Selebrita

Tolak Bertemu Galih Ginanjar, King Faaz Ucap Ini pada Fairuz A Rafiq: Jangan Pernah Sebut Nama Dia

Luka King Faaz pada ayah kandungnya, Galih Ginanjar belum pulih. Pada Fairuz A Rafiq, putra sambung Sonny Septian menolak bertemu Galih Ginanjar.

Editor: Murhan
Instagram kingfaazarafiqreal/galihginanjar
King Faaz dan ayah kandungnya, Galih Ginanjar. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Rupanya luka yang dirasakan King Faaz pada ayah kandungnya, Galih Ginanjar belum pulih.

Bahkan, King Faaz itu mengaku tak mau bertemu dengan Galih Ginanjar.

Bukan hanya itu, putra sambung Sonny Septian itu sampai tak mau mendengar nama Galih Ginanjar.

Diketahui, Galih Ginanjar sewaktu King Faaz masih kecil tak sama sekali memperdulikannya dan sampai ingin tes DNA akhirnya menyesal.

Baca juga: Ucapan King Faaz Bikin Galih Ginanjar Tersadar, Kini Tak Berani Datangi Rumah Fairuz A Rafiq

Baca juga: Pemicu Suster Rahma Berhenti Asuh Kiano Baim Wong Dituding Gegara Chelzea, Paula Verhoeven Bereaksi

King Faaz saat ini tumbuh menjadi anak yang pintar, santun dan menjadi idola baru dikalangan warganet.

Galih Ginanjar yang melihat kepintaran anak kandungnya tersebut akhirnya memohon pada Fairuz A Rafiq mantan istrinya untuk bertemu dengan King Faaz.

Banyak sekali isu yang beredar bahwa Fairuz A Rafiq tidak memperbolehkan bahkan sangat melarang Galih Ginanjar bertemu.

Ternyata yang terjadi adalah Fairuz A Rafiq tidak pernah melarang hal tersebut.

Fairuz A Rafiq bahkan mengaku bahwa putranya sendiri yang menolak untuk bertemu dengan Galih Ginanjar.

"Aku sampai detik ini enggak pernah mencoba untuk menjelekkan bapaknya, sampai sekarang aku enggak pernah," kata Fairuz A Rafiq, mengutip dari YouTube Trans7 Official, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Bayaran Jadi Babysitter Ameena dari Aurel dan Atta Halilintar Disentil Lucinta Luna, Minta Satu Rumah

Baca juga: Isi Tabungan Angelina Sondakh Nol, Janda Adjie Cerita Momen Cari Utang Rp 5 Juta untuk Tebus Obat

Tak hanya menolak tidak ingin bertemu ayah kandungnya, King Faaz juga menolak bila Fairuz A Rafiq menyebut nama Galih Ginanjar padanya.

"Faaz sekarang sudah besar, sudah bisa memahami, dan akhirnya dia ngomong sama aku, 'mami jangan pernah sebut nama dia, Faaz enggak mau'," kata Fairuz A Rafiq menirukan perkataan King Faaz

Melihat perlakuan sang anak Fairuz A Rafiq pun mencoba untuk memahami keinginan anaknya.

Fairuz A Rafiq juga melihat bahwa sang anak dari dulu nampak seperti orang yang sangat tersakiti, luka itu pun hingga saat ini masih sangat mendalam bagi King Faaz.

"Jadi ya sudah aku coba memahami, dari dulu tuh dia sebenarnya kayak merasakan (tersakiti) karena dia enggak pernah melihat sosoknya (Galih sebagai ayah) ada," ungkap istri Sonny Septian ini

Diketahui Galih Ginanjar sempat menjadi perhatian publik lantaran memposting sebuah potret lawas putra semata wayangnya, King Faaz.

Ia memposting potret semata wayangnya tersebut melalui postingan akun Instagram pribadinya @galihginanjar.

Baca juga: Bau Tubuh Ariel NOAH Jadi Sebab Celine Evangelista Tegas Pilih Marshel, Singgung Soal Keringat

Baca juga: Akhirnya Kru Ikatan Cinta Bocorkan Nasib Arya Saloka, Bongkar Fakta Asli Lawan Main Amanda Manopo

Dalam postingan tersebut Galih Ginanjar menuliskan bahwa King Faaz bukanlah raja ataupun prabunya, melainkan darah dagingnya yang wajahnya sangat mirip dengan mantan suami Fairuz A Rafiq.

"King Faaz... Kamu bukalah rajaku.. Bukan juga prabuku... Maaf sayang kamu adalah darah dagingku... Yang sangat mirip dengan wajahku..," tulis Galih Ginanjar pada postingan di akun Instagram pribadinya

Ia pun meminta maaf pada King Faaz karena dulu tak mengakuinya sebagai anak.

Galih Ginanjar juga meminta King Faaz untuk membisikkan kepada mantan istrinya agar memaafkan dirinya atas segala dosa yang sudah diperbuat.

"Maaffkanlah sayang...," tulis Galih Ginanjar lagi.

"Sampaikanlah bisikan hatiku kepada Mamimu.. Daddymu memohon maaf yang setulus-tulusnya.. Atas segala dosa yang pernah daddy lakukan.. Sehingga kamu jauh dr Aku..," lanjutnya.

Tak hanya menuliskan pesan untuk King Faaz dan mantan istrinya

Galih Ginanjar juga menyampaikan bahwa dirinya sangat salut dan bangga dengan ayah sambung anak semata wayangnya, Sonny Septian.

Ia juga meminta untuk King Faaz menyayangi ayah sambungnya itu.

"Sayangilah ayah sambungmu karena dia telah menyayangimu dengan tulus.. Membuat aku salut dan bangga dengannya.. Karena sesungguhnya dialah pria yg baik hati.. Sangat sayang juga dengan mamimu..," ungkap Galih Ginanjar.

Diakhir kata Galih Ginanjar berdoa semoga King Faaz menjadi anak yang sholeh seperti ibunya.

"Akhir kata terimalah peluk cium dari Daddy.. Sayang semoga kamu menjadi anak yg soleh seperti ibumu..," tulis Galih Ginanjar.

Baca juga: Nasib Asmara Luna Maya dengan Hajimu dan Ryochin Mencuat Lagi, Imbas Kiriman Bunga ke Jepang

Baca juga: Teriakan Agnez Mo Lihat Pempek Kapal Selam di Amerika, Review Makanan Bareng Youtuber Top AS

Ayah, Jangan Lakukan 5 Hal Ini pada Anak

Sudah umum bila para orangtua seringkali kewalahan mengatur anaknya. Maka sejak jaman kakek nenek pulalah kita mendengar berbagai cerita dan kebiasaan menghukum anak agar menurut.

Metode hukuman yang dilakukan seringkali menjadi kebiasaan yang diterima sebagai sesuatu yang wajar dari generasi ke generasi.

Namun kini, ada beberapa cara menghukum yang sudah tidak relevan lagi untuk membuat anak menjadi menurut.

Alih-alih mengajarkan disiplin, beberapa jenis hukuman malah bisa menimbulkan trauma dan luka batin pada anak. Apa sajakah cara-cara yang sebaiknya sudah tidak kita pakai lagi?

Pukulan di Bokong

Dahulu, bokong dianggap sebagai tempat yang wajar untuk dipukul karena tidak akan meninggalkan luka fisik.

Bahkan pada tahun 2014, dalam sebuah study, ada 76 persen ayah dan 65 persen ibu menganggap pukulan di bokong boleh saja dilakukan untuk menghukum anak.

Untunglah praktek seperti itu sudah banyak berkurang, karena berdasarkan penelitian, hukuman seperti itu ternyata tidak efektif, bahkan kontra produktif.

Study tahun 2016 yang dipublikasikan di Journal of Family Psychology meneliti kembali data riset 50 tahun tentang 160.000 anak yang pernah dihukum dengan pukulan di bokongnya.

Berdasarkan data itu, para peneliti menemukan bahwa jenis hukuman itu kurang berhasil mengubah perilaku nakal pada anak.

Sebaliknya, pukulan pada bokong justru memunculkan perilaku yang tidak sehat, trauma mental, sifat agresi, dan kecenderungan anak menjadi anti sosial. Lebih buruk lagi, hukuman seperti itu justru menjadi semacam pelecehan terhadap anak.

Oleh karenanya para ahli menyarankan agar orangtua tidak lagi menggunakan hukuman itu terhadap anak. Menurut penulis buku “No Drama Discipline” Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson, kontak fisik memang bisa menjadi cara yang ampuh.

Namun daripada melakukannya dengan “kekerasan”, lebih baik bila kita jongkok setara dengan tinggi anak, lalu memberi sentuhan yang lebih lembut agar mereka fokus.

Berteriak kepada anak

Saat perilaku anak ribut dan menjengkelkan, kita sering kehilangan kesabaran lalu berteriak menyuruh mereka berhenti berulah. Benarkah cara itu? Ternyata tidak.

Cara yang lebih baik dan lebih berhasil untuk membuat anak berhenti berulah adalah dengan mendekatinya dan berbicara dengan suara tenang.

Itu adalah taktik agar anak mengikuti suasana itu dan memahami bagaimana sebaiknya berbicara. Selain itu, bila kita bicara pelan, anak akan berusaha mendengar dan menghentikan teriakannya.

Menurut para peneliti pendidikan anak, sikap marah dan frustasi justru akan memancing teriakan lebih keras lagi dari anak.

Bila itu menjadi kebiasaan, anak akan menganggap hal itu sebagai yang lumrah sehingga tidak berusaha mengubah sikapnya.

Namun komunikasi yang lembut dan tenang akan menghadirkan suasana yang lebih efektif untuk memberi tahu anak.

Mendidik dengan keras

Ada cara yang dianggap benar untuk menghasilkan anak yang baik dan penurut. Yakni dengan didikan yang keras.

Baca juga: Bukti Bucinnya Verrell Bramasta pada Natasha Wilona, Perlakuan Putra Venna Melinda Terekam

Baca juga: Alamat Rumah Baru Ayu Ting Ting di Hutan Jadi Sorotan, Efek Arsitek Posting Desain Istana Putri Ozak

Namun cara itu ternyata tidak mendorong anak untuk memunculkan rasa empati.

Selain itu cara yang keras juga tidak adil karena orangtua tidak menjadi model dalam berperilaku seperti yang mereka tuntut terhadap anak. Ini seolah kekuasaan mutlak yang secara sepihak dimiliki orangtua.

Study menyebutkan bahwa tuntutan keras terhadap anak kecil bukan cara yang produktif. Lebih baik jika orangtua memberi penjelasan tentang mengapa hal-hal tertentu perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya.

Seorang anak yang malas belajar misalnya, tidak bisa dipaksa memelototi buku di depannya dengan perasaan takut dimarahi.

Ia mungkin hanya sekedar membaca tanpa memahami maknanya. Lebih baik bila ia dijelaskan mengapa perlu belajar dan apa gunanya, sehingga tindakan belajar itu muncul karena kesadarannya.

Selalu berkata tidak

Selalu berkata tidak bila anak meminta sesuatu justru menjadikan mereka mencari cara untuk mengakalinya.

Dalam beberapa pertengkaran, mengalah atau mengatakan ya adalah sebuah strategi guna menghindari konflik yang tidak perlu.

Namun dalam hal ini orangtua harus melihat apa permintaan anaknya. Jika anaknya minta ijin untuk bermain dengan gergaji listrik misalnya, apakah Anda akan mengatakan ya?

Hal utama yang harus diperhatikan orangtua adalah keselamatan dan kesehatan anak-anaknya. Ingat, kita berhadapan dengan makhluk kecil yang kadang-kadang tidak mengerti apa yang diinginkannya.

Orangtua bisa mengatakan ya bila kondisi memungkinkan, atau disertai syarat tertentu. Misalnya, ya, kamu boleh melakukan ini dengan syarat...

Nah syarat yang diajukan orangtua sebaiknya disertai penjelasan mengapa hal itu perlu dipatuhi dan apa tujuannya.

Dengan demikian, anak memiliki tanggung jawab terhadap perbuatan dan sadar akan akibat dari keinginannya.

Tidak mau kompromi

Hidup di jaman apakah Anda sehingga tidak bersedia melakukan kompromi dengan anak-anak? Ada cara bernegosiasi dengan anak-anak yang menuntun mereka pada perilaku lebih baik di kemudian hari.

Hal yang harus dilakukan orangtua adalah membuat kesepakatan di mana kita sebenarnya yang memegang kendali, namun membuatnya anak merasa dimenangkan dengan perjanjian itu.

Awalnya orangtua harus membangun empati agar anak merasa nyaman. Lalu berikanlah pilihan-pilihan pada anak sesuai dengan batasan yang kita tetapkan.

Biasanya anak merasa di atas angin karena bisa menentukan pilihan. Anak seringkali tidak menyadari bahwa semua pilihan itu adalah pilihan baik yang sudah diatur bagi mereka.

Dengan cara itu, anak akan merasa diberi kebebasan menentukan apa yang mereka inginkan, dan tidak menganggap orangtuanya sebagai orangtua kaku yang tidak asyik.

Baca juga: Wajah Asli Nita Gunawan Sebelum Terkenal Disorot Kala Heboh Raffi Ahmad dan Nagita, Lihat Hidungnya

Baca juga: Dalih Kuat Rizky Billar dan Lesti Kejora Mau Terima Uang Sekoper dari Pihak DNA Pro, Akui Kesalahan

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Luka King Faaz Sangat Mendalam, Anak Sambung Sonny Septian Tak Ingin Dengar Nama Galih Ginanjar

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved