Selebrita

Uang yang Dihabiskan Raffi Ahmad dan Nagita untuk Bayar SPP Sekolah Rafathar Terkulik, Efek Video

Putra Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yakni Rafathar telah sekolah di tingkat SD. Uang yang dihabiskan bos RANS Cilegon FC untuk SPP terungkap.

Editor: Murhan
RANS Entertaiment
Foto keluarga berempat, Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Rafathar bersama Rayyanza Malik Ahmad 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Putra presenter Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yakni Rafathar telah sekolah di tingkat SD.

Namun, kakak Rayyanza Malik Ahmad itu tak sekolah di tempat sembarangan.

Kini, terungkap biaya SPP Rafathar yang baru masuk Sekolah Dasar atau SD.

Tak main-main, jumlah uang yang dihabiskan Raffi Ahmad untuk sekolah Rafathar disebut-sebut habiskan ratusan juta untuk biaya masuk SD.

Baca juga: Tinggal di Rumah Ayu Ting Ting, Ini Keadaan Nanda dan Syifa Sahur Bareng Ayah Ozak, Menu Mie Instan

Baca juga: Ajak Ameena Tarawih, Aurel dan Atta Halilintar Ingin Cucu Krisdayanti Itu Dengar Bacaan Ini

Seperti diketahui anak sulung Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Rafathar Malik Ahmad kini duduk di kelas satu SD.

Siapa sangka biaya masuk SD Raftahar ini ternyata mencapai ratusan juta.

Hal itu diketahui, Saat Nagita Slavina dan Raffi Ahmad memilih TK Cikal sebagai tempat Rafathar menimba ilmu.

Saat lulus, kakak Rayyanza Malik Ahmad ini lantas melanjutkan sekolahnya di ACS Jakarta.

ACS Jakarta adalah International Baccalaureate World School dan Cambridge Centre resmi yang menawarkan pendidikan berstandar dunia untuk anak-anak dari usia 3 - 18 tahun.

ACS Jakarta terletak di Tol Jorr di Kelurahan Setu, sekitar 15 kilometer arah tenggara dari Jakarta Pusat.

Baca juga: Dulu Janjian dengan Vicky Prasetyo, Lihat Kelakuan Maria Ozawa Kala Tiba di Indonesia

Baca juga: Datangi Kuburan sang Ibu Bareng Kiano dan Kenzo, Baim Wong Tuai Respons Maia Estianty

Melansir Acsjakarta.sch.id, uang pangkal yang harus dibayarkan saat ingin bersekolah di ACS Jakarta untuk kelas 1 s/d 6 adalah Rp 190 juta.

Biaya pendaftarannya dibandrol Rp 4.5 juta dan biaya tes masuk per mata pelajarannya adalah Rp 500 ribu.

Dilansir dari akun Instagram @videoladygigi pada Kamis (31/3/2022), beredar video saat Rafathar dijemput pulang sekolah.

Anak sulung Raffi tampak menunggu di depan sekolah bersama gurunya.

Mengenakan masker dan membawa botol air minum, Rafathar terlihat menawan saat membuka pintu mobil.

Rafathar sendiri mengenakan sweater bertuliskan alamamater sekolahnya, ACS Jakarta.

Netizen pun tak ketinggalan memberikan komentar atas unggahan ini dan memuji Rafathar.

"Cakep banget pakai sweater gitu," tulis akun @mrs.chintiaa.

"Bisa jadi video pre debut idol nanti," tulis akun @hindaprimadhani.

"Ganteng maksimal itu mah," tulis akun @zhiniealgha.

Potret Rafathar sepulang sekolah.
Potret Rafathar sepulang sekolah. (Instagram.com/videoladygigi)

Baca juga: Status Asli Hubungan Ariel NOAH dan Luna Maya Akhirnya Terungkap, Aming: Lebih dari Soulmate

Baca juga: Jumlah Uang Hasil Tinju Vicky Prasetyo dan Azka Corbuzier Dikuak Diaz, Sebut Duda Kalina si Mr Cuan

Simak 8 Kiat Memilih Sekolah Ideal untuk Anak

Libur tengah semester telah tiba. Meski kenaikan kelas dan tahun ajaran baru masih akan dimulai pertengahan tahun depan, namun pendaftaran siswa baru di sejumlah sekolah sudah dimulai.

Setiap orangtua tentu ingin menyekolahkan anak di tempat terbaik, namun memilih sekolah "terbaik" sering kali menempatkan orangtua pada dilema harus memilih sekolah yang mana.

Melansir laman Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), orangtua disarankan memilih sekolah yang ideal bagi anak.

Artinya, kebutuhan setiap anak bisa berbeda sehingga sekolah favorit di kota belum tentu ideal bagi anak.

Berikut sejumlah tips memilih sekolah yang ideal bagi anak, melansir Sahabat Keluarga Kemendikbud:

1. Libatkan anak dalam memilih

Melibatkan anak ketika memilih sekolah merupakan langkah penting. Orangtua perlu memahami bahwa yang nantinya bersekolah adalah anak.

Kondisikan agar proses mencari sekolah dasar tidak menjadi beban berat bagi si anak, melainkan menjadi proses belajar yang menyenangkan.

Lalu bagaimana jika ternyata pilihan anak jatuh pada sekolah yang menurut orang tua kurang sesuai? Di sinilah diskusi antara anak dan orangtua diperlukan.

Anak akan merasa bangga karena diberi kesempatan memilih dan berdiskusi tentang hal yang penting.

Baca juga: Ucapan Maaf Syahrini Saat Ramadhan di Singapura, Istri Reino Barack Pajang Foto Tenteng Tas Hermes

Baca juga: Isu Nikah Siri Nissa Sabyan dan Ayus Sabyan Mencuat, Ustadz Zacky Mirza Buka Suara: Hanya Mendoakan

2. Memiliki program yang terukur dan realistis

Banyak ahli yang mengingatkan, sekolah yang memiliki kualitas baik tentu saja memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan realistis.

Pernyataan visi dan misi ini dapat dipotret dari beberapa aspek nilai (value) yang ditonjolkan sekolah, antara lain nilai keagamaan, akademis, karakter, perilaku, kecakapan hidup, kemandirian dan nilai kewirausahaan (entrepreneurship).

3. Tidak hanya prestasi akademis

Tak sedikit orangtua yang saat ini masih memandang aspek akademis menjadi pertimbangan pertama dalam memilih sekolah.

Maka, tidak mengherankan jika banyak orang tua yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan sekolah dengan prestasi akademik tinggi.

Kemendikbud menyarankan baiknya orangtua tidak lagi terjebak pada istilah-istilah sekolah favorit, unggulan, plus, akselerasi, standar internasional dan label-label "wah" lainnya.

Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menggali, menemukan, mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh potensi atau kecerdasan majemuk peserta didiknya, tidak hanya pada hanya pada aspek kognitif saja atau academic minded.

4. Peran guru

Kurikulum yang ideal adalah penting, tetapi yang lebih penting yang menjalankannya, yaitu guru.

Guru adalah ujung tombak pendidikan untuk mencetak dan mengkader generasi penerus yang didambakan. Apalah artinya kurikulum yang ideal jika tidak didukung oleh pelaksananya, yaitu sumber daya manusia yang cakap.

Maka tidak heran, jika pemerintah terus-menerus berusaha meningkatkan kompetensi guru melalui berbagai program, antara lain penataran, beasiswa pendidikan dan program sertifikasi guru.

Maka, pilihlah sekolah dengan guru-guru yang memesona dan menginspirasi. Tak hanya tampilan fisik mereka, tetapi perkataan, sikap dan perilaku yang bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.

5. Kurikulum

Orangtua dan calon siswa disarankan untuk benar-benar jeli dan teliti dalam memilih sekolah, terutama pertimbangan dari sisi kurikulum yang diterapkan sekolah tersebut.

Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah juga perlu dicermati, dalam konteks apakah kegiatan tersebut dapat mengoptimalkan bakat, minat dan potensi peserta didik.

Walaupun penerapan kurikulum ini sudah diatur dan diseragamkan pemerintah, tetapi penyelenggara pendidikan dapat melakukan modifikasi-modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekolah (kekayaan lokal), lingkungan, dan kebutuhan masyarakat.

Di masa pandemi, orangtua dapat menilai apakah sekolah tersebut mampu memenuhi kebutuhan anak di luar akademis meski pembelajaran dilakukan online, misalnya kebutuhan untuk tetap beraktivitas fisik, kebutuhan untuk mengonsumsi makanan sehat, kebutuhan membentuk karakter baik dan sebagainya.

6. Lokasi

Meski saat ini pembelajaran masih dilakukan secara daring, mempertimbangkan lokasi atau jarak dari rumah ke sekolah tetap menjadi hal penting.

Jangan sampai energi anak menjadi terbuang di jalan. Bisa dibayangkan seorang anak harus bangun pagi-pagi sekali karena letak sekolahnya yang jauh.

Tentu ia pulang dalam keadaan lelah karena jarak yang ditempuhnya memakan waktu yang lama. Belum lagi jika terjadi kemacetan lalu lintas, yang bisa mengakibatkan anak sering terlambat pulang maupun masuk sekolah.

7. Pertimbangkan pendidikan agama

Melalui pendidikan agama yang cukup, diharapkan para peserta didik akan memiliki kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai tugas, peran dan tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan, sebagai anak, sebagai siswa dan sebagai anggota masyarakat.

Dalam implementasinya, anak mampu menghargai orang lain dengan segala perbedaan serta mampu memilah dan memilih kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat.

Sehingga, porsi pendidikan agama yang diterapkan oleh suatu sekolah hendaknya menjadi bahan pertimbangan penting orang tua dan anak dalam memilih sekolah.

8. Sarana dan prasarana

Sekolah diibaratkan sebagai rumah kedua bagi anak-anak, sehingga sekolah yang baik mampu memenuhi kebutuhan siswa.

Sehingga, komponen pendidikan yang tak kalah penting adalah sarana dan prasarana yang mendukung. Mulai dari bangunan fisik, ruang kelas, taman, perpustakaan, laboratorium, sarana olah raga dan kesenian, arena bermain, kantin, perlengkapan kelas, sampai dengan alat peraga edukasi yang dimiliki.

Baca juga: Penampakan Anak Stefan William Ikut Shalat Tarawih, Celine Evangelista Soroti Ulah Lucio dan Koa

Baca juga: Keadaan Tubuh Arya Saloka Kala Adegan Tak Pakai Baju Disorot Fan, Lawan Main Amanda Manopo: Monggo

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Biaya SPP Rafathar yang Baru Masuk SD, Anak Raffi Ahmad Masuk Sekolah Habiskan Ratusan Juta

Sumber: Surya Online
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved