirnya , 'Thanks for The Legendary Lupus Novel'

Agnez Mo juga turut berduka atas meninggalnya Hilman Hariwijaya penulis Lupus, Agnez ternyata pernah bermain di Lupus Milenia sebagai Lulu

Editor: Irfani Rahman
KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA
Penyanyi Agnez Mo 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kepergian penulis novel legendaris Lupus membuat duka para kalangan artis.

Termasuk artis serba bisa Agnez Mo. Penyanyi Indonesia yang sudah mendunia ini ternyata mengenal Hilman Hariwijaya sejak lama.

Bahkan Agnez Mo mengungkapkan ia berterimakasih kepada Hilman Hariwijaya yang ikut andil pada perjalanan karirnya.

Apa itu? ternyata Agnez Mo pernah berperan di serial Lupus Milenia waktu masih remaja.

Sekedar diketahui Hilman Hariwijaya meninggal dunia pada Rabu (9/3/2022) pagi.

Baca juga: Tengok Foto Mesra Adilla Dimitri Dengan Baby Jovanca, Bakal Jadi Pengganti Wulan Guritno?

Baca juga: Curhat Amanda Manopo Bikin Haru, Lawan Main Arya Saloka Kangen Ibu dan Masakanya

Hilman dikenal usai menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus di majalah Hai pada Desember 1986.
Lupus kemudian dibukukan menjadi sebuah novel hingga film dan serial.

“Rest In Peace Mas Hilman,” tulis Agnes Mo di Instagram Story-nya, Kamis (10/3/2022).

Dalam Instagram Story-nya, Agnez Mo juga mengunggah ulang video pertemuannya dengan para pemain Lupus Milenia. Termasuk, Hilman yang saat itu penulis naskah sinetron tersebut.

Sebagaimana diketahui, Agnez Mo adalah salah satu pemeran dalam sinetron Lupus Milenia yang tayang pada tahun 2000-an. Lupus Milenia merupakan debut Agnez Mo di dunia sinetron.

Agnez Mo kemudian mengenang kembali perannya sebagai Lulu dalam sinetron Lupus Milenia saat usia masih sangat muda.

“Saya ingat ketika anda memberi saya peran pertama sebagai Lulu, saat saya berusia 12 tahun,” lanjut Agnez Mo.

Agnez Mo mengungkap bahwa ia sudah sangat lama mengenal sosok Hilman.

Baca juga: Gegara Kenzo, Atta Halilintar Ingin Anak Laki-laki ke Aurel, Putri Krisdayanti Beri Isyarat Ini

Baca juga: Terbongkar Alasan Menyentuh Ariel NOAH Ajak Alleia ke Paris, Boril Ingat Cita-cita Sang Putri

Ia berterima kasih karena karena telah menciptakan novel Lupus yang sangat legendaris.

“Sekian lama saya mengenalmu. Thanks for the legendary Lupus novel,” tutur Agnez Mo.

Sebagai informasi, Hilman diketahui meninggal karena penyakit komplikasi.

Hilman meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

Penulis novel "Lupus", Hilman Hariwijaya, dimakamkan di TPU Jombang 1, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (9/3/2022) sore.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duka Agnez Mo dan Ucapan Terima Kasihnya kepada Hilman Hariwijaya",

Penggemar Lupus Berduka, Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia

Ingat Film Lupus yang dibintangi oleh mendiang Ryan Hidayat.

Tentunya juga pasti ingat penulis novelnya yakni Hilman Hariwijaya.

Penulis novel Lupus, Hilman Hariwijaya
Penulis novel Lupus, Hilman Hariwijaya (NSTAGRAM/@thehilmanhariwijaya S)

Penulis gaek yang menghasilkan banyak cerita novel meninggal dunia.

Sontak kepergian mendadak Hilman Hariwijaya ini mengejutkan para penggemar karyanya dan para sahabatnya sesama penulis.

Ya, Penulis novel Lupus, Hilman Hariwijaya, meninggal dunia Rabu (9/3/2022) pagi ini pukul 08.02 WIB.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Noorca M Massardi, salah satu rekan penulis.

"Iya (meninggal) dari semua WhatsApp Grup sudah confirm," kata Noorca dikutip dari Kompas.com.

Apa penyebab Hilman meninggal?

Gol A Gong sebagai rekan Hilman di dunia penulisan mengatakan Hilman sempat mengalami stroke ringan.

"Terakhir saya melihat di Facebooknya dia kena stroke ringan kemudian sembuh lalu dia menikah alhamdulillah. Nah, tiba-tiba Hilman meninggal," kata Gol A Gong saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Sebagai sahabat, Gol A Gong merasa kehilangan atas wafatnya Hilman Hariwijaya.

Pasalnya, Gol A gong menghabiskan banyak waktu bersama Hilman pada awal-awal kariernya sebagai penulis.

"Jadi, dengan penuh duka cita, saya kehilangan sosok sahabat saya," ucap Gol A Gong.

Walau kondisinya kurang baik, Hilman tetap memperlihatkan foto-foto ceria seperti berpose dengan gaya Spider-Man.

Profil Hilman Hariwijaya

Diberitakan Harian Kompas, 5 April 1987, Hilman Hariwijaya lahir di Bengkulu pada 25 Agustus 1964.

Hilman dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul "Lupus" di majalah Hai pada Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel.

Dia juga banyak menulis naskah film-film layar lebar seperti Dealova, The Wall, Anak Ajaib, dan Rasa.

Bahkan, ia juga menulis naskah sinetron-sinetron terkenal, yakni Cinta Fitri Season 2, dan Cinta Fitri Season 3.

Terakhir, ia juga gabung dalam produksi Love Story The Series.

Pergaulan yang menuntun karier Hilman

Bagi banyak penulis, buku dan sekolahan mungkin adalah segala-galanya ketika akan mulai meniti karier, karena di sana ada pengetahuan serta inspirasi.

Namun, tidak demikian dengan Hilman Hariwijaya.

Ia ternyata jarang sekali membaca buku.

"Apalagi buku yang berat-berat. Pergaulanlah yang sangat terasa menuntun," ujar Hilman.

Dari pergaulanlah ia memperoleh seluk-beluk menulis, mendapat banyak ilham, dan diberikan segudang kalimat indah yang kerap membangunkan emosi pembaca karya-karyanya.

Dan itu semua terbukti pada novel-novelnya di kalangan remaja, seperti "Lupus seri pertama, Tangkaplah Daku Kau Kujitak" dan "Lupus seri kedua, Cinta Olimpiade" yang keduanya diterbitkan PT Gramedia.

Materi tuturan hingga ilustrasi ceritanya adalah keseharian hidup remaja. Ringan, kocak, dan hidup lagi.

Dalam jangka waktu dua bulan, buku pertamanya berhasil terjual lebih dari 22.500 eksemplar. Sementara itu, "Cinta Olimpiade", terjual 7.500 eksemplar dalam tiga minggu.

Bayangan menjadi penulis top
Menurut pengakuan Hilman, memang sejak kanak-kanak ia sudah membayangkan ingin menjadi penulis "top".

Walaupun dari enam kakak beradik ditambah orangtua dan nenek-kakeknya tidak seorang pun yang tertarik pada bidang ini, Hilman tidak pernah goyah dari mimpi indahnya.

Hilman mulanya terangsang oleh cerita-cerita di majalah Bobo yang ia langgani pada waktu duduk di kelas 4 atau 5 sekolah dasar (SD).

Pada usia itu, itu mencoba bereksperimen membuat majalah sendiri yang memuat tulisan-tulisan karya pertamnya.

Pelanggan pertama dan terakhirnya adalah keenam saudara kandung ditambah orangtuanya.

"Lebih sebagai bahan guyon-guyonan waktu itu," kenang Hilman.

Karya pertamanya adalah sebuah cerpen "Bian, Adikku yang Tak Pernah Ada" (1978) yang langsung membuat gebrakan memenangkan sayembara mengarang majalah Hai.

Sejak keberhasilannya itu, Hilman beralih meja ke majalah Hai sebagai penulis cerpen, artikel musik, dan remaja.

Tiga novelnya yang pernah dimuat di majalah Hai, yakni Rhapsody buat Irvan, Bulan di Atas Rawa, dan Nyanyian Bisu. Ketiganya sempat menyita perhatian banyak remaja.

Bersamaan dengan kesibukannya mengikuti kuliah di jusrusan sastra Inggris Universitas Nasional, Hilman sempat menjabat redaktur tamu dan wartawan freelance di majalah yang sama.

Pengalaman inilah yang dituliskannya untuk Lupus.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved