Ekonomi dan Bisnis

Harga Pupuk Naik di Kalsel, Fakultas Pertanian ULM Minta Pengawasan Ketat pada Distribusi

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Bambang Joko Priatmadi, ingatkan pemerintah supaya mengawasi ketat pupuk subsidi.

Penulis: Milna Sari | Editor: Alpri Widianjono
ISTIMEWA
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Bambang Joko Priatmadi 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Harga pupuk mengalami kenaikan signifikan selama seminggu ini di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).

Menurut Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Bambang Joko Priatmadi, situasi demikian menunjukkan adanya kelangkaan. 

Jika ada pengurangan ketersediaan pupuk, ujarnya, Kamis (24/3/2022), maka harga juga akan menyesuaikan menjadi naik.

Dalam seminggu ini, diakuinya, memang terjadi kenaikan harga pupuk yang signifikan.

Fakultas Pertanian ULM turut ambil bagian dalam Program Ketahanan Pangan bersama Pemprov Kalsel.

Baca juga: Petani di Kabupaten Hulu Sungai Utara Berharap Harga Pupuk dan Herbisida Segera Turun

Baca juga: Harga Pupuk Mahal Bikin Gusar, Petani di Banjarbaru Berharap Pemerintah Bantu Supaya Murah

Baca juga: Pemerintah Desa Pesayangan Barat Kabupaten Banjar Salurkan BLT Dana Desa

"Kami akan melakukan rapat bersama Pemprov Kalsel untuk mencari tahu kepastian penyebab naiknya harga pupuk," ujarnya.

Naiknya harga pupuk dipastikan akan berdampak pada petani. Dengan harga pupuk yang naik, maka akan memberatkan petani dalam masa tanam. Khususnya padi tentunya akan berdampak. 

"Dengan adanya kenaikan harga pupuk ini, saya sendiri khawatir akan berdampak pada produksi padi di Kalsel khususnya di semester depan," tambahnya.

Naiknya harga pupuk ini, bisa jadi karena pendistribusian pupuk bersubsidi yang tidak tepat sasaran.

Pasalnya, distribusi pupuk untuk satu daerah sudah disesuaikan dengan ketersediaan tanaman yang ada.

Baca juga: Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Minta Korban Banjir Supaya Bersabar dan Tabah

Baca juga: Anggota DPRD Kalsel Haryanto Sebut Belum Ada Tindak Lanjut Perubahan Ibu Kota Baru

"Pengawasanlah yang kini jadi tugas pemerintah untuk benar-benar dilakukan dan diterapkan. Dengan pendistribusian yang baik, maka takkan terjadi kelangkaan dan takkan terjadi naiknya harga pupuk," urainya.

Diketahui, di tingkat penjjual pupuk di Kota Banjarbaru, harga NPK non subsidi Rp 850 ribu per sak, kemudian NPK Rp 125 ribu untuk kelompok yang terdaftar di RDKK.

Sementara itum untuk pupuk Urea non subsidi Rp 600 ribu dan  Urea Subsidi Rp 125 ribu yang sebelumnya Rp 100 ribu.

(Banjarmasinpost.co.id/Milna Sari)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved