Ramadhan 2022

Adab Puasa Ajaran Rasulullah SAW Dijelaskan Ustadz Abdul Somad, Segera Berbuka & Mengakhirkan Sahur

Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan agar menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
instagram
Ustadz Abdul Somad 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Umat muslim bersuka cita sambut bulan Ramadhan 2022. Ustadz Abdul Somad jelaskan adab puasa sesuai ajaran Rasulullah SAW.

Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan awal bulan Ramadhan 2022/1443 Hijiriyah jatuh pada Minggu (3/4/2022) melalui Sidang Isbat dilaksanakan Jumat (1/4/2022).

Sedangkan sebelumnya diketahui, organisasi Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa 1 Ramadhan 1443 H hari ini, Sabtu (2/4/2022).

Bulan Ramadhan tak terlepas dari satu ibadah khusus bersifat wajib yakni puasa.

Sebagaimana diketahui, puasa menahan hawa nafsu termasuk makan dan minum dari terbit hingga terbenamnya fajar.

Baca juga: Tata Cara Shalat Tarawih Khulafaur Rasyidin Umar Bin Khatab, Buya Yahya Jelaskan Jumlah Rakaatnya

Baca juga: Begini Tata Cara Tarawih 11 Rakaat, Ustadz Adi Hidayat Beri Penjelasan Disertai Hadistnya

Lantas bagaimana adab puasa sesuai ajaran Rasulullah SAW?

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, ada di antara sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW yakni menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur.

"Apa hikmah dibalik ibadah ini? Bahwa ibadah puasa buka berlomba lama-lama lapar. Ketika ada orang berpuasa yang menyambung satu hari dengan hari berikutnya, justru tidak diterima oleh Allah SWT," jelas Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube VDVC religi.

Ditambahkannya, yang paling baik adalah menyegerakan berbuka. Meski harus segera buka, namun tetap setelah masuk waktu maghrib.

Tepatnya setelah kumandang adzan magrib langsung membatalkan puasa atau berbuka disertai mengucap Bismillahirrahmanirrahim.

Makanan saat berbuka yang baik adalah makanan yang manis, Ustadz Abdul Somad mengatakan hal ini karena perut telah kosong atau kering selama belasan jam.

Makanan manis juga sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW yang tak lain adalah kurma.

"Dengan menyegerakan berbuka kita sudah menyediakan hak kepada tubuh, termasuk berbuka tepat pada waktunya," ujarnya.

Baca juga: Hukum dan Tata Cara Mandi Wajib Sesudah Sahur, Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Baca juga: Lafaz Doa Sambut Ramadhan 2022 Dijabarkan Ustadz Adi Hidayat, Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad SAW

Sementara sebelum memulai puasa, disunnahkan kepada umat muslim untuk melakukan sahur.

"Di dalam sahur terdapat barokah, andai ada yang tidak bisa bersahur minimal minum seteguk untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW," terangnya.

Sahur hendaknya dilakukan hingga waktu akhir sebelum fajar terbit atau waktu subuh tiba. Namun sebelum memasuki adzan subuh umumnya ada waktu imsak.

Imsakiyah adalah pertanda menjelang terbit fajar, hal ini menunjukkan agar berhati-hati dan segera bersiap mengakhiri sahur.

"Fajar Shodiq telah terbit maka tidak ada lagi waktu untuk makan, tapi mengakhirkan beberapa detik menit sebelum adzan amat sangat baik," pungkasnya.

Tonton Videonya, KLIK

Doa Berbuka Puasa

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, ada dua versi doa buka puasa yang kerap dibaca umat muslim.

Doa tersebut adalah sebagai berikut:

Doa 1

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmat Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."

Doa 2

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Artinya: “Hilanglah dahaga, basahlah tenggorokan-tenggorokan, dan telah ada pahala, insyaAllah.”

"Kedua-duanya boleh dipakai. Yang ngomong bukan Ustadz Somad tapi Syaikh Ibnu Utsaimin Ulama Saudi Arabia," terang Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ustadz Menjawab.

Ustadz Abdul Somad menambahkan, meski hadistnya dhoif atau lemah tetap boleh dipakai.

Hadits dhoif tersebut boleh digunakan bila cukup 5 syarat, pertama bukan masalah akidah tauhid.

Poin kedua bukan masalah halal haram, poin ketiga tidak terkait dengan riwayat kazab pendusta.

"Keempat masih bernaung di bawah hadist shahih dan kelima sebagai motivasi beramal, maka boleh dipakai," ujarnya.

Satu dari dua hadist tersebut yang dhoif adalah

للّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Meski statusnya lemah, Ustadz Abdul Somad mengimbau untuk tak memperdebatkan hal tersebut. Bagi yang ingin membaca dibolehkan bagi yang membaca doa versi yang lain juga dibolehkan.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved