Ekonomi dan Bisnis
Neraca Ekspor Kalimantan Selatan Naik Sebesar 85,48 Persen, Batu Bara Naik 100 Persen
Pada Januari 2022 dibandingkan dengan Desember 2021 terjadi penurunan nilai ekspor Kalsel sebesar 48,30 persen dan Februari 2022 naik 85,48 persen
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Neraca perdagangan Provinsi Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Februari 2022 mengalami surplus. nilai ekspor lebih besar daripada impor.
Pada Januari 2022 dibandingkan dengan Desember 2021, terjadi penurunan nilai ekspor Kalsel sebesar 48,30 persen.
Kemudian, nilai ekspor pada Januari berbanding Februari 2022 naik sebesar 85,48 persen.
Komoditi terbesar pengungkit naiknya ekspor Kalsel adalah bat ubara 104,36 persen dengan volume 8.954.583.735 kilogram, berbanding Januari hanya 4.314.145.242 kilogram.
Disusul komodini kelapa sawit yang pada Januari hanya 49.755.213, naik di Februari menjadi 76.284.921.
Baca juga: Kedapatan Bawa 1 Kg Sabu, Sopir Asal Banjarbaru Diciduk Jajaran Subdit 1 Ditresnarkoba Polda Kalsel
Baca juga: Pemprov Kalsel Batasi Jumlah Liter Pembelian Solar Bersubsidi, Berlaku Sejak April 2022
Baca juga: Penyimpanan Es Batu Diperlukan Nelayan, di Kalsel Baru ada di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin
Produk lainnya juga mengalami kenaikan meski dengan volume dan nilai yang tidak sebesar batu bara dan sawit, meski juga ada beberapa yang mengalami sedikit penurunan, yaitu karet alam, produk kayu, rotan dan perikanan.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani, menjelaskan, secara neraca ekpor Kalsel keseluruhan naik 85,30 persen.
"Malah jika dilihat data khusus batu bara naik lebih dari 100 persen," jelasnya.
Dia mengartikan, dengan data di atas, perekonomian Kalsel, mulai bangkit, meski kita tidak bisa terhindar dari dampak ekonomi global.
"Dimana di beberapa negara Amerika dan Eropa mengalami inflasi yang tinggi ditambah terjadinya perang Rusia dengan Ukraina, yang membuat barang-barang impor mengalami kenaikan, sementara saat ini Indonesia cukup tergantung impor, contohnya bahan baku gula raw sugar, gandum, kedelai dan lain sejenisnya," kata dia.
Baca juga: Super Air Jet dan Pelita Air Akan Punya Rute Banjarmasin - Jakarta
Baca juga: Oknum Anggota Polres HSU Pemilik Kayu Log Diduga Ilegal Diperiksa Bid Propam Polda Kalsel
Baca juga: VIDEO Hari Pertama Ujian Sekolah di SMA Negeri 5 Banjarmasin
Dijabarkan Birhasani, Ekspor Batu Bara dan Ekspor sawit berpeluang naik pada Maret, seiring dengan berkecamuknya perang Rusia dengan Ukraina.
Saat bersamaan, beberapa negara Eropa maupun Amerika dan bahkan Asia melirik Indonesia sebagai sumber pembelian atau importir baru. Begitu pula kelapa sawit, tepatnya Crude Palm Oil (CPO).
Namun para pelaku usaha kedua komoditas tersebut tetap lebih mengutamakan pasokan batu bara maupun CPO untuk dalam negeri agar industri dalam negeri tetap berjalan.
"Tenaga kerja tidak kehilangan pekerjaannya, ketersediaan di dalam negeri tetap terjaga dan terpenuhi, harga dalam negeri tetap stabil dan wajar," jelasnya.
Sementara, salah satu pelaku ekpor di sektor batu bara, Anton, mengatakan, memang masih tinggi ekpor batu bara. "Tapi ke depan katanya mau diganti ke turunan dari batu baranya," jelas dia.
(Banjarmasinpost /Nurholis Huda)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/kapal-pengangkut-batu-bara-di-sungai-barito.jpg)